Di balik logo perayaan hari jadi Klaten ke-220 ada berbagai makna mendalam. Makna yang berangkat dari kearifan budaya dan sejarah wilayah tersebut.
Kabupaten Klaten akan merayakan hari jadi yang ke-220 pada Minggu, 28 Juli 2024 mendatang. Sejumlah rangkaian agenda untuk menyemarakkan momen penting itu telah berlangsung.
Salah satu corak yang muncul pada rangkaian peringatan hari jadi tersebut adalah logo yang khas. Logo ini akan mewarnai berbagai dekorasi perayaan acara.
Sepintas, logo hari jadi Klaten ke-220 bermotif bulu merak berwarna merah. Melansir rilis resmi Pemkab Klaten, bulu merak menjadi simbol keindahan dan kecantikan.
Bulu merak dikenal karena keindahan dan warna warni yang memukau, melambangkan estetika, seni, dan keanggunan, selaras dengan Kabupaten Klaten yang saat ini berhasil menghias daerahnya dengan ragam pembangunan yang tidak hanya tepat guna namun juga mengedepankan unsur estetika.
Selain estetika, bulu merak juga melambangkan kebijaksanaan. Pada mitologi dan cerita rakyat, merak sering dikaitkan dengan kebijaksanaan dan pengetahuan. Visualisasi bulu merak pada logo mengisyaratkan kebijaksanaan Pemerintah Kabupaten Klaten dalam memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat berdasar kajian-kajian yang diimplementasikan bersama ilmu pengetahuan.
Relasi merak dalam sejarah Kabupaten Klaten
Namun, penggunaan bulu merak dalam logo hari jadi Klaten juga berangkat dari aspek historis. Kabupaten Klaten memiliki keterkaitan khusus dengan burung merak, yang dijadikan nama sebuah candi di Kecamatan Karangnongko.
Candi Merak menjadi salah satu simbol peradaban maju yang pernah ada di wilayah tersebut pada zaman kuno. “Selain itu, Candi Merak mencerminkan banyak dan beragamnya potensi wisatayang terdapat di wilayah Kabupaten Klaten,” tulis keterangan resmi Pemkab Klaten.
Selanjutnya, bentuk keseluruhan Logo mengarah ke kanan atas, merepresentasikan Kabupaten Klaten yang selalu memiliki tujuan ke arah yang lebih baik dan capaian yang lebih tinggi.
Pada HUT ke-220 Klaten, tema yang diangkat adalah Sembada Nata Praja. Istilah tersebut merupakan sebuah semboyan Bahasa Jawa yang mengandung makna mendalam dan komprehensif mengenai tata kelola pemerintahan yang baik dan efektif.
Sembada artinya mampu, kompeten, atau mampu melaksanakan sesuatu secara baik. Nata berarti mengelola dan mengatur. Dan Praja berarti pemerintahan, yang terdiri dari pemerintah dan masyarakat.
Penggabungan ketiga kata itu membentuk arti kemampuan dan kompetensi pemerintah dalam mengatur dan mengelola daerah atau wilayahnya dengan baik. Ini mencerminkan prinsip tata kelola pemerintah yang efektif, efisien, transparan dan bertanggungjawab.
Rangkaian acara
Selain itu, acara hari jadi Klaten ke-220 akan diwarnai sejumlah rangkaian acara menarik yang terbuka untuk masyarakat. Berikut daftarnya:
- 20 Juli – Kirab Pasar Cawas
- 21 Juli – Memet Ikan
- 28 Juli – Kirab Ageng Metri Bhumi
- 28 Juli – Hiburan Hari Jadi – Brian Prasetyoadi & Niken Salindri
- 28 Juli – KLC
- 2 Agustus – Dzikir & Bersholawat Habib Zaidan
- 4 Agustus – Wayangan – Ki Bayu Aji & Niken Salindri
- 19-20 – Karnaval Budaya & Pembangunan
- 24 Agustus – Wayang Kulit
- 7 September – Pentas Musik PADI
- 13 September – Pentas Musik Alun-alun Aftershine
- 20 September – Pentas Musik Happy Asmara & Gilga
Acara besar
- 2 Agustus – Dzikir & Bersholawat Habib Zaidan
- 4 Agustus – Wayangan – Ki Bayu Aji & Niken Salindri
- 13 September – Pentas Musik Alun-alun – Aftershine
- 20 September – Pentas Musik Happy Asmara & Gilga
Penulis: Hammam Izzuddin
Editor: Aly Reza