MOJOK.CO – Wisata kuliner dan pantai menjadi destinasi primadona bagi pelancong di musim libur Lebaran tahun ini. Transaksi triliunan rupiah berputar di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.
Seperti dilaporkan Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, selama periode liburan 29 April – 8 Mei 2022, jumlah uang yang dibelanjakan pemudik dan wisatawan menembus Rp1,220 triliun. Dari jumlah itu, nyaris separuhnya atau 48,79% nya datang dari sektor kuliner atau setara Rp595,7 miliar.
Jumlah itu diikuti sektor transportasi, termasuk parkir dan belanja oleh-oleh, dengan kontribusi 211,8 miliar lalu lini akomodasi dengan Rp95,8 miliar.
“Alhamdulillah tidak ada kejadian luar biasa, seperti pungli, nuthuk, kecelakaan jip, dan lainnya yang menjadi berita besar yang mempengaruhi image pariwisata di Kabupaten Sleman pada musim libur Lebaran kali ini,” ujar Kepala Dinas Pariwisata Sleman, Suparmono, Minggu (8/5).
Adapun jumlah kunjungan di destinasi wisata di Sleman selama periode itu mencapai lebih dari 1 juta orang, tepatnya 1.058.889 kunjungan.
Selaras dengan data nilai transaksinya yang paling besar, destinasi wisata kuliner menjadi favorit kunjungan, dengan jumlah 470.592 kunjungan atau hingga 44,44%.
“Destinasi wisata kuliner menjadi favorit wisatawan dan pemudik karena sebagian besar pemudik memiliki kenangan yang bisa dibagi dengan keluarganya terkait kuliner yang dinikmatinya selama berkuliah/tinggal di Kabupaten Sleman,” katanya.
Pemkab Sleman mencatat destinasi wisata kuliner favorit itu terutama kuliner tradisional, seperti gudeg di seputaran kawasan Gudeg Mbarek, nasi pecel SGPC UGM, ayam Kalasan, dan Boyong Kalegan.
Selain santapan tradisional, tempat kuliner kekinian, yang menawarkan bukan hanya kuliner, tetapi juga tempat selfie juga ramai, seperti Kopi Merapi, Kopi Klotok, Raminten, West Lake, Abhayagiri, dan Mang Engking.
Setelah kulineran, destinasi wisata alam menjadi tujuan wisatawan yakni mendapat 276.617 kunjungan, disusul destinasi wisata buatan manusia dengan 169.052 kunjungan, dan destinasi wisata budaya 142.628 kunjungan.
Wisata di sekitar lereng Merapi tetap menjadi primadona pelancong. Berkendara dengan jip di kawasan Merapi misalnya diserbu 85.052 wisatawan. Sementara di kawasan Kaliadem, dengan Bunker Kaliadem, Petilasan Mbah Maridjan, dan situs-situs wisata lain juga digemari sekitar 80 ribu pengunjung.
Candi Prambanan dan Kraton Ratu Boko masih mencatat kunjungan sekitar 7000 sampai 20 ribu orang per hari pada musim libur kali ini. “Kunjungan di kedua candi terserbut mengambil porsi sampai dengan 50% dari kunjungan wisatawan di destinasi budaya di Sleman,” ujarnya.
Jumlah kunjungan wisata itu juga didukung data keterisian kamar (occupancy rate) hotel, baik berbintang maupun tidak berbintang di Sleman, yakni hingga 90 persen dengan lama tinggal (length of stay) rata-rata 1,70 hari selama libur Lebaran.
Sementara di wilayah selatan DIY, Gunungkidul, objek wisata yang paling banyak diserbu wisatawan adalah pantai. Data Dinas Pariwisata Gunungkidul hingga Sabtu 7 Mei, tercatat 217.672 wisatawan.
“Destinasi wisata yang palingbanyak dikunjungi masih destinasi wisata pantai yang merupakan mass tourism,” kata Kepala Dinas Pariwisata Gunungkidul Arif Aldian.
Arif merinci jumlah wisatawan selama libur Lebaran, yakni mulai Jumat 29 April adalah 1.016 orang, lalu 30 April 2.019 orang, dan 1 Mei 2.605 orang.
Pada hari pertama Lebaran, Senin 2 Mei, jumlahnya naik nyaris dua kali lipat dari hari sebelumnya yaitu 5.138 orang dan melejit empat kali lipat di hari kedua Idulfitri, Selasa 3 Mei, dengan 21.736 orang.
Usai Lebaran, jumlah pelancong bahkan meroket pada Rabu 4 Mei dengan 48.364 orang dan memuncak pada Kamis 5 Mei dengan kunjungan 59.244 orang.
Jumlah pengunjung mulai menurun, Jumat 6 Mei, dengan 36.860 orang dan sempat naik lagi pada Sabtu 7 Mei dengan 40.690 orang.
“Jumlah kunjungan wisatawan di libur Lebaran ini sudah melampaui dari target kami yakni 154.403 orang sejak Jumat 6 Mei lalu,” imbuh Arif.
Anggota DPRD Gunungkidul Sugito mengakui pariwisata berdampak besar dalam meningkatkan perekonomian masyarakat. “Sektor wisata memiliki potensi besar menyumbang pendapatan asli daerah (PAD),” ujarnya.
Reporter: Arif Hernawan
Editor: Purnawan Setyo Adi