Pesan Penting di Balik Hari Tanpa Bra Sedunia

No bra day

ilustrasi

MOJOK.COHari Tanpa Bra Sedunia atau World No Bra Day diperingati setiap tahunnya di tanggal 13 Oktober. Hari itu dirayakan sebagai bentuk kewaspadaan terhadap kanker payudara yang banyak dialami para perempuan. 

Melansir laman resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia kanker payudara menjadi jenis  kanker terbanyak di Indonesia, sekaligus menjadi penyumbang angka kematian tertinggi akibat kanker. Pada tahun 2020 saja, kasus baru mencapai 65.858 dengan jumlah kematian mencapai 22.430 orang. 

Sebesar 60% hingga 70% pasien kanker payudara di Indonesia didiagnosis stadium lanjut (III dan IV). Padahal, apabila kanker bisa terdeteksi sedini mungkin, kematian mungkin dapat terhindarkan. Asal tahu saja, 43% kematian akibat kanker bisa dikalahkan mana kala pasien rutin melakukan deteksi dini dan menghindari risiko penyebab kanker.

Mengutip Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI), ada tiga cara melakukan deteksi dini, yakni SADARI atau Periksa Payudara Sendiri, SADANIS atau Periksa Payudara secara Klinis, dan Pemeriksaan Penunjang seperti Mamografi atau USG.

Panduan melakukan SADARI

Dikutip dari laman Kemenkes, berikut beberapa langkah melakukan SADARI:

1. Berdiri tegak. Cermati bila ada perubahan pada bentuk dan permukaan kulit payudara, pembengkakan dan/atau perubahan pada puting. Apabila bentuk bagian kanan dan kiri tidak simetris jangan cemas, itu hal yang biasa.
2. Angkat kedua lengan ke atas, tekuk siku dan posisikan tangan di belakang kepala. Dorong siku ke depan dan cermati payudara. Setelahnya, dorong siku ke belakang dan cermati bentuknya maupun ukurannya.
3. Posisikan kedua tangan pada pinggang, condongkan bahu ke depan sehingga payudara menggantung, dan dorong kedua siku ke depan, lalu kencangkan (kontraksikan) otot dada Anda.
4. Angkat lengan kiri ke atas dan tekuk siku sehingga tangan kiri memegang bagian atas punggung. Dengan menggunakan ujung jari tangan kanan, raba dan tekan area dada, serta cermati seluruh bagian payudara kiri hingga ke area ketiak. Lakukan gerakan atas-bawah, gerakan lingkaran dan gerakan lurus dari arah tepi payudara ke puting, dan sebaliknya. Ulangi gerakan yang sama pada dada sisi satunta.
5. Cubit kedua puting. Cermati bila ada cairan yang keluar dari puting. Berkonsultasilah ke dokter seandainya hal itu terjadi.
6. Pada posisi tiduran, letakkan bantal di bawah pundak kanan. Angkat lengan ke atas. Cermati payudara kanan dan lakukan tiga pola gerakan seperti sebelumnya. Dengan menggunakan ujung jari-jari, tekan-tekan seluruh bagian payudara hingga ke sekitar ketiak.

Anda juga bisa melihat panduan video SADARI di sini.

Panduan SADANIS

SADANIS harus dilakukan oleh tenaga kesehatan, dokter atau bidan, yang sudah terlatih dengan baik. Langkah ini dilakukan untuk mengonfirmasi hasil SADARI. SADANIS ditempuh apabila dirasa ada keluhan atau ditemukan benjolan. Perempuan dengan usia lebih dari 40 tahun, SADANIS dilakukan minimal satu tahun sekali. Perempuan dengan usia 20-40 tahun, dilakukan minimal tiga tahun sekali. 

Mammografi dan USG

Mammografi merupakan pemeriksaan untuk melihat adanya kelainan pada payudara. Proses pemeriksaan dalam mammografi menggunakan sinar-X dosis rendah (umumnya berkisar 0,7 mSv). Melalui pemeriksaan Mammografi, dokter dapat melihat dengan lebih jelas kelainan/ benjolan melalui perubahan di jaringan payudara. 

Sementara, Ultrasonografi (USG) menggunakan gelombang suara berfrekuensi tinggi di daerah yang dicurigai pada payudara. Ultrasonografi tidak menyakitkan dan seringkali berguna untuk membedakan antara lesi yang ganas atau jinak.  Berdasarkan hasil mammografi dan/atau ultrasonografi, dokter akan merekomendasikan pasien untuk melakukan tindakan medis selanjutnya sesuai kebutuhan jika ditemukan kelainan. 

Penulis: Kenia Intan
Editor: Purnawan Setyo Adi

BACA JUGA Jarang Ganti hingga Salah Ukuran, Inilah 10 Dosa Saat Pakai Bra yang Biasa Dilakukan Perempuan

Exit mobile version