Selama ini, tentu sangat lazim jika anak seorang presiden mengikuti jejak orangtuanya untuk terjun ke dunia politik. Dari Megawati Soekarnoputri, Rachmawati Soekarnoputri, Tommy Soeharto, Titiek Soeharto, Mbak Tutut, Yenny Wahid, Puan Maharani, sampai Agus Harimurti Yudhoyono dan Edhie Baskoro Yudhoyono.
Dalam dunia politik, koneksi dan pengaruh orangtua memang tak bisa dimungkiri menjadi senjata utama untuk bisa memuluskan dan melancarkan jalur karier politik anak. Maka, tak heran jika anak ketua umum partai biasanya mudah menduduki jabatan yang tinggi di dalam partai yang dipimpin oleh orangtuanya. Hal tersebut berlaku pula untuk anak presiden.
Kendati demikian, tidak semua anak presiden mau mengikuti jejak politik orangtuanya. Nah, hal itulah yang terjadi pada anak-anak Presiden Jokowi: Gibran Rakabuming, Kahiyang Ayu, dan Kaesang Pangarep.
Dari tiga anak Jokowi tersebut, tak satu pun yang mau terjun ke dalam politik seperti ayahnya.
Gibran, putra pertama Jokowi kini justru menggeluti bisnis kuliner dan catering. Lalu Kahiyang Ayu yang sebelumnya sempat gagal tes CPNS kini menjadi ibu rumah tangga mendampingi suaminya yang seorang pengusaha. Sementara anak bungsu Jokowi, Kaesang Pangarep justru menggeluti dunia video dan juga bisnis kuliner dan merchandise.
Jokowi sendiri mengaku bahwa sebenarnya dia tak pernah melarang anak-anaknya untuk terjun ke dunia politik.
“Sejak kecil mereka sudah diberi kebebasan untuk menentukan pilihan. Prinsip-prinsip mereka sudah tahu semua. Apa yang boleh dan tidak boleh,” kata Jokowi pada para wartawan di Grand Garden Cafe, Kebun Raya Bogor, pada Sabtu, 8 Desember lalu.
Anak-anak Jokowi agaknya memang punya keinginan untuk tidak terbawa oleh bayang-bayang ayahnya. Jangankan untuk terjun ke dunia politik, untuk sekadar meneruskan bisnis mebel yang dulu dirintis oleh Jokowi pun mereka tak mau. Anak-anak Jokowi lebih memilih untuk menjalankan bisnis sesuai dengan passion mereka masing-masing.
Ah, mungkin anak-anaknya Jokowi sudah paham nglothok betapa dunia politik adalah dunia yang sangat menyebalkan.
Lha gimana, nggak terjun ke politik saja mereka tiap hari sudah dinyinyirin dan dituduh macam-macam, apalagi kalau mereka terjun politik.
Wis, memang sudah paling bener jualan martabak sama jualan pisang. Urusannya mentok sama meses, tobleron, dan keju. Nggak perlu urusan sama dunia politik yang kejam dan penuh tipu-tipu.