MOJOK.CO – Pak Amien Rais menolak rekapitulasi hasil pemilu 2019 dilakukan di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat. Katanya di sana banyak “jin” dan “genderuwo”-nya.
Mungkin, di luar sana, tidak ada politikus yang kreativitasnya melebihi Amien Rais. Pandai dalam dunia politik ya sudah jelas, Pak Amien Rais juga pandai dalam bidang bahasa. Kepandaiannya tersebut digunakan secara taktis dan akurat, terutama ketika menyerang Jokowi atau mengkritik penyelenggara pemilu 2019.
Maret 2019 bisa dikatakan sebagai bulannya Amien Rais. Di awal bulan, politisi senior Partai Amanat Nasional (PAN) tersebut berceloteh kalau dirinya bisa mendengar doa malaikat kepada Allah SWT. Ini sungguh mengagetkan. Pak Amien nggak cuma jago Bahasa Inggris, beliau juga paham ilmu linguistik malaikat.
Ketika menyebut Jokowi ugal-ugalan, Amien Rais bilang begini, “Ya Allah, Indonesia itu punya potensi bagus, tapi pimpinannya ugal-ugalan. Tolong ya Allah, kalahkan, tentukan kalah.”
Kalimat di atas adalah usaha Amien Rais meniru doa malaikat kepada Allah SWT. Mungkin beliau sedang trans sehingga bisa melihat kejadian di surga, ketika para malaikat mengumpulkan laporan harian yang selesai tidak selesai tetap dikumpulkan ke hadapan Allah SWT.
“Insyaallah yang menang ditentukan Allah. Jadi malaikat-malaikat sudah lapor tiap hari, Allah sudah tahu, tanpa mereka lapor sudah tahu itu. Tiap malam (malaikat) lapor kepada Allah.”
Nah, di akhir bulan, Pak Amien kembali bikin bibir ini tersenyum manis. Jadi, Pak Amien meminta supaya perhitungan rekapitulasi hasil Pilpres 2019 jangan diadakan di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat.
Amien menolak penghitungan suara di hotel tersebut karena curiga terjadi kecurangan. Beliau menyebut kecurangan itu diperbuat oleh pihak yang dianalogikan sebagai “jin” dan “genderuwo”. “Selain DPT harus segera dibenahi, besok penghitungan hasil pemilu jangan pernah di Hotel Borobudur. Mereka banyak jin banyak genderuwo di sana,” ujar Amien seperti dikutip oleh CNN.
Apa yang dimaksud dengan “jin” dan “genderuwo”?
Amien menyampaikan KPU terlalu sering menjadikan Hotel Borobudur sebagai lokasi penghitungan suara tingkat nasional, dan selalu gagal menjaga keamanan penghitungan suara. “Saya tahu di sana banyak sekali hacker dan lain-lain. Jadi kita yang sadar, jangan pernah di Borobudur. Apa Borobudur itu? Lebih baik di KPU atau DPR,” ujarnya.
Mantab, Pak Amien Rais, sudah jago politik, jago linguistik bahasa malaikat, dan ahli IT. Idolo. Pak Amien Tjahaja Sleman!
(yms)