Pentingnya Kelola Jejak Digital, Akademisi UGM: Mencegah Hal Merugikan

sosial media

Ilustasi sosial media. (unsplash)

MOJOK.COGuru Besar Manajemen dan Kebijakan Publik Universitas Gadjah Mada (UGM) Agus Pramusinto mengingatkan tentang pentingnya mengelola jejak digital guna menghindari hal-hal yang merugikan diri sendiri di kemudian hari.

“Kita harus ingat, jejak digital tidak bisa dihapus. Apa yang kita tinggalkan akan terekam walaupun Anda sudah menghapusnya, tapi barangkali orang lain telah screenshot,” ujar Agus, seperti dikutip dari Antara, Selasa (19/7).

 Jejak digital yang memuat informasi pribadi memang riskan disalahgunakan oleh orang lain. Tindakan seseorang menyebarkan informasi pribadi yang didapat dari internet atau sosial media umum kita kenal sebagai doxing.

Motif seseorang melakukan doxing beragam. Biasanya untuk menjatuhkan nama baik seseorang. Untuk itu kita harus berhati-hati jika mengunggah informasi pribadi di internet karena jejaknya masih bisa dilacak.

Agus mengatakan jejak digital ini dapat diartikan sebagai bukti-bukti yang ditinggalkan warganet setelah beraktivitas di internet yang berpotensi untuk dicari, disalin, dicuri, dan dipublikasi oleh orang lain.

Jejak digital ini bisa berupa unggahan, situs yang dikunjungi, komentar di media sosial, ataupun transaksi belanja dapat membentuk citra diri pengguna internet yang bersangkutan.

Bahkan, kata dia, jejak ini dapat mempengaruhi masa depan seseorang semisal untuk melanjutkan pendidikan maupun melamar pekerjaan. Untuk itu, dia mengingatkan masyarakat untuk mengelola jejak digital dengan baik agar tidak menimbulkan kerugian di kemudian hari.

“Kalau Anda meninggalkan jejak kebaikan, hasilnya akan baik untuk Anda. Tetapi, kalau Anda meninggalkan jejak keburukan, Anda juga yang akan mendapatkan balasannya,” kata dia dalam webinar bertema “Hati-Hati Menyebar Data Pribadi di Media Sosial”, di Tarakan, Kalimantan Utara.

Sementara itu, Konsultan Sejiwa sekaligus Program Manager Jawara Internet Sehat Khusnul Aflah mengatakan terdapat sejumlah hal yang perlu dihindari dalam bermedia sosial.

Di antaranya mengunggah tangkapan layar atau screenshot percakapan dengan warganet lainnya, memasukkan nomor atau akun seseorang ke dalam grup percakapan tanpa seizin yang bersangkutan, serta menggunakan media sosial di tempat umum.

Menurut dia, saat ini masih banyak warganet yang mengunggah data identitas diri di media sosial, bahkan hingga menampilkan informasi yang sensitif, seperti nomor identitas.

“Ini merupakan tindakan yang tidak tepat, karena ini adalah informasi yang perlu kita jaga,” ujar Khusnul.

Sumber: Antara
Editor: Purnawan Setyo Adi

BACA JUGA Selama Kritik Masih Dibalas dengan Doxing, Kedunguan akan Tetap Ada dan Berlipat Ganda

Exit mobile version