Ketika Tangan Seribu Tentara Membatik di Tugu Yogyakarta

Ketika Tangan Seribu Tentara Membatik di Tugu Yogyakarta MOJOK.CO

Ribuan anggota TNI membatik di sepanjang Tugu Yogyakarta hingga Jalan Jendral Sudirman, Senin (02/10/2023). (Yvesta Ayu/Mojok.co)

MOJOK.COAda pemandangan tidak biasa di sepanjang Tugu Yogyakarta hingga Jalan Jendral Sudirman, Senin (02/10/2023). Sekitar seribu anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) terlihat membatik bersama. dalam rangka memperingati Hari Batik Nasional yang jatuh setiap 2 Oktober.

Sembari duduk di aspal, mereka membatik di kain berukuran 50×50 cm. Tak biasa memegang canting, mereka serius membatik pola Gorga khas Batak. Hasilnya, aksi membatik bersama ini pun tercatat dalam Museum Rekor Indonesia (MURI).

Pengalaman pertama

Salah seorang anggota TNI, Sersan Priyono, mengaku senang bisa ikut membatik. Kegiatan itu baru pertama kali ia lakukan. Karena itu cantingnya sempat beberapa kali tersumbat malam (lilin batik-red) karena tidak ditiupnya.

“Ini pengalaman pertama. Ini sangat meriah antusias kita harus berbangga dengan batik,” paparnya.

Hal senada Serda Parjoko sampaikan. Membatik buatnya merupakan pengalaman pertama. Karenanya ia hati-hati menjaga suhu malam agar stabil karena seringkali jika terlalu panas, malam meluber keluar pola kain. Sebaliknya bila terlalu dingin, malam cepat memadat dan tidak menyerap ke kain.

“Baru pertama kali, jujur. Lumayan sulit, ini sampai belepotan,” ujarnya.

Ada alasan tersendiri mengapa tentara membatik

Komandan Resor Militer Korem 072 Pamungkas, Brigadir Jenderal TNI Joko Purnomo mengungkapkan, membatik massal tersebut berlangsung bukan tanpa alasan. Kegiatan itu sebagai bentuk kepedulian dalam melestarikan salah satu warisan budaya bangsa Indonesia. 

Sebab saat ini banyak generasi muda tidak lagi mau belajar membatik di tengah perkembangan pengetahuan dan teknologi yang semakin masif. Khawatirnya, kondisi itu bisa mengancam kelestarian warisan budaya Indonesia. 

“Sebagai bagian dari budaya warga Indonesia, batik menjadi identitas Indonesia. Oleh karena itu menjadi tugas kita bersama untuk melestarikan budaya yang telah diturunkan oleh leluhur kita selama berabad-abad yang lalu,” paparnya.

Sementara Sekda Kota Yogyakarta, Aman Yuriadijaya mengungkapkan kelestarian batik perlu dilakukan secara bersama-sama. Apalagi batik diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh UNESCO sejak 2009 silam.

“Predikat batik sebagai warisan budaya takbenda jadi kebanggaan sekaligus tantangan bagi semua warga untuk melestarikannya secara berkelanjutan,” imbuhnya.

Reporter: Yvesta Ayu
Editor: Agung Purwandono

BACA JUGA Ngobrol sama Irfan Nuruddin, Pengusaha Sarung Batik Lar Gurda

Cek berita dan artikel Mojok lainnya di Google News

Exit mobile version