MOJOK.CO – Jokowi mengatakan bahwa perihal efek destruktif akibat corona, Indonesia masih lebih baik dibandingkan beberapa negara besar seperti Amerika dan Brazil.
Konon, salah satu cara yang paling ampuh dan manjur untuk membikin kita senantiasa bersyukur adalah jangan sering-sering melihat ke atas, namun sering-seringlah melihat ke bawah. Selalu menyadari bahwa seberat apa pun cobaan yang terjadi pada kita, akan selalu ada orang lain yang diberikan cobaan yang jauh lebih berat ketimbang kita.
Nah, tampaknya cara ini pula yang sedang coba digunakan oleh Presiden kita Jokowi agar kita senantiasa menjadi masyarakat yang bersyukur.
Dalam pertemuan bersama para Gubernur membahas percepatan penyerapan APBD pada hari Rabu, 15 Juli 2020 lalu di Istana Kepresidenan Bogor, Jokowi menyebut bahwa kondisi Indonesia masih lebih baik ketimbang Amerika Serikat dan Brazil.
Jokowi mengatakan bahwa bila diperbandingkan sesuai dengan jumlah penduduk, maka jumlah pasien positif corona di Indonesia masih jauh lebih rendah ketimbang Amerika Serikat dan Brazil.
“Negara kita ini masuk lima besar penduduk terbanyak tetapi kalau dilihat 10 negara dengan kasus tertinggi, kita tidak masuk di dalamnya. Tadi Amerika (Serikat) 3,4 (juta), Brasil 1,8 (juta), India 906.000, Rusia 739.000, Peru 326.000,” terang Jokowi. “Artinya, kita berada pada posisi yang masih bisa kita kendalikan. Oleh sebab itu, jangan sampai kita lepas kendali.”
Pernyataan membandingkan kondisi Indonesia dengan Amerika dan Brazil ini bukan pertama kalinya bagi Jokowi. Sebelumnya, dalam pertemuan dengan sejumlah purnawirawan pada pertengahan bulan Juni lalu yang kebetulan juga sama-sama digelar di Istana Kepresidenan, Bogor, Jokowi juga sempat menyinggung perbandingan hal yang sama.
“Misalnya kayak Amerika yang positif sudah di atas 2 juta, kemudian yang meninggal sudah lebih dari 120 ribu di Amerika,” kata Jokowi saat itu. “Kita alhamdulillah penduduk kita banyak, tapi angka terakhir kemarin data kita berada pada posisi 40.000 lebih sedikit yang positif.”
Dalam pertemuan bersama para Gubernur kemarin, Jokowi juga mengungkapkan bahwa keputusan Pemerintah untuk tidak menerapkan lockdown dan justru menggantinya dengan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dinilai ikut andil dalam menjaga pertumbuhan ekonomi yang menurut Jokowi tetap tumbuh di angka 2,97 persen sepanjang kuartal pertama.
Lagi-lagi, Jokowi membandingkannya dengan beberapa negara yang menerapkan lockdown.
“Saya enggak bisa bayangin kalau kita dulu lockdown gitu, mungkin (pertumbuhan ekonomi) bisa minus 17 (persen)”, terang Jokowi. “Terakhir yang saya terima dari OECD, Perancis misalnya di angka minus 17,2 persen, Inggris minus 15,4 persen, Jerman minus 11,2 persen, Amerika (Serikat) minus 9,7 persen.”
Kalau dipikir-pikir memang memang yang dikatakan Presiden itu nggak salah. Ya tapi kan…
Ah, sudahlah.