MOJOK.CO – Kemarau panjang akibat fenomena El Nino mulai berdampak di Yogyakarta. Sebanyak 25 kapanewon atau kecamatan sudah mengalami kekeringan.
Kekeringan sudah melanda wilayah Yogyakarta. Ada 25 kapanewon (kecamatan di tingkat kabupaten wilayah DIY) yang sudah terdampak musim kemarau. Padahal Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi, kemarau masih akan berlangsung panjang hingga Januari 2024 mendatang.
Menurut catatan, kejadian terparah ada di wilayah Gunungkidul yang mencapai 14 kapanewon. Sedangkan di Bantul tercatat 6 kapanewon, dan Kulon Progo sebanyak 5 kapanewon.
“Kami sudah melakukan klarifikasi dengan kabupaten terkait kekeringan, yang paling parah di panggang [Gunungkidul],” papar Plt Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY, Noviar Rahmad pada Senin (28/08/2023).
SK siaga darurat kekeringan
Semantara itu, Kepala Satpol PP DIY tersebut mengungkapkan, Bantul dan Gunungkidul saat ini sudah mengeluarkan Surat Keputusan (SK) Siaga Darurat Kekeringan. Begitu pula Sleman meskipun saat ini belum mengalami darurat kekeringan.
“Iya tiga kabupaten sudah mengeluarkan SK siaga darurat kekeringan,” ujarnya.
Menurut Noviar, walaupun mengalami kekeringan parah, Bantul, Gunungkidul dan Kulon Progo masih mampu menangani masalah tersebut. Tiga kabupaten tersebut juga masih bisa melakukan droping atau menyalurkan air bersih ke beberapa kapanewon.
“Untuk penanganan [kekeringan] bisa dilaksanakan sendiri oleh tiga kabupaten ini, termasuk pertanian pun masih bisa terpenuhi,” jelasnya.
Dinas Sosial siapkan 236 tangki air
Mengantisipasi kekeringan yang semakin meluas, Dinas Sosial DIY, lanjut Noviar menyiapkan sebanyak 236 tangki air bersih. Dari jumlah tersebut, sebanyak 37 tangki air bersih sudah tersalurkan ke daerah yang mengalami kekeringan.
“Dari masing-masing kabupaten baru sedikit yang dikeluarkan karena masih bisa terpenuhi,” ujarnya.
Palang Merah Indonesia (PMI) juga menyalurkan 870 ribu meter kubik air bersih. Pemda DIY pun menyiapkan anggaran Belanja Tak Terduga (BTT) bila sewaktu-waktu membutuhkan.
“Daerah yang rawan dan mengalami krisis air telah mengantisipasi hal tersebut. Tetapi kesiapan dari kabupaten kota siap, karena BTT belum terpakai untuk bencana itu,” imbuhnya.
Penulis: Yvesta Ayu
Editor: Purnawan Setyo Adi
BACA JUGA Sampah Berserakan di Jalanan, Pemkot Jogja Perpanjang Jam Buka 14 Depo
Cek berita dan artikel Mojok lainnya di Google News