Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Kilas Olah Raga

Mengenal Yongmoodo, Ilmu Bela Diri Korea yang Jadi Keahlian Wajib Bagi Prajurit TNI AD

Iradat Ungkai oleh Iradat Ungkai
9 September 2023
A A
Mengenal Yongmoodo, Ilmu Bela Diri Korea yang Jadi Keahlian Wajib Bagi Prajurit TNI AD MOJOK.CO

Prajurit TNI sedang berlatih Yongmoodo (Puspen TNI)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO — Bukan silat, bukan juga kungfu. Ilmu bela diri yang wajib dikuasai prajurit TNI AD adalah Yongmoodo. Bela diri macam apakah itu?

Yongmoodo mungkin asing di telinga sebagian orang Indonesia. Ilmu bela diri ini masih kalah pamor dengan pencak silat atau taekwondo yang sama-sama berasal dari Korea Selatan. Padahal, Yongmoodo telah lama jadi bela diri wajib bagi TNI Angkatan Darat (AD).

Yongmoodo, gabungan dari sejumlah ilmu bela diri Korea

Secara etimologi Yongmoodo terdiri dari tiga suku kata. “Yong” berarti naga. Dalam tradisi Korea, naga terpandang sebagai makhluk yang punya kekuatan mistik dan bisa terbang sambil mengeluarkan api dari mulutnya.

Lalu, “moo” artinya bela diri yang merujuk pada perkelahian, pertarungan, pertahanan yang berhubungan dengan strategi, fisik, mental, dan psikologi. Sedangkan “do” memiliki makna cara berlatih atau hidup yang berkaitan dengan filosofi: manusia mampu belajar dari alam serta mampu melawan alam.

Yongmoodo merupakan ilmu yang dikembangkan Universitas Yong In sejak 1953. Namanya terinspirasi dari bela diri Hankido yang berkembang di Korea pada 1976. Kemudian berubah nama lagi menjadi Kukmodo. Barulah, pada 15 Oktober 1998 nama Yongmoodo ditetapkan. Pada tahun berikutnya Federasi Yongmoodo dunia berdiri.

Teknik bela diri ini merupakan gabungan dari teknik gerakan dari beberapa jenis bela diri yang telah ada sebelumnya. Antara lain Judo, Taekwondo, Apkido, Ssirum, dan Hasinsool. Dasar gerakannya banyak terinspirasi dari bela diri hosinsool. Han sin sool sendiri memiliki arti “bela diri” atau “pertahanan diri sendiri”.

Teknik melempar, bergulat, dan mendarat dalam Yongmoodo mengambil gerakan dari Judo. Teknik membanting dan menahan diri terinspirasi dari Gulat. Teknik menendang, menyerang, mendorong, memukul, dan menangkis mirip dengan gerakan Taekwondo, Kumdo, dan Kerkki. Lalu, teknik penguncian sendi terlacak seperti teknik Hapkindo.

Ilmu bela diri wajib bagi prajurit TNI AD

Di Indonesia, ajaran Yongmoodo lebih dulu terkenal di kalangan TNI Angkatan Darat (AD). Tepatnya pada tahun 2008. Saat itu, Letjen Danko Diklat Gatot Bambang Nurmantyo menggunakan bela diri ini untuk beratraksi di acara HUT TNI. Setelah itu Yongmoodo menjadi ilmu bela diri wajib bagi prajurit TNI AD.

Kemudian, Federasi Yongmoodo Indonesia (FYI) terbentuk untuk mewadahi siapa saja yang hendak mempelajarinya. Di masyarakat umum, ilmu bela diri ini mulai populer pada 2012. Saat itu, Dojang atau sasana Yongmoodo mulai banyak bermunculan di sejumlah daerah Indonesia.

Dalam pembukaan Kejuaraan Nasional Yongmoodo Kasad Cup Ke-8 Tahun 2018, Kapendam IX/Udayana Letkol Kav. Jonny Harianto G menyatakan bahwa bela diri ini sesuai dengan kebutuhan prajurit militer. Sebab, ajaran Yongmoodo mengandalkan ketepatan, kecepatan dan kekuatan dalam duel jarak dekat. Selain itu, Yongmoodo juga sesuai dengan falsafah militer.

“Sejalan dengan falsafah militer yang menjunjung sportifitas dan patriotisme,” ujar Johny.

Bela diri yang dipakai atlet tarung bebas

Tidak hanya TNI AD yang menekuni disiplin bela diri asal Korea Selatan ini. Atlet ONE Championship, Andreas “Yhayaz” Satyawan juga menggunakan teknik ini saat bertanding. Atlet kelahiran Salatiga ini mengaku terbantu dengan gerakan Yongmoodo.

“Dapat berguna juga, melatih ketepatan dan memegang kaki lawan. Kekurangannya adalah (dalam) melindungi kepala, karena tangannya ada di bawah,” ujar Andreas melansir dari onefc.com.

Ilmu bela driri Yongmoodo saat ini telah tersebar di sejumlah negara. Antara lain Australia, India, Iran, Malaysia, Amerika, dan negara lainnya. Tertarik mempelajari?

Iklan

Penulis: Iradat Ungkai
Editor: Purnawan Setyo Adi

BACA JUGA 4 Perguruan Pencak Silat Indonesia yang Sukses Membuka Cabang di Luar Negeri
Cek berita dan artikel Mojok lainnya di Google News

Terakhir diperbarui pada 9 September 2023 oleh

Tags: bela diriKoreasilatyongmoodo
Iradat Ungkai

Iradat Ungkai

Kadang penulis, kadang sutradara, kadang aktor.

Artikel Terkait

PSHT vs Tapak Suci. MOJOK.CO
Ragam

PSHT dan Tapak Suci, Sama-sama Ajarkan Budi Pekerti Luhur tapi Satu Dikenal Biang Rusuh dan Satu Lagi Anti Tawur

29 Juli 2025
Tolak gabung pencak silat PSHT demi ikut karate. Tak menyesal karena jauh dari keributan meski harus dimusuhi saudara sendiri MOJOK.CO
Ragam

Gara-gara Tolak Gabung PSHT demi Karate Jadi Dimusuhi Saudara Sendiri, Tak Menyesal karena Jauh dari “Keburukan” kayak Pencak Silat

10 Juli 2025
Gaya pernikahan anggota perguruan bela diri pencak silat seperti SH Terate kerap diolok-olok MOJOK.CO
Ragam

Menikah dengan Anggota Pencak Silat Penuh Atraksi, Niat Ekspresikan Kebanggaan Malah Dicap Jamet

20 Juni 2025
Tinggalkan Probolinggo untuk kerja di Korea Selatan demi bantu Ibu. Dapat cuan gede malah dituduh tetangga jual diri MOJOK.CO
Ragam

Nekat Kerja di Korea Selatan demi Bantu Ibu, Dapat Cuan Gede Malah Dituduh Tetangga Jual Diri hingga Tak Mau Pulang Lagi

17 Juni 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Tragedi Sumatra Timbulkan Trauma: “Saya Belum Pernah Lihat Gayo Lues Seporak-poranda ini bahkan Saat Tsunami Aceh”

2 Desember 2025
Para penyandang disabilitas jebolan SLB punya kesempatan kerja setara sebagai karyawan Alfamart berkat Alfability Menyapa MOJOK.CO

Disabilitas Jebolan SLB Bisa Kerja Setara di Alfamart, Merasa Diterima dan Dihargai Potensinya

2 Desember 2025
Bioskop NSC Rembang, bangunan kecil di tanah tandus yang jadi hiburan banyak orang MOJOK.CO

Bioskop NSC Rembang Jadi Olok-olokan Orang Sok Kota, Tapi Beri Kebahagiaan Sederhana

1 Desember 2025
Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.