MOJOK.CO – Mendorong orang untuk berani menikah itu baik, namun kalau yang didorong untuk menikah belum mencapai usia ideal untuk menikah, ya jadinya malah buruk.
Yang namanya WO alias walk out, eh, wedding organizer itu ya memang salah satu cara promosinya adalah dengan mendorong orang-orang untuk menikah. Lumrah belaka itu.
Namun, bakal menjadi unik, atau aneh, atau malah menyebalkan, jika pernikahan yang didorong adalah pernikahan dini atau pernikahan di usia yang dianggap tidak ideal.
Itulah yang kiranya terjadi pada viralnya wedding organizer bernama Aisha Wedding. Dalam websitenya, Aisha Wedding “mendorong” para perempuan agar menikah di usia yang boleh dibilang masih cukup dini.
“Semua wanita muslim ingin bertaqwa dan taat kepada Allah SWT dan suaminya. Untuk berkenan di mata Allah dan suami, Anda harus menikah pada usia 12-21 tahun dan tidak lebih,” begitu yang tertulis di website wedding organizer tersebut.
Keterangan itu tentu saja memancing banyak hujatan dari netizen. Maklum saja, bukan hanya karena menggunakan embel-embel agama, namun usia menikah antara 12-21 tahun di masa saat ini memang termasuk usia tidak ideal untuk menikah.
Berdasarkan revisi UU No.1/1974 tentang Perkawinan, usia minimal perempuan untuk bisa menikah memang 19 tahun, kendati demikian, BKKBN menyatakan bahwa secara medis, usia ideal bagi perempuan untuk menikah adalah minimal 21 tahun. Ya, minimal 21 tahun. Semakin tua beberapa tahun semakin baik
Wedding organizer Aisha Weddings memang viral sejak beberapa waktu terakhir setelah screenshot website mereka diunggah di Twitter oleh komikus Sweta Kartika. Tak butuh waktu lama bagi unggahan Sweta Kartika tersebut untuk viral dan di-retweet ribuan kali.
Ada Mak Comblang digital yang meng-encourage pernikahan anak-anak yeuh. Dis is ‘n outrage. Edan…https://t.co/4OCTAPycDb pic.twitter.com/DLjQ8KMaHV
— Sweta Kartika (@SwetaKartika) February 9, 2021
Banyak netizen yang yang memberikan sentimen negatif terhadap Aisha Weddings. Maklum saja, tak hanya dorongan untuk menikah dini, narasi-narasi yang ditulis di website Aisha Weddings juga sangat kental dengan nuansa patriarki.
“Jangan tunda pernikahan karena keinginan egoismu, tugasmu sebagai gadis adalah melayani kebutuhan suamimu. Anda harus bergantung pada seorang pria sedini mungkin untuk keluarga yang stabil dan bahagia. Jangan menjadi beban bagi orang tua Anda, temukan pria lebih awal!”
Karena dengan terang-terangan mendorong pernikahan dini dan pernikahan anak, pihak Komisi Perlindungan Anak Indonesia pun langsung bertindak.
“KPAI saat ini sedang menangani kasus ini,” terang Susianah Affandy, Komisioner KPAI bidang sosial dan anak.
Belakangan, kasus ini pun secara resmi sudah diteruskan ke pihak kepolisian oleh KPAI.
“Sejak siang tadi kami menerima banyak sekali pengaduan dari masyarakat, baik lewat website kami, maupun sosial media kami. Intinya masyarakat resah. Kami sudah melaporkan ke Kanit PPA (Kerja Unit Pelayanan Perempuan dan Anak) di Mabes Polri. Mereka akan melakukan pengkajian dan mungkin memanggil pihak Aisha Weddings ini,” ujar Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Rita Pranawati seperti dikutip dari VOA Indonesia.
Nah, lho. Kena, kena deh.
BACA JUGA Pro-Kontra Pernikahan Usia Muda dari Kacamata Orang yang Sudah Menikah dan artikel KILAS lainnya.