Bisa kuliah dan mengenyam pendidikan tinggi tentu jadi mimpi banyak orang. Namun, jika dapat UKT yang mahal kebahagiaan bisa beralih jadi derita.
Mozadillah Sabina, mahasiswi dari Prodi Sistem Informasi, Fakultas Teknik & Informatika Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) semester 6, mengaku pernah khawatir dengan isu mahalnya UKT. Terutama, sebelum mendapat kampus yang terjangkau.
Pasalnya, Sabina menganggap di balik kenaikan UKT ada isu penting yang harusnya dipertimbangkan. Hal itu adalah keterjangkauan pendidikan. Kenaikan UKT akan semakin memperberat beban keuangan bagi banyak keluarga, terutama mereka yang berada dalam golongan menengah ke bawah.
“Pendidikan seharusnya menjadi hak setiap warga negara, bukan menjadi beban yang sulit dijangkau karena alasan finansial. Dengan meningkatnya biaya kuliah, banyak mahasiswa mungkin terpaksa putus kuliah atau harus bekerja lebih keras untuk membayar biaya tersebut, dan bisa mengganggu fokus akademik tentunya,” jelasnya dalam wawancara singkat melalui whatsapp, Jumat (12/7).
Kembali, Sabina menegaskan bahwa kenaikan UKT ini sempat membuat siswa sepertinya berpikir dua kali untuk kuliah. Lebih-lebih jaminan kualitas yang baik dalam pendidikan-pun tidak terjamin. Ia juga tidak melihat adanya korelasi yang jelas antara kenaikan biaya dengan peningkatan kualitas layanan pendidikan.
“Sebagai mahasiswa, yang diharapkan jika UKT naik, maka seharusnya ada peningkatan yang nyata dalam hal kualitas dosen, fasilitas kampus dan layanan pendukung mahasiswa lainnya. Jadi, sebagai mahasiswa dan warga negara Indonesia, saya berharap pihak universitas bahkan pemerintah dapat mempertimbangkan kembali kebijakan kenaikan UKT. Mencari solusi alternatif yang lebih adil dan tidak memberatkan mahasiswa,” bebernya.
Selamat dari UKT mahal berkat Universitas BSI
Pendidikan adalah investasi jangka panjang bagi bangsa. Harapannya, universitas sebagai institusi pendidikan tinggi dan para petinggi negara dapat lebih mendukung mahasiswa dalam mencapai cita-cita. Tanpa harus terbebani oleh masalah finansial yang berat.
“Di tengah maraknya protes UKT mahal, saya mahasiswa Universitas BSI merasa bangga pada kampus saya, sebab di Universitas BSI saya nggak ketar-ketir dengan kenaikan UKT mahal yang viral itu,” terang Sabina.
Menurutnya, selama kuliah di Universitas BSI ia merasakakan biaya yang terjangkau. Selain itu fasilitasnya juga memadahi. Membantunya meraih mimpi menjadi sarjana.
Bagi Sabina, daripada mikirin UKT mahal di PTN, mending cari pilihan lain yang tetap menyediakan fasilitas terbaik dan pasti bisa kuliah dengan biaya yang terjangkau. Di Universitas BSI, mahasiswa tidak perlu mikirin biaya UKT mahal, sebab untuk menjadi sarjana mahasiswa hanya membayar Rp 2.580.000 per semester dan untuk program diploma tiga (D3) per semesternya hanya Rp 1.980.000.
Ada 30 kampus di berbagai daerah
Universitas BSI yang dikenal sebagai Kampus Digital Kreatif punya 30 kampus yang tersebar di kota-kota besar hingga ke pulau Kalimantan. Ada tiga Fakultas dan 21 Program Studi. Mulai Fakultas Teknik & Informatika (FTI) tersedia program studi Teknologi Informasi (S1), Software Engineering (RPL) (S1), Teknologi Komputer (D3), Sistem Informasi Akuntansi (D3), Informatika (S1), Sistem Informasi (S1 & D3), Teknik Industri (S1) dan Teknik Elektro (S1).
Fakultas Ekonomi & Bisnis (FKB) tersedia program studi Manajemen (S1), Akuntansi (S1), Hukum Bisnis (S1), Pariwisata (S1), Administrasi Perkantoran (D3), Administrasi Bisnis (D3), Manajemen Pajak (D3) dan Perhotelan (D3).
Fakultas Komunikasi & Bahasa (FEB) tersedia program studi Ilmu Komunikasi (S1), Hubungan Masyarakat (D3), Penyiaran (D3), Periklanan (D3) dan Sastra Inggris (S1).
Selain itu, Sabina menyebut bahwa pembayaran kuliah di Universitas BSI sudah lebih mudah dengan terintegrasinya E-KTM. Hal itu juga bisa digunakan untuk sarana pembayaran digital.
“Keren pokoknya, emang sudah bener saya kuliah disini. Saya lihat lulusannya juga sudah banyak yang bekerja di perusahaan-perusahaan besar, baik swasta maupun BUMN,” jelasnya. (***)
BACA JUGA Kenaikan UKT Kampus Itu Tidak Urgent, Kampus Perlu Belajar Mengelola Keuangan
Ikuti artikel dan berita Mojok lainnya di Google News