MOJOK.CO – Dokter Spesialis Gizi Klinik dari Universitas Indonesia dr. Diana Felicia Suganda mengungkapkan konsumsi buah ideal dalam satu hari minimal dua hingga tiga porsi. Jumlah itu yang dianjurkan untuk memenuhi asupan mikronutrien yang diperlukan tubuh.
Buah-buahan mengandung banyak mikronutrien seperti Vitamin C, magnesium, dan fosfor yang penting untuk menjaga sel-sel tubuh, terutama sel daya tahan tubuh. Konsumsi makanan dengan gizi seimbang, termasuk melalui buah sesuai porsi yang dianjurkan, erat kaitannya dengan daya tahan tubuh yang kuat.
“Ada yang namanya piramida makanan, dari situ bisa dilihat kalau kebutuhan buah adalah dua sampai tiga porsi per hari, itu minimal,” kata Diana di Jakarta, Senin (1/8/2022). Porsi tersebut berlaku untuk anak-anak maupun orang dewasa.
Apabila mengacu pada takaran porsi buah menurut Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO), mereka menganjurkan konsumsi buah 50 gram per porsi. Sehingga dalam sehari, seseorang dapat mengonsumsi hingga 150 gram buah.
“Untuk porsi, misal jeruk, ya satu jeruk. Jambu, satu jambu. Tapi kalau buah yang besar, kita makan pepaya, melon, semangka, itu kira-kira satu slice kayak di tukang buah,” jelas dia.
Akan tetapi, Diana tidak menyarankan mengonsumsi sebanyak tiga porsi dalam satu waktu karena akan membuat perut kenyang dengan buah. Hal itu memungkinkan kurangnya asupan nutrisi lain seperti protein yang juga penting untuk tubuh.
Ia menambahkan, konsumsi buah yang ideal sebaiknya tidak melulu terpaku pada jenis buah tertentu, tetapi harus bervariasi. Bahkan dalam satu hari, Diana menyarankan mengonsumsi tiga hingga empat jenis buah.
“Kalau jenisnya itu-itu aja, memang seratnya dapat, vitamin dan mineral dapat. Tapi, bahan makanan itu kandungannya beda-beda. Apakah ada fosfornya? Apakah ada magnesiumnya? Itu beda-beda. Jadi idealnya, memang kalau bisa itu setiap hari tiga sampai empat (jenis) buah,” pungkas Diana.
Orang Indonesia kurang konsumsi buah
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, sebanyak 95,5% orang Indonesia masih kurang mengonsumsi buah dan sayur dengan porsi yang cukup. Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan dr. Imran Agus Nurali, Sp.KO memaparkan, konsumsi sayur dan buah relatif rendah di Indonesia, di bawah 10%.
“Ini (kurang makan sayur dan buah) menjadi salah satu penyebab dalam meningkatkan angka penyakit tidak menular seperti diabetes, hipertensi, stroke, jantung, dan menimbulkan obesitas juga karena kurang serat,” ujar Imran seperti yang dikutip Antara.
Guru Besar Departemen Gizi Masyarakat Institut Pertanian Bogor Prof. Dr. Ir. Dodik Briawan, MCN, menambahkan, terdapat beberapa faktor yang membuat angka konsumsi buah dan sayur masyarakat rendah. Salah satunya, persepsi masyarakat Indonesia yang mengutamakan kenyang ketika makan tanpa memperhatikan komposisi.
“Masyarakat kita punya persepsi makan itu kenyang, tanpa memperhatikan komposisi, seperti harus ada sayur dan buah itu kadang-kadang lupa,” papar Dodik.
Faktor lainnya, terbatasnya akses masyarakat terhadap ketersediaan buah di sekitar tempat tinggalnya. Selain itu, menyiapkan buah di meja makan dinilai tidak semudah menyiapkan lauk pauk karena buah harus segera dihabiskan setelah dikupas. Begitu pula dengan sayur yang sebaiknya segera dihabiskan setelah dimasak. Di sisi lain, rasa dan tekstur buah yang beraneka ragam tidak selalu bisa diterima oleh lidah setiap orang terutama anak-anak.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan konsumsi buah di Indonesia adalah dengan membuat kreasi cara mengonsumsi buah, misal dengan mengolahnya menjadi salad atau jus. Di samping itu, pemerintah juga menggalakkan edukasi tentang pentingnya mengonsumsi buah dan sayur melalui program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat.
Penulis: Kenia Intan
Editor: Purnawan Setyo Adi