Tidak Makan dan Minum, Berapa Lama Manusia Bisa Bertahan Hidup?

Berapa lama manusia bisa bertahan tanpa makan dan minum? Mojok.co

Ilustrasi

MOJOK.COEmpat jenazah di Kalideres, Jakarta Barat, diduga meninggal dunia karena tidak makan. Jenazah yang masih satu keluarga itu ditemukan di rumahnya dalam kondisi mengering, hanya tersisa kulit dan tulang. 

Penghuni rumah diketahui meninggal dunia setelah warga sekitar mencium bau menyengat dari dalam rumah, Kamis (10/11/2022). Penyebab kematian satu keluarga itu masih diselidiki hingga saat ini. Namun, melihat jasad ditemukan dalam kondisi mengering, ada dugaan penyebab kematiannya karena tidak makan. 

“Berdasarkan pemeriksaan bahwa dari lambung para mayat ini tidak ada makanan, jadi bisa diduga berdasarkan pemeriksaan dari dokter bahwa mayat ini tidak ada makan dan minum cukup lama, karena dari otot-ototnya sudah mengecil,” kata Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Pasma Royce, Jumat (11/11/2022), seperti dikutip dari CNN Indonesia

Bagaimana kelaparan menyebabkan kematian?

Dilansir dari Healthline, makanan dan minuman berfungsi sebagai sumber energi dan hidrasi sehingga tubuh bisa beraktivitas sehari-hari. Kondisi ketika tubuh tidak menerima cukup kalori untuk menjalankan aktivitas disebut dengan kelaparan. Ini bisa terjadi apabila jumlah makanan yang dikonsumsi memang berkurang atau tubuh tidak mampu mencerna nutrisi yang ada dalam makanan. 

Ketika kalori tidak tersedia, tubuh akan mengubah metabolismenya untuk menekan penggunaan energi. Apabila asupan nutrisi dalam tubuh tidak segera diperbarui, kelaparan bisa berujung pada kematian. Berdasar pengamatan pakar terhadap kasus-kasus yang terjadi selama ini, seseorang bisa bertahan hidup antara delapan hingga 21 hari tanpa makanan dan minuman. Berbagai faktor seperti usia dan kesehatan turut berpengaruh terhadap kemampuan seseorang bertahan hidup tanpa makanan dan minuman. 

Lalu, bagaimana makanan bisa menjadi sumber energiDi kondisi normal, makanan yang dikonsumsi akan dipecah menjadi glukosa. Glukosa inilah yang menjadi sumber energi untuk beraktivitas. Selama 24 jam tanpa makanan, stok glukosa dalam tubuh akan terkikis. Apabila tidak ada lagi makanan yang diubah menjadi glukosa, tubuh akan mulai mengubah glikogen dari hati dan otot menjadi glukosa. 

Setelah dua hari tanpa makanan, glukosa dan glikogen akan semakin berkurang. Tubuh akan mengurai jaringan otot menjadi energi. Proses ini memang bisa memberikan energi sementara ketika tubuh melakukan perubahan metabolisme. Namun, guna menghindari kehilangan otot, tubuh juga mulai mengandalkan simpanan lemak untuk mengubah keton untuk energi. Proses ini dinamai ketosis. 

Memasuki hari kelima tanpa makanan, seseorang bisa kehilangan satu hingga dua kilogram (kg) berat badan setiap harinya. Setelah beberapa hari kelaparan, penurunan berat badan akan melambat menjadi kurang lebih 0,3 kg setiap harinya.

Setelah simpanan lemak sepenuhnya telah digunakan, tubuh kan kembali mengurai otot menjadi energi, sebab hal itulah satu-satunya bahan bakar yang tersisa. Di fase inilah tubuh akan mengalami tanda-tanda buruk. 

Studi dari British Medical Journal Trusted menjelaskan, efek samping perlu dipantau secara ketat ketika sudah kehilangan lebih dari 10% barat bedan mereka. Kondisi bisa memburuk apabila seseorang kehilangan 18% dari berat tubuhnya. 

Tidak ada kepastian berapa lama seseorang bisa bertahan hidup tanpa makanan. Namun, harapan hidup akan lebih panjang apabila persediaan air memadai. Secara umum, seseorang bisa bertahan hidup sekitar satu minggu tanpa makanan dan minuman. Apabila ada persediaan air, seseorang memungkinkan hidup dua hingga tiga bulan. Berbeda dengan kekurangan makanan, tubuh tidak memiliki cadangan air apabila kekurangan asupan air ke dalam tubuh. Fungsi ginjal juga lebih cepat menurun tanpa ketersediaan cairan. 

Penulis: Kenia Intan
Editor: Purnawan Setyo Adi

BACA JUGA Fast Food dan Junk Food Itu Beda, Plis Jangan Sampai Tertukar  

Exit mobile version