MOJOK.CO – Isu tentang klepon tidak islami perlahan tapi pasti berubah menjadi isu yang serius dan bahkan melebar sampai pemerintah vs oposisi.
“Kue klepon tidak islami. Yuk tinggalkan tinggalkan jajanan islami dengan cara membeli jajanan islami, aneka kurma yang tersedia di toko syariah kami, Abu Ikhwan Aziz.”
Begitu keterangan dalam sebuah poster dengan background kue klepon yang dalam dua hari terakhir ini membikin linimasa sosial media menjadi hangat, bahkan cenderung panas.
Poster tentang klepon yang tidak islami tersebut banyak disebarkan di berbagai kanal sosial media seperti Facebook, Twiter, dan Instagram dengan narasi yang beraneka ragam.
Tak sedikit akun pesohor sosial media yang membagikan dan mengunggah ulang poster tersebut. Di Twitter, sosok-sosok berfollower ratusan ribu sampai jutaan seperti Tretan Muslim, Andi Hiyat, sampai Fiersa Besari, bahkan juga ikut meramaikan isu tentang poster klepon tersebut.
Ada yang mengunggahnya dengan caption guyonan belaka, pun ada juga yang mengunggahnya dengan narasi bahwa poster tersebut merupakan salah satu bentuk intoleransi yang berbahaya.
Akun Resmi Masyarakat Anti Fitnah (Mafindo) berusaha mencari sumber awal unggahan poster tersebut dan menemukan bahwa di Facebook, poster tersebut mulanya diunggah oleh akun Facebook atas nama “Erwin Rabbani II”.
Sementara itu, mesin Drone Emprot milik Ismail Fahmi menemukan bahwa di Twitter, unggahan awal terkait poster tentang klepon tersebut diunggah oleh akun atas nama @zsumarsono.
Banyak yang percaya bahwa poster konyol tersebut sengaja dibikin oleh orang dari sosok kelompok Islam garis keras atau orang dari kelompok intoleran. Namun tak sedikit pula yang menganggap bahwa poster tersebut memang sengaja dibikin oleh orang iseng atau orang dengan kepentingan tertentu dengan tujuan untuk membenturkan masyarakat Indonesia dengan isu agama.
Pada perkembangannya, sentimen tentang poster tersebut bahkan berujung pada pertentangan kelompok pro pemerintah dan pro oposisi.
Analisis dari Drone Empit menyebutkan bahwa penyebaran poster klepon tersebut terbagi menjadi tiga kluster, yakni pro pemerintah, pro oposisi, dan non blok.
“Bagi mereka yang senang dg isi flyer ini, keyword yang sering dituliskan adalah “kadrun”. Mereka percaya kalau kelompok ini yg membuat flyer. Sedangkan mereka yg curiga, kebanyakan mencari klarifikasi atau menuding kelompok lawannya yg membuat dan menggoreng sendiri,” terang Ismail Fahmi.
Pada akhirnya, kejelasan tentang isu klepon yang tidak islami ini masih terus mengambang. Bahkan, nama toko online penjual jajanan kurma yang disebutkan di dalam poster pun sampai sekarang tidak pernah ditemukan.