Stasiun Ceper Klaten, Stasiun Tua yang Aktif Kembali setelah 10 Tahun Mati

Stasiun Ceper Klaten Aktif Kembali setelah 10 Tahun Mati MOJOK.CO

Stasiun Ceper Klaten Aktif Kembali setelah 10 Tahun Mati (https://heritage.kai.id)

MOJOK.COStasiun Ceper kembali aktif melayani penumpang setelah 10 tahun berhenti. Stasiun tua itu dibuka lagi pada 2021 untuk melayani penumpang Kereta Rel Listrik (KRL) Jogja-Solo.

Stasiun Ceper adalah stasiun mungil yang berada di Klaten. Tepatnya di Jalan Stasiun Ceper, Klepu, Ceper, Klaten. Walau beralamat di Klaten, stasiun yang terletak pada ketinggian +133 m itu masih masuk dalam Daerah Operasi VI Yogyakarta.

Stasiun ini menjadi salah satu stasiun di Klaten yang diaktifkan kembali pada 2021. Pengaktifan kembali stasiun tua itu bertujuan melayani naik-turun penumpang KRL Jogja-Solo. Asal tahu saja, stasiun ini terakhir kali beroperasi untuk naik-turun penumpang pada 2011. Pada saat itu stasiun terpaksa tutup karena sepi penumpang kereta api.

Sebelum benar-benar berhenti beroperasi pada 2011, Stasiun Ceper sudah ratusan tahun melayani penumpang. Stasiun mungil itu merupakan peninggalan perusahaan kereta api Belanda bernama Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS). Sejak dibangun hingga ditutup pada 2011, setidaknya stasiun lawas itu sudah melayani penumpang selama 139 tahun.

Stasiun kereta api ini dibangun pada 10 Juni 1872. Diperkirakan stasiun hadir ketika pembangunan  jalur kereta api Solo Balapan- Jogja. Pada waktu itu, stasiun hadir untuk mengangkut komoditas. Sebagai gambaran, di sekitar Stasiun ceper terdapat dua pabrik gula dan kawasan industri pengecoran logam. Bahkan, dahulu, stasiun ini memiliki percabangan jalur ke Pabrik Gula Ceperbaru.

Tidak sekadar mengangkut komoditas, stasiun kemudian membuka layanan naik turun untuk penumpang. Layanan ini atas desakan pemerintahan kolonial Belanda. Konon pada waktu itu banyak penumpang naik dan turun melalui Stasiun Ceper.

Matinya Stasiun Ceper bukti kereta api pernah kalah dari bus

Ketika Indonesia merdeka, Republik Indonesia mengambil alih perusahaan-perusahaan yang dikelola Beland. Salah satunya perusahaan kereta api. Pengelolaan kereta api kemudian beralih ke Djawatan Kereta Api (DKA) yang berada di bawah pemerintahan RI.

Setelah masa itu, stasiun masih berfungsi seperti biasa untuk naik turun penumpang. Stasiun sempat menjalani renovasi karena rusak akibat Agresi Militer Belanda. Namun setelahnya, stasiun berfungsi kembali seperti sebelumnya. Pada saat itu kereta api yang terkenal adalah  Kereta Rel Diesel (KRD) Kuda Putih yang setiap hari berhenti di Stasiun Ceper sebanyak  4-6 kali.

Penurunan jumlah penumpang mulai terasa mulai 1970-an. Pada saat itu, kereta api punya pesaing kuat, yakni angkutan bus. Perusahaan Otobus (PO) memang mulai tumbuh subur saat itu. Banyaknya armada dan pilihan PO, penumpang menganggap bus lebih fleksibel dari sisi waktu maupun jalur.

Stasiun Ceper masih melayani naik-turun penumpang hingga sekitar 2000-an. Kondisi pada saat itu, kereta api penumpang memang tidak lagi berhenti secara reguler. Oleh karenanya, stasiun menjadi semakin sepi hingga akhirnya harus tutup di 2011.

Penulis: Kenia Intan
Editor: Agung Purwandono

BACA JUGA Stasiun Kutoarjo Lebih Tua daripada Stasiun Purworejo, Ini Alasan di Baliknya
Cek berita dan artikel Mojok lainnya di Google News

Exit mobile version