MOJOK.CO – Kendati banyak lembaga survei yang mengunggulkan Jokowi-Ma’ruf, namun Gerindra meyakini bahwa elektabilitas Prabowo-Sandi jauh lebih tinggi dari Jokowi-Ma’ruf.
Elektabilitas pasangan capres-cwapres Jokowi-Ma’ruf Amin masih berada di atas pasangan capres-cawapres Prabowo-Sandiaga. Setidaknya, begitulah hasil survei dari banyak lembaga survei yang ada di Indonesia.
Lembaga-lembaga survei seperti LSI Denny JA, PolMark Indonesia, Populi Center, Cyrus Network, Charta Politika, Media Survei Nasional, Y-Publica, Alvara Research Center, dan Indikator Politik Indonesia, semuanya menempatkan pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin dalam posisi unggul melawan Prabowo-Sandiaga dalam urusan elektabilitas.
Bukan hanya sekadar unggul, selisih persentase elektabilitasnya pun cukup besar. Antara 9,5 persen sampai 28 persen.
Hasil survei terbaru Cyrus Network, misalnya, menempatkan Jokowi-Ma’ruf dengan elektabilitas 55,2 persen sementara Prabowo-Sandi 36 persen. Survei dari LSI Denny JA, malah lebih ngeri lagi, yakni 58,7 persen untuk Jokowi-Ma’ruf dan 30,9 persen untuk Prabowo-Sandi.
Nah, walau hampir semua lembaga survei menempatkan Jokowi-Ma’ruf unggul, namun, pihak Gerindra sebagai partai utama pengusung Prabowo-Sandiaga ternyata meyakini bahwa elektabilitas Prabowo-Sandiaga unggul dari Jokowi-Ma’ruf.
Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono.
Keunggulan elektabilitas Prabowo atas Jokowi tersebut menurut Arief didasarkan pada hasil survei yang dilakukan oleh sebuah lembaga survei yang Arief sendiri tidak mau menyebutkan namanya.
“Untuk nama lembaganya kita rahasiakan, karena takut diteror nanti,” kata Arief.
Menurut Arief, lembaga survei “rahasia” tersebut menempatkan pasangan Prabowo-Sandiaga unggul dengan elektabilitas 54,3 persen sementara Jokowi-Ma’ruf 40,4 persen.
“Hasilnya tingkat keterpilihan atau elektabilitas Prabowo-Sandi sudah melewati Joko Widodo-Maruf Amin. Yaitu 54,3 persen dari 2.661 responden memilih Prabowo- Sandiaga. Sedangkan 40,4 persen memilih Joko Widodo-Maruf Amin dan sebanyak 5,3 persen tidak menjawab,” terang Arief pada Merdeka.com. “Prabowo-Sandi sudah melewati 50 persen +1 Sedangkan Joko Widodo-Maruf Amin Makin nyungsep ke arah di bawah 40 persen ya.”
Nah lho, nah lho… Kok hasilnya kontradiktif nih. Lantas, manakah yang benar? Jawabannya tentu saja ada di ujung langit kita ke sana dengan seorang anak. Susah dibuktikan. Sebab yang namanya survei, semuanya boleh bikin versinya sendiri.
Lembaga survei bisa saja menampilkan hasil elektabilitas Prabowo-Sandi sebesar 99 persen dan Jokowi-Ma’ruf hanya 1 persen. Kalau diminta penjelasan, kan tinggal jawab: “Ini surveinya di kantor Gerindra”. Atau bisa juga sebaliknya.
Dalam politik, survei itu penting. Namun yang tak kalah penting, jangan terlalu percaya pada survei. Banyak tokoh-tokoh kita yang jadi korban survei. Sudah perayaan sujud syukur, eh, ternyata kalah.
Inget lagunya Efek Rumah Kaca: Pasar survei bisa diciptakan.