Debat capres-cawapres edisi bertama yang membahas tema hukum, HAM, korupsi, dan terorisme, sudah selesai beberapa waktu yang lewat. Ada banyak catatan dan kritik atas penyelenggaraan debat capres-cawapres edisi pertama tersebut. Salah satu yang cukup menjadi perhatian adalah tentang daftar kisi-kisi pertanyaan yang diberikan oleh paslon beberapa hari sebelum debat.
Hal tersebut oleh banyak pihak dianggap mencederai konsep debat capres-cawapres. Debat itu soal bagaimana kedua peserta bisa saling beradu argumen dengan cepat. Namun kalau kemudian pertanyaan tentang debat ternyata sudah dibikin, dan argumennya juga sudah disiapkan di kertas, lalu di mana menariknya?
Kebijakan KPU yang membocorkan pertanyaan ini mendapat banyak penolakan dari berbagai pihak, termasuk Wakil Presiden Jusuf Kalla. “Kalau (pertanyaan) itu dibuka duluan, berarti yang menjawab itu tim, padahal yang mau diuji adalah yang bersangkutan, pribadi,” ujar Jusuf Kalla.
Beberapa pihak juga menyesalkan kebijakan tersebut karena dinilai tidak mampu mengeksplorasi kecakapan kandidat dalam berpikir cepat. Debat jadi tak ubahnya seperti lomba baca puisi yang sudah ada naskahnya.
Banyaknya kritik atas penyelenggaraan debat capres-cawapres terkait soal panelis tersebut kemudian menjadi pertimbangan utama bagi KPU selaku penyelenggara debat dalam mengevaluasi jalannya debat capres-cawapres edisi pertama.
Setelah melewati proses perundingan dan evaluasi yang mendalam, pada akhirnya, KPU memutuskan untuk tidak lagi membagikan kisi-kisi pertanyaan kepada para kandidat pada debat capres-cawapres edisi kedua yang akan diselenggarakan pertengahan Februari mendatang.
Keputusan tersebut disampaikan langsung oleh Komisioner KPU, Wahyu Setiawan.
“Untuk debat capres berikutnya abstraksi soal yang dibuat panelis tidak diberitahukan kepada kandidat,” ujar Wahyu.
Dengan adanya keputusan tersebut, maka debat capres-cawapres kedua yang akan mengusung tema energi, pangan, sumber daya alam dan lingkungan hidup pada 17 Februari mendatang dipastikan akan bersih dari kisi-kisi.
Nah, lho… Untuk Pak Jokowi, Pak Ma’ruf, Pak Prabowo, dan Pak Sandiaga, jangan lupa belajar yang giat dan tekun. Sudah nggak ada bocoran. Yang pinter kelihatan pinter, yang plegak-pleguk bakal kelihatan plegak-pleguk.