Penemuan Tengkorak di Proyek Revitalisasi Beteng Keraton Yogyakarta, Masa Geger Sepehi?

Penemuan Tengkorak di Proyek Revitalisasi Beteng Keraton Jogja, Masa Geger Sepehi? MOJOK.CO

Tim inafis melakukan olah TKP penemuan tengkorak di proyek revitalisasi benteng Keraton Jogja, Jalan Suryamentaraman Wetan, Keraton, Kota Jogja pada Senin, (07/08/2023) sore. (Yvesta Ayu/Mojok.co)

MOJOK.COKerangka tengkorak ditemukan tukang saat mengerjakan proyek revitalisasi beteng Keraton Yogyakarta, Jalan Suryamentaraman Wetan, RT 55 RW 14, Panembahan, Keraton, Kota Jogja pada Senin (07/08/2023) sore. Ada dugaan, tengkorak tersebut berasal dari masa Geger Sepehi atau penyerbuan Inggris ke Keraton Jogja.

Penemuan terjadi saat tukang mengerjakan sebuah proyek Benteng Kraton. Selain tengkorak, Ketua RW Panembahan, Kurniawan menjelaskan, tukang di proyek itu juga menemukan beberapa tulang manusia pada Sabtu (05/08/2023) lalu.

Tim identifikasi dari Satreskrim Polresta Yogyakarta pun menggali timbunan tanah untuk mengangkat benda berupa kepala atau tengkorak manusia. Polisi kemudian membawa temuan tengkorak tersebut ke ke RS Bhayangkara.

Kepala Dinas Kebudayaan (Disbud) DIY, Dian Laksmi pun menyampaikan komentarnya terkait penemuan tersebut. Menurutnya, penemuan tersebut masih perlu penelitian lebih dalam untuk mengetahui asal-usul kerangka manusia. Sebab usia benteng Keraton Yogyakarta sudah ratusan tahun lamanya.

“Karena ini proses ratusan tahun,” ujar Dian di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Selasa (08/08/2023).

Masa geger sepehi

Dian mengungkapkan, ada banyak kemungkinan asal usul tengkorak dan kerangka tersebut. Di antaranya kemungkinan pada masa Geger Sepehi.

Geger Sepehi merupakan peristiwa penyerbuan Keraton Yogyakarta oleh Inggris pada 19-20 Juni 1812 untuk menggulingkan Sultan Hamengkubuwono (HB) II yang menolak bekerjasama. Nama sepehi berasal dari pasukan Sepoy dari India yang dipekerjakan oleh Inggris untuk menyerang keraton. Penyerbuan ini melibatkan 1.200 prajurit Inggris dan Sepoy serta mendapat bantuan 800 prajurit Legiun Mangkunegaran

“Perang Geger Sepehi juga di area situ. Dan dulu ada gapura madyasura, yang jadi gapuranya itu tumpukan mayat-mayat waktu Geger Sepehi tahun 1800-an itu,” jelasnya.

Namun, menurut Dian banyak kemungkinan terkait asal-usul dari kerangka tersebut. Karenanya penelitian lebih jauh perlu dilakukan pasca-penemuan kerangka tersebut.

“[Soal temuan diduga kerangka manusia] itu saya benar-benar nggak bisa njelaske blas (menjelaskan sama sekali-red),” tandasnya.

Revitalisasi beteng untuk mengembalikan keutuhan

Dian menambahkan, proyek revitalisasi Beteng Keraton Yogyakarta sudah berlangsung sejak 2015 silam. Proyek itu untuk pemeliharaan dan membuat benteng di sekeliling Keraton Yogyakarta menjadi utuh kembali.

“Proyek revitalisasi ini dari kajian yang panjang. Salah satu kajiannya adalah ekskavasi atau pengumpulan data melalui penggalian tanah,” jelasnya. 

Dari ekskavasi itu diketahui struktur asli benteng Keraton memiliki penyangga di dalam dan di luar. Dalam proses kajian, Dinas Kebudayaan berpatokan pada naskah-naskah lama.

“Kalau analogi saya dengan jagang (parit), yang di Benteng Vredeburg sampai 11-12 meter. Waktu saya ekskavasi untuk lihat ujung jagang selatannya, kan saya di Plengkung Gading. Ujung selatannya itu saya kepentok aspal, jadi nggak nemu,” paparnya.

Tengkorak dari revitalisasi sisi timur

Sebelumnya Kasi Humas Polresta Yogyakarta, AKP Timbul Sasana Raharja dalam keterangannya, Senin (07/08/2023) mengungkapkan, kasus tersebut berawal dari laporan warga. Saksi mata Erwin Arya Rahmadhan, warga Suryoputran Panembahan Kraton Yogyakarta melaporkan kejadian setelah mengecek ke lokasi galian Proyek Revitalisasi Beteng Keraton sisi timur. 

“Penemuan tengkorak terjadi sekitar pukul 15.30 WIB di lokasi galian proyek revitalisasi beteng keraton. Dan benar bahwa di lokasi itu saksi menemukan yang diduga tengkorak manusia. Kemudian saksi melapor ke Polsek Keraton,” jelasnya. 

Kemudian pada pukul 15.35 WIB, anggota Gabungan Fungsi Polsek Keraton mendatangi lokasi penemuan kerangka manusia untuk mengamankan TKP. Polisi pun menghubungi Inafis dan Piket Reskrim Polresta Yogyakarta untuk kemudian melakukan olah TKP.

Reporter: Yvesta Ayu
Editor: Agung Purwandono

BACA JUGA Mengingat Sumodiningrat lewat AMUK, Panglima Era Sultan HB II yang Terpinggirkan

Cek berita dan artikel lainnya di Google News

Exit mobile version