Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Beranda Kilas Sosial

Pesantren EMAS, Siasat PWNU DIY Atasi Sampah yang Dihasilkan Para Santri

Ardhias Nauvaly Azzuhry oleh Ardhias Nauvaly Azzuhry
2 Agustus 2023
0
A A
pesantren emas mojok.co

Para peserta Pesantren Emas (Adib M. Lubis/panggungharjo.desa.id)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Dari Desa Panggungharjo, Bantul, para santri mempelajari ilmu pengelolaan sampah. Semua dilakukan demi mewujudkan kemandirian ponpes agar terbebas dan tidak membebani lingkungan sekitar dengan sampah.

Sudah sejak lama pengelolaan sampah menjadi fokus utama warga Desa Panggungharjo. Salah satunya dibuktikan dengan pendirian Kelompok Usaha Pengelolaan Sampah (KUPAS) pada 2013. Maka ketika Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan ditutup sementara, mereka tidak kalang kabut.

Kemandirian ini kemudian mereka tularkan kepada pesantren-pesantren dari berbagai daerah melalui program bertajuk “Pesantren EMAS (Ekosistem Madani Atasi Sampah)”.

Pesantren Emas, siasat PWNU DIY atasi sampah

Pesantren Emas sendiri merupakan program inkubasi pendidikan pengelolaan sampah yang digagas Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Daerah Istimewa Yogyakarta (PWNU DIY) di 12 pesantren di Jawa Tengah dan DIY. Beberapa di antaranya ialah Ponpes Daarul Qur’an Wonosari, Ponpes Jambu Cirebon, dan Ponpes Kempek Cirebon. Program ini berlangsung pada 3-31 Juli 2023.

Selama sebulan, 40 peserta yang merupakan pengurus pesantren diberikan materi dasar seputar pengelolaan sampah dan observasi lapangan di Desa Panggungharjo dan pesantren mitra. Setelah itu, barulah mereka diminta membuat perencanaan pengelolaan sampah di masing-masing pesantrennya.

Program ini dipimpin oleh Universitas Nahdlatul Ulama Yogyakarta yang bekerja sama dengan KUPAS (Kelompok Usaha Pengelola Sampah) Desa Panggungharjo, Yayasan Fahmina Cirebon, serta PT. Pegadaian.

Pesantren, salah satu penghasil sampah yang banyak

Tidak bisa dimungkiri bahwa pesantren merupakan salah satu tempat yang mengasilkan sampah dengan volume yang banyak terutama sampah sisa-sisa dapur dari pengolahan makanan santri.

Wahyudi Anggoro Hadi, Lurah Panggungharjo, menulis dalam bukunya, Satu Bumi, bahwa sampah di daerahnya besar kemungkinan berasal dari selain warga tetap, yakni mahasiswa dan santri. Di Panggungharjo sendiri ada 3.600 santri yang bermukim di sana.

Fakta lapangan di Desa Babakan Cirebon unik lagi. Ada situasi di mana jumlah santri lebih banyak dari penduduk desa. Ketua Kebersihan Pesantren Kebon Jambu Cirebon Ahmad Rifa’i (21) mengonfirmasi hal tersebut.

“Sampai 2.000 kalau ditotal putra-putri,” kata Rifa’i.

Masih di Cirebon, situasi yang sama juga terjadi pada Pesantren Khas Kempek yang dihuni 7.000 santri. “Desa Kempek pasti sepi kalau santri sedang liburan,” tutur Arfan Maulana (20), salah satu ketua asrama di pesantren tersebut.

Pemilahan sampah dan mengurangi penggunaan plastik jadi kunci

Sejak dulu, Arfan sudah resah dengan persoalan sampah di pesantrennya. Sebab, penampungan sampah di dekat lapangan olahraga pesantrennya sering menumpuk. Namun, setelah tim kebersihannya berkunjung ke Desa Pnggungharjo pada 2022 silam, masalah sampah berangsur-angsur bisa teratasi meski masih jauh dari kata sempurna.

“Sudah dipilah, namun belum konsisten. Ada gedung yang belum menyediakan kotak sampah terpisah sehingga pemilahan di tingkat kamar menjadi sia-sia,” ungkapnya.

Salah satu solusi mengatasi sampah yang ia dapat ialah dengan mengurangi penggunaan plastik. Ilmu mereduksi sampah plastik ini ia dapatkan di pesantren Darul Qur’an Wonosari yang ia tinggali selama seminggu.

“Mereka tidak menggunakan uang tunai melainkan kartu elektronik terbitan pesantren sehingga sedikit mengurangi jajan di luar yang sulit dikontrol penggunaan plastiknya,” tutur Rifa’i.

Kebijakan konkret dari pengurus Ponpes jauh lebih penting dari sekadar infrastruktur

Meski demikian, ia masih melihat ada kekurangan di pengelolaan sampah Pesantren Darul Qur’an Wonosari. Pengelolaan sampah di pesantren tersebut kurang terorganisir pengelolaannya. Padahal, secara infrastruktur pesantren tersebut sudah memadai, salah satu ukurannya ialah mereka sudah memiliki mesin cacah untuk botol plastik.

“Sayangnya, sampai sekarang mereka belum sekalipun menjual hasil sampah tercacah,” katanya, lalu memastikan bahwa pesantrennya mesti siap secara manajerial sebelum alat-alat didatangkan.

Menurut kedua pengurus pesantren ini, pengelolaan sampah bukan hanya soal alat-alat. Arfan misalnya, menganggap bahwa pengelolaan sampah butuh kebijakan yang konkret dari pemilik pondok pesantren yakni kyai dan nyai pengasuh.

Baginya, target akhir berupa melepaskan ketergantungan pada layanan Dinas Lingkungan Hidup perlu rencana jangka panjang yang dirancang dari level pengasuh.

Rifa’i pun demikian, menekankan pentingnya sosialisasi langsung oleh pengasuh. “Kalau Tim Kebersihan yang sosialisasi melulu, satu kepengurusan akan habis hanya untuk menghimbau. Lain cerita bila dari pengasuh langsung, pasti nurut semua santrinya,” cetus santri yang sejak OSIS MTs selalu jadi bagian kebersihan ini.

Penulis: Dhias Nauvaly
Editor: Iradat Ungkai

BACA JUGA Mengungkap Alasan Keluarga Terakhir di Kampung Mati Kulon Progo Pindah Rumah

Cek berita dan artikel lainnya di Google News

Terakhir diperbarui pada 2 Agustus 2023 oleh

Tags: Desa PanggungharjoPesantrensampahSampah DIY
Iklan
Ardhias Nauvaly Azzuhry

Ardhias Nauvaly Azzuhry

Magang Mojok

Artikel Terkait

Mengenal Ngaji dengan Bahasa Isyarat ala Pondok Pesantren Tunarungu-Tuli Jamhariyah Sleman
Movi

Mengenal Ngaji dengan Bahasa Isyarat ala Pondok Pesantren Tunarungu-Tuli Jamhariyah Sleman

21 Maret 2025
Gaya mewah gus di pesantren masa kini MOJOK.CO
Ragam

Gaya Mewah Para Gus Masa Kini, Upaya Relevan dengan Zaman atau Meninggalkan Kezuhudan?

20 Maret 2025
Kiamat Sampah dan Hal-Hal Lain yang Mempercepat Bali Tak Layak Lagi Dikunjungi.MOJOK.CO
Ragam

Kiamat Sampah dan Hal-Hal Lain yang Mempercepat Bali Tak Layak Lagi Dikunjungi

26 Desember 2024
Sampah Jogja, Darurat Sampah Jogja.MOJOK.CO
Aktual

Warga Jogja Paling Berisik di Medsos Soal Sampah, Tapi Pemerintahnya Tutup Mata dan Telinga

8 Juni 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

4 Bakpia Jogja yang Bikin Kecewa, Wisatawan yang Mau Beli Mending Pikir Dua Kali

4 Bakpia Jogja yang Bikin Kecewa, Wisatawan yang Mau Beli Mending Pikir Dua Kali

3 Juli 2025
Festival Literasi Jogja 2025 di Yogyakarta: Contoh kegiatan literasi yang mengajak masyarakat berpikir aras tinggi MOJOK.CO

Festival Literasi Jogja 2025 Ajak Masyarakat Berpikir Aras Tinggi di Tengah Tantangan Literasi Indonesia di Tingkat Dunia

9 Juli 2025
Naik Bus Ladju ekonomi Surabaya Jember: takjub dengan jenis penumpangnya, bersiap dengan banyak hal tak terduga MOJOK.CO

Naik Bus Ladju Ekonomi Surabaya-Jember: Takjub sama Jenis Penumpangnya, Bikin Waswas karena Banyak Hal Tak Terduga

9 Juli 2025
5 Kuliner Magelang yang Jarang Disantap dan Dihindari Warga Lokal

5 Kuliner Magelang yang Jarang Disantap dan Dihindari Warga Lokal

9 Juli 2025
Rosalia Indah PO Bus Penuh Drama, dari Maling sampai Kecoa (Unsplash)

Rosalia Indah, PO Bus yang Terlalu Penuh Masalah Membuat Penumpang Merasa Tidak Aman Apalagi Masalah Maling Hingga Kemunculan Kecoa

5 Juli 2025

AmsiNews

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Cara Kirim Artikel
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Kerja Sama
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.