Sejumlah Upaya UGM Atasi Persoalan Sampah di DIY Sejak 2011

Sejumlah Upaya UGM Atasi Persoalan Sampah DIY Sejak 2011. MOJOK.CO

Pelatihan pengelolaan sampah di rumah inovasi daur ulang PIAT UGM. (UGM.ac.id)

MOJOK.COPersoalan sampah di DIY menjadi perhatian setelah daya tampung TPST Piyungan semakin tidak memadai. UGM sebagai perguruan tinggi terbesar di provinsi ini mengklaim telah melakukan sejumlah upaya untuk berkontribusi dalam pemecahan masalah ini.

Sebelumnya, Pemda DIY memutuskan menutup TPST Piyungan pada 23 Juli hingga 5 September 2023. Penutupan 45 hari karena tempat ini tidak bisa lagi menampung sampah dari kabupaten/kota di DIY.

Pemda meminta pemkab/pemkot mengelola sampah secara desentralisasi. Selama dua bulan kedepan Pemda DIY hanya mengelola residu di TPST Piyungan.

“Pengelolaan sampah menjadi tanggung jawab kabupaten/kota,” ujar Kepala Bagian Humas Biro Umum Humas dan Protokoler Setda DIY, Ditya Nanaryo Aji, Jumat (21/07/2023) malam.

Kembangkan pengelolaan sampah

Melansir laman resmi UGM, sejak 2011 kampus ini telah melakukan beberapa upaya untuk membantu mengentaskan persoalan sampah di Jogja. Pengelolaan sampah solid yang baik menjadi salah satu indikator kota berkelanjutan dalam SGDs poin kesebelas.

Salah satu langkah UGM adalah pengembangan pengelolaan sampah mandiri di Pusat Inovasi Agroteknologi (PIAT), Kalitirto, Berbah, Sleman. Sejak 2011 UGM mengembangkan fasilitas pengolahan sampah organik menjadi kompos.

Masih pada tahun yang sama, peneliti UGM sempat mengembangkan Biogas Power Plant Gamping yang ada di Pasar Buah Gemah Ripah, Gamping, Sleman. Proyek ini berjalan berkat kerja sama Waste Refinery UGM, Koperasi Gemah Ripah Gamping, Pemda Sleman, hingga Pemerintah Swedia.

Berlanjut pada 2016, tercatat ada pendirian Rumah Inovasi Daur Ulang sebagai laboraturium daur ulang sampah dan limbah. Konsepnya berbasis 3R yakni reduce, reuse, dan recycle. Metodenya dengan cara composting untuk sampah organik, pirolisis untuk limbah plastik, dan incinerator untuk sampah yang tidak termanfaatkan lagi.

Kondisi sampah di DIY memprihatinkan

Selain itu, terdapat inovasi teknologi dari civitas akademika UGM. Peneliti Fakultas Teknik UGM mengembangkan mesin pencacah plastik. Hasil cacahan bisa menjadi bahan campuran aspal. Inovasi ini datang dari Fakultas Teknik UGM. Selain itu ada beberapa inovasi lain yang dikembangkan oleh para mahasiswa dari lintas disiplin ilmu.

Pengentasan persoalan sampah memang perlu sinergi dari berbagai pihak termasuk perguruan tinggi. Mengingat, kondisi sampah di DIY terbilang memprihatinkan.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) DIY Kuncoro Cahyo Aji mengatakan TPST Piyungan sebenarnya over load dan usia pakainya telah habis sejak 2019 silam.

“Kami telah melakukan berbagai upaya penyelamatan TPA Piyungan, seperti penambahan lahan transisi pada 2022 dan rencana pengelolaan dengan sistem Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU). Di atas semua upaya itu, dukungan dan keterlibatan pentahelix menjadi kunci keberhasilan penanganan sampah ke depan,” ujarnya pada Selasa (21/2/2023) lalu melansir KRJogja.

Kondisi ini akhirnya memuncak dengan penutupan TPST Piyungan selama lebih dari satu bulan sejak Juli 2023. Sementara waktu Pemda DIY menyiapkan tanah kosong di kawasan Cangkringan, Sleman untuk menampung sampah dari Sleman dan Kota Yogyakarta. Sedangkan Bantul diminta untuk mengelola sampah secara mandiri.

Penulis: Hammam Izzuddin
Editor: Agung Purwandono

BACA JUGA Warga Cangkringan Tolak TPS Sementara, Pemda DIY Cari Alternatif Lain

Cek berita dan artikel lainnya di Google News

Exit mobile version