Kedai Es Krim Tip Top: Legendaris di Jogja, Tempat Nongkrong Warga Eropa Dahulu Kala

Kedai Es Krim Tip Top: Legendaris di Jogja, Tempat Nongkrong Warga Eropa Dahulu Kala MOJOK.CO

Es krim (unsplash.com)

 MOJOK.COEs krim Tip Top merupakan kedai legendaris di Jogja. Kedai ini memiliki sejarah panjang yang terukir sejak Indonesia belum merdeka.

Bicara kuliner legendaris Jogja, orang akan langsung mengingat gudeg atau bakpia. Tak ada yang salah dengan hal tersebut. Keduanya memang kerap orang cari kala berkunjung ke Jogja. Akan tetapi Jogja masih memiliki banyak kuliner legendaris.

Salah satunya ialah es krim yang dijajakan di Kedai Tip Top. Kedai ini berada di Sumbu Fiilosofi Jogja atau tepatnya jalan Margo Utomo (dulu Mangkubumi). Kedai es krim Tip Top bukan sembarang tempat makan es krim saja, kedai ini memiliki sejarah panjang yang terukir sejak Indonesia belum merdeka.

Es krim masuk ke Indonesia

Es krim sejatinya bukan kuliner asli bangsa Indonesia. Sajian ini merupakan tradisi kuliner Barat yang dibawa masuk Belanda pada zaman penjajahan. Mulanya, pasar utama es krim di Indonesia ialah masyarakat Belanda.

Misalnya di Surabaya, terdapat Zangrandi Ice Cream di Jalan Yos Sudarso yang telah berdiri sejak 1930. Kedai tersebut kini berada tepat di seberang gedung DPRD Surabaya. Kedai ini dulunya menjadi tempat nongkrong warga Eropa yang tinggal di Barat.

Lalu di Bandung ada tempat kuliner legendaris bernama Rasa Bakery & Café’ yang berdiri sekitar tahun 1930-an. Kedai ini juga menyajikan es krim dan masih bertahan hingga hari ini.

Sejarah Kedai es krim Tip Top

Kedai Es Krim Tip Top pertama kali buka pada tahun 1936. Perintisnya ialah Nyonya Alim Kurnianto. Mulanya kedai ini tak menjual es krim melainkan sajian makanan western. Pilihan memasarkan makanan barat tak terlepas dari banyaknya orang Cina dan Belanda di Jogja kala itu.

Menu es krim muncul karena ada saran dari orang Belanda untuk menambahkan es krim ke dalam daftar menu kedai. Pasalnya saat itu es krim masih jarang di Indonesia, terlebih Jogja. Akhirnya kedai ini membuat es krim.

Kedai Tip Top awalnya membuat es krim secara manual yakni dengan menggoyang-goyangkan air yang kemudian menjadi es lilin. Kala itu membuat es krim membutuhkan waktu yang lama. Setelah jadi, es krim dijajakan keliling kampung.

Seiring waktu berjalan, es krim TipTop berkembang menjadi hard ice cream. Kemudian es krim tersebut masuk ke dalam menu kedai. Kedai es krim Tip Top terbilang pelopor es krim di Jogja. Sebelumnya tak ada tempat yang menjual es krim.

Kedai ini menjadi pusat tongkrongan kalangan atas di masa lalu, mula dari pimpinan Hindia Belanda dan para teknoktrat lokal. Pada 1950-an, kedai es krim ini masih jadi tempat favorit kalangan borjuis untuk menikmati waktu senggang.

Kedai es krim ini telah berpindah tempat sebanyak tiga kali. Tempat pertama terletak di Jalan Pangeran Mangkubumi, lalu pada 2014 pindah ke Jalan Prof Dr Yohanes, Sagan, dan kembali berpindah ke Jalan Kebonsari No. 2 (belakang Bank Mandiri Sudirman (dulunya Mary Anne’s). Kedai ini mengalami masa jaya-jayanya sampai tahun 2000-an.

Kelahiran Old Dish by Tip Top

Pengelola kedai es krim Tip Top saat ini merupakan generasi ketiga atau cucu dari pendiri, Johan Paramasatya. Kedai ini kemudian melakukan rebranding dan berubah nama menjadi Old Dish by Tip Top.

Konsep kedai pun ikut berubah. Johan ingin mengedepankan es krim sebagai produk utama, bukan kedainya. Baginya, ini sesuai dengan minat anak muda hari ini. Perubahan ini memunculkan perkembangan variasi menu. Jika dulu hanya lumpia dan pastel untuk menu makanannya, kini ada pancake, churros, french fries, pasta, dan waffle.

“Kita memiliki sekitar 50-an item menu es krim dengan gula asli dan tanpa pemanis buatan. Unggulan kita adalah soda,fosco, dan Neapolitan,” ungkap Johan, dikutip dari Goodnewsfromindonesia.

Mengunjungi kedai ini seperti bertandang ke masa lalu. Suasana 40-an akan terasa karena interior khas kedai yang bergaya semi retro klasik.

Penulis: Iradat Ungkai
Editor: Agung Purwandono

BACA JUGA Toko Djoen Malioboro: Kedai Roti Legendaris yang Masih Bertahan Sejak Masa Penjajahan
Cek berita dan artikel Mojok lainnya di Google News

Exit mobile version