MOJOK.CO – Kubu Prabowo menegaskan bahwa kecuali setan dan iblis, mereka siap menerima dukungan dari anak dan cucu anggota PKI. Politik dagang sayur saja?
Semakin dekat dengan hari pencoblosan, masing-masing kubu capres dan cawapres berusaha “memancarkan” pesona masing-masing. Harapannya, baik kubu Jokowi maupun Prabowo, bisa merangkul semua golongan ke dalam gerbong suara masing-masing. Semuanya, tidak terkecuali sanak saudara, anak, cucu, dan cicit anggota PKI.
Kata “PKI” sendiri masih bikin alergi banyak orang. Meski pahamnya sudah kedaluwarsa, masih banyak yang meyakini bahwa PKI akan bangkit lagi. Bahkan, ada petinggi TNI yang masih aktif mengampanyekan bahayanya potensi kebangkitan partai terlarang itu. Masih ingat dengan pernyataan bahwa PKI sudah punya 15 juta anggota dan siap perang? Hmm…kalau bikin Youtube, pasti dapat viewers dan subscriber banyak. Langsung Golden Button pula.
Nah, ketika salah satu kubu mengungkapkan bahwa mereka siap menerima dukungan dari anak, cucu, dan cicit anggota Partai Komunis Indonesia, pernyataan tersebut jelas memancing reaksi netizen. Adalah kubu Prabowo, lewat Direktur Komunikasi dan Media (BPN) Prabowo-Sandiaga, Hashim Djojohadikusumo, menegaskan pernyataan tersebut.
“Kami akan terima dukungan dari mana pun kecuali iblis, kecuali setan. Yang lain kami terima, Prabowo terima. Bahkan anak dan cucu PKI pun, cicit PKI, kami akan terima dukungannya,” tegas Hashim Djojohadikusumo, yang tak lain tak bukan adalah adik dari Prabowo, calon presiden nomor urut 02 yang berpasangan dengan Sandiaga Uno.
Pernyataan tersebut memancing beragam reaksi apalagi Prabowo dan kubunya begitu anti dengan yang namanya “PKI”. Apalagi dengan pahamnya. Bahkan, salah satu pendukung Prabowo pernah menyamakan PDIP dengan PKI. Prabowo sendiri pernah memberikan label “pemberontak” kepada sanak saudara anggota partai terlarang itu.
Tidak ingin berlarut-larut, Gerindra mencoba memberikan klarifikasi. Lewat Ahmad Riza Patria, Ketua DPP Partai Gerindra, pernyataan Hashim Djojohadikusumo hanyalah ekspresi bahwa semua warga negara yang sudah bisa memberikan suara, tentu diterima dengan tangan terbuka apabila akan mendukung Prabowo di Pilpres 2019.
“Maksud Pak Hashim, seluruh warga negara Indonesia, sebagaimana diatur dalam UUD 1945 dan UU Pemilu, punya untuk memilih dan dipilih. Mau agamanya apa, sukunya apa, latar belakangnya apa, ya punya hak,” tegas Ahmad Riza Patria.
“Termasuk dulu bapak atau kakeknya PKI, anaknya kan warga negara Indonesia yang punya hak yang sama. Kita tidak boleh membedakan,” tambahnya.
Sementara itu, Garda Maharsi, Sekretaris Bdan Kebudayaan Nasional DPD PDIP, menganalogikan sikap Hashim sebagai sebuah langkah politik dagang sayur. Sangat pragmatis.
“Kalau sudah muncul rasa tidak percaya diri secara politik itu yang dimunculkan adalah politik dagang sayur. Jadi maksudnya nih gue jual harga murah yang penting semua mau gabung silakan,” kata Garda.
Yah, dagang sayur masih lebih baik ketimbang dagang kebohongan. Masak begitu saja tidak tahu? (yms)