MOJOK.CO – Dalam pandangan agama, penyakit nonmedis adalah nyata adanya. Penyakit ini, seringkali muncul dari dalam hati, yang kemudian turut merusak kesehatan seseorang, bahkan menimbulkan kematian. Dalam Islam, penyakit ini disebut “Ain”.
Penyakit ain, begitu ia dinamai, merupakan penyakit yang ditimbulkan dari pandangan mata yang berkaitan dengan perasaan iri dan dengki. Ia, tidak hanya menimbulkan masalah bagi orang lain, tapi juga dapat membuat celaka orang yang dipandang dengan penuh kedengkian.
Dengan demikan, para ulama pun menyimpulkan bahwa ain adalah penyakit nonmedis yang timbul karena pandangan kagum atau takjub disertai dengan rasa iri-dengki dari seseorang yang memiliki tabiat buruk, dan mengakibatkan adanya bahaya pada orang yang dilihatnya.
Melansir NU Online, penyakit ain dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu. Pertama, pandangan dari orang yang sebenarnya mempunyai tabiat buruk di dalam hatinya terdapat rasa hasud, dengki dan ingin mencelakai terhadap orang yang dipandangnya.
Kedua, pandangan kekaguman atau ketakjuban kepada orang, sehingga akan timbul rasa dengki, tetapi kekaguman tersebut tidak disertai dzikir kepada Allah SWT. Penjelasan tersebut sesuai dengan firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Al-Qalam ayat 51, yang artinya:
“Dan sesungguhnya orang-orang kafir itu hampir menggelincirkan kamu dengan pandangan mereka, tatkala mereka mendengarkan Al–Qur’an dan mereka berkata: ‘Sesungguhnya ia (Muhammad) benar–benar orang yang gila.”
Dijlelaskan pula, efek dari penyakit ain ini bermacam–macam. Mulai dari bisa bikin orang yang dipandang jadi celaka, sakit, atau bahkan hingga menyebabkan kematian. Lebih lanjut, ia tidak hanya menyerang orang dewasa saja, tetapi juga anak–anak.
Namun, karena termasuk penyakit hati, ia tidak dapat dideteksi secara medis. Lantas, bagaimana mengenali gejalanya?
Ciri-ciri penyakit Ain
Seperti penyakit lainnya, penyakit ain juga mempunyai beberapa ciri. Adapun, tanda-tanda bahwa seseorang telah terkena gangguan ain, menurut Syaikh Abdul Azi As-Sadhan hafidzahullahu Ta’ala adalah sebagai berikut:
- Sakit kepala yang berpindah–pindah.
- Wajah pucat.
- Sering berkeringat dan buang air kecil.
- Nafsu makan lemah.
- Mati rasa.
- Panas atau dingin di anggota badan.
- Detak jantung yang cepat dan tidak beraturan.
- Rasa sakit yang berpindah dari bawah punggung dan bahu.
- Bersedih dan merasa sempit/sesak di dada.
- Berkeringat di malam hari.
- Perilaku/emosi berlebihan.
- Ketakutan yang tidak wajar.
- Sering bersendawa.
- Menguap atau terengah–engah.
- Menyendiri atau suka mengasingkan diri.
- Diam atau malas bergerak.
- Senang/ terlalu banyak tidur.
- Adanya masalah kesehatan tertentu tanpa ada sebab–sebab medis yang diketahui.
Cara menghindari dan mengobati penyakit Ain
Mengutip laman muslim.or.id, hal pertama yang perlu dilakukan agar terhindar dari penyakit ain adalah menghindari sikap suka pamer dan berhias diri dengan sifat tawadhu‘. Selain itu, sebisa mungkin hindari juga menyebut (pamer) kekayaan, kesuksesan usaha, kebahagiaan keluarga, juga memamerkan foto anak, foto diri, foto istri/suami, dan hal-hal lain yang bisa menimbulkan iri-dengki dari orang yang melihatnya.
Hal ini sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW dalam salah satu riwayatnya:
“Sungguh Allah mewahyukan kepadaku agar kalian saling merendah diri agar tidak ada seorang pun yang berbangga diri pada yang lain dan agar tidak seorang pun berlaku zalim pada yang lain,” (HR. Muslim no. 2865).
Selain itu, Rasulullah juga mengajarkan beberapa amalan agar kita bisa terhindar sekaligus mengobati penyakit ain. Salah satunya, dengan membiasakan membaca Surat Al-Falaq, Surat An-Naas, dan Surat Al-Ikhlas di pagi dan sore hari setiap hari.
Lebih lanjut, seseorang juga dianjurkan melakukan dzikir kepada Allah SWT sebanyak yang dia bisa di siang dan sore hari, terutama sebelum tidur. Dzikir, pada dasarnya mempunyai fungsi sebagai “baju besi” bagi orang beriman dan melindungi dia dari kejahatan.
Nabi Muhammad SAW, juga mengajari umatnya beberapa doa, yang harus dibaca untuk mencari perlindungan Allah SWT dari kejahatan yang ada di dunia ini, termasuk ain. Di antara dzikir pencegah ‘ain yang bisa dibaca kepada anak-anak agar tidak terkena ‘ain adalah sebagaimana yang ada dalam hadits Ibnu Abbas radhiallahu’anhu, bahwa Rasulillah mendoakan Hasan dan Husain dengan doa:
/u’iidzukuma bikalimaatillahit taammah, min kulli syaithaanin wa haamah wa min kulli ‘ainin laamah/
Artinya:
“Aku meminta perlindungan untuk kalian dengan kalimat Allah yang sempurna, dari gangguan setan dan racun, dan gangguan ‘ain yang buruk”.
Lalu Nabi bersabda: “Dahulu ayah kalian (Nabi Ibrahim) meruqyah Ismail dan Ishaq dengan doa ini” (HR. Abu Daud no. 4737, Ibnu Hibban no.1012, dishahihkan Syu’ain Al Arnauth dalam Takhrij Ibnu Hibban).
Penulis: Ahmad Effendi
Editor: Purnawan Setyo Adi