Prabowo Tidak Pilih Ulama, GNPF akan Gelar Ijtima Ulama Jilid 2

ijtima ulama

Pasca tidak terwujudnya hasil rekomendasi Ijtima Ulama yang memasangkan Prabowo dengan Salim Segaf atau Prabowo dengan Ustad Abdul Somad, Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama (GNPF) berencana akan kembali menggelar Ijtima Ulama JIlid 2.

Hal tersebut dimaksudkan untuk menentukan sikap GNPF dalam memberikan dukungan terhadap pasangan calon presiden dan calon wakil presiden yang akan berlaga di Pilpres 2019 mendatang.

Menurut Ketua GNPF Ulama Yusuf Muhammad Martak, latar belakang digelarnya Ijtima Ulama jilid 2 adalah karena Prabowo memilih Sandiaga Uno sebagai calon wakil presiden, sosok bukan ulama yang tidak pernah masuk dalam rekomendasi Ijtima Ulama.

Dipilihnya Sandiaga sebagai cawapres boleh jadi memang sudah disetujui oleh para partai koalisi, namun kelompok GNPF dan para kompatriotnya tentu tidak begitu saja menyetujuinya.

Kelompok GNPF juga para pendukung Habib Rizieq memang sedang dalam kondisi yang bimbang, maklum saja, Prabowo, yang merupakan jagoan mereka selama ini ternyata justru memilih sosok bukan ulama sebagai calon wakil presiden. Sementara Jokowi, yang selama ini menjadi musuh politik ternyata justru memilih ulama sebagai pendampingnya. Tak tanggung-tanggung, yang dipilih Jokowi sebagai pendampingnya adalah K.H Ma’ruf Amin, Rais Am Nahdlatul Ulama sekaligus Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia.

Kebimbangan itu pula yang salah satunya ikut mendasari GNPF untuk menyelenggarakan Ijtima Ulama jilid 2.

Habib Rizieq, melalui akun Twitternya @RizieqSyihabFPI meminta umat sabar menunggu hasil Ijtima Ulama jilid 2. Menurutnya, Ijtima Ulama jilid 2 merupakan usaha untuk memantapkan “Pakta politik” gerakan ulama dan umat dalam membela agama, bangsa, dan negara, serta untuk mendidik ‘Koalisi Umat untuk Kebangsaan’ tentang makna adab terhadap ulama.

Yah, mari kita tunggu hasil Ijtima Ulama Jilid 2 ini. Siapa tahu, rekomendasi yang keuar ternyata justru sangat mengejutkan, di mana GNPF, Habib Rizieq, beserta seluruh gerbong FPI-nya justru berbalik mendukung Jokowi di Pilpres.

Kapan lagi bisa melihat FPI “akur” sama Jokowi. Kapan lagi bisa melihat Ahok dan Habib Rizieq berada di podium yang sama berkampanye memenangkan Jokowi. Kapan lagi… (A/M)

Exit mobile version