Diburu Kolektor, Keris Bertahta Emas Zaman Majapahit Hadir di Jogja

keris majapahit mojok.co

Sejumlah pengunjung melihat Keris luk 7 ini bertahta emas dengan nama Naga Sasra Kinatah Emas Kamarogan yang dipamerkan di Ndalem Punokawan, Sabtu (27/05/2023).(yvesta ayu/mojok.co)

MOJOK.COPuluhan keris bersejarah dari berbagai kerajaan di Indonesia hadir di Jogja. Salah satu keris legendaris yang dipamerkan berasal dari Kerajaan Majapahit.

Pameran puluhan keris dari berbagai kerajaan hadir di Ndalem Punokawan selama tiga hari mulai Sabtu (27/05/2023). Dari sekian koleksi, ada satu keris tertua yang berasal dari jaman Kerajaan Majapahit pada abad 14.

Keris luk 7 tersebut bertahta emas dengan nama Naga Sasra Kinatah Emas Kamarogan. Keris Kamarogan ini memiliki nilai estetis dan cita rasa seni tersendiri karena kehalusan detail pola-garap tatah ukir emas yang nyaris sempurna pada masanya.

“Ini (keris) sudah turun temurun milik seseorang, dan baru kali ini bisa ikut pameran,” papar Ketua Sanggar Keris Mataram (SKM), Nurjianto atau akrab dengan sebutan Gus Poleng saat pameran.

Selain keris Naga Sasra Kinatah Emas Kamarogan, gelaran ini juga menghadirkan sejumlah keris dari berbagai kerajaan. Di antaranya keris Sepang, Kanjeng Kyahi Anggrek, Kanjeng Khayi Manggolo Rekso – Singo Barong Luk 7, serta keris Tilam Upih era HB I, Nyai Sekar Anggrek.

Tak hanya keris dari kerajaan Jawa, hadir pula keris dari kerajaan Bali. Diantaranya koleksi waris dari Kerajaan Bangli, Rangga Wilah, Luk 15, Keris Naga Basuki dengan bentuk bermahkota emas, Keris Lurus Jalak Ngore dari era HB VII yang bergandik unik berujud Gupala dengan kinatah emas.

Kenalkan Keris Kamarogan

Gus Poleng menyatakan, pameran ini bertujuan mengenalkan dan memperluas jejaring seni tradisi tosan aji, khususnya untuk tingkat Keris Kamarogan ke masyarakat umum. Harapannya, masyarakat  bisa mengapresiasi dan mencintai keris sebagai salah satu warisan budaya adiluhung bangsa.

“Dengan demikian bisa mengangkat kembali, peran, citra dan gairah para peminat dan kolektor Keris Kamarogan pasca-Pandemi COVID-19. Masyarakat ikut berpartisipasi dalam upaya pelestarian seni budaya tradisi,” paparnya.

Sementara salah seorang pembina SKM, Ki Budiharja memaparkan, pameran tersebut bisa memberikan edukasi pada masyarakat pecinta dan pemerhati seni tradisi khususnya keris. Selain itu, juga bagi masyarakat luas pada umumnya, wisatawan nusantara dan mancanegara tentang keris sebagai warisan budaya dunia.

Apalagi keris-keris kinatah Kamarogan yang bertahtakan emas murni memiliki harga yang sangat jauh berbeda dari bilah keris pada umumnya. Unsur keindahan artistik dan seni keris kamarogan masih saja tetap banyak peminatnya. Para kolektor memburu keris ini meski jenis ini semakin langka di pasaran.

“Bila melihat transformasi bentuk bilah dan kinatah yang mengikuti eranya dari Jaman Kedatuan, Kerajaan, Kesultanan yang sangat unik dan langka,” jelasnya.

“Banyak Keris Kamarogan ini memang menjadi simbol dan identitas pemiliknya hingga sangat layak jika menjadi puncak mahakarya agung nusantara buatan manusia di bidang seni tempa logam,” tandasnya.

Reporter: Yvesta Ayu
Editor: Purnawan Setyo Adi

BACA JUGA Pariwisata Jogja di Titik Jenuh? Puspar UGM dan Pelaku Pariwisata Beri Solusi

Cek berita dan artikel lainnya di Google News

 

Exit mobile version