Masih ada waktu lima bulan sebelum pendaftaran nama calon presiden dan calon wakil presiden ke KPU untuk pemilihan presiden 2019 dibuka, namun sampai sekarang, dugaan yang paling besar di Pilpres mendatang adalah skenario Jokowi melawan Prabowo.
Maklum saja, sampai sejauh ini, Jokowi memang masih menjadi sosok dengan elektabilitas tertinggi versi banyak lembaga Survei, dan Prabowo menjadi sosok kedua yang membuntutinya. Sedangkan sosok-sosok lain berada jauh di bawah.
Nah, seandainya skenario Jokowi melawan Prabowo ini terus bertahan hingga masa pendaftaran nama calon presiden dan wakil presiden, serta Pilpres digelar hari ini, tidak perlu menunggu bulan April 2019 mendatang, kira-kira, siapakah yang bakal menang?
Hasil survei dari Populi Center ternyata menyatakan Prabowo Subianto bakal kalah telak secara head to head dari Joko Widodo jika pemilihan presiden diselenggarakan saat ini.
Seperti diketahui, walaupun Jokowi dan Prabowo adalah dua sosok dengan elektabilitas tertinggi, namun ketimpangan elektabilitas keduanya memang sangat njomplang.
Elektabilitas Jokowi mencapai 64,3 persen, sedangkan elektabilitas Prabowo bahkan tidak sampai setengahnya, yakni 25,3 persen.
“Apabila Pilpres diadakan lagi hari ini (Februari 2018) dan calonnya adalah Jokowi dan Prabowo untuk jadi presiden maka elektabilitas Jokowi 64,3 persen dan Prabowo 25,3 persen,” ujar Peneliti Populi Center Hartanto Rosojati.
Angka elektabilitas hasil survei Populi per Februari ini selaras dengan hasil survei pada periode sebelumnya. Pada survei di bulan Agustus 2017, elektabilitas Jokowi 55,5 persen dan Prabowo 32 persen. Selanjutnya pada bulan Oktober 2017, elektabilitas Jokowi sebesar 56,7 persen dan Prabowo 31,9 persen. Lalu pada bulan Desember 2017, elektabilitas Jokowi sebesar 62,9 persen dan Prabowo 27,3 persen.
Nah, jika tren ini terus bertahan sampai masa pencoblosan April 2019 mendatang, maka bukan hal yang mustahil bila kelak, Jokowi akan kembali terpilih menjadi Presiden tahun 2019. Dan kali ini, dengan kemenangan yang telak, bukan kemenangan tipis seperti tahun 2014 lalu.
Tentu ini menjadi tugas yang berat bagi partai-partai yang kelak akan mengusung Prabowo sebagai calon presiden. Butuh daya dan upaya ekstra luar biasa untuk bisa mengerek elektabilitas Prabowo agar minimal bisa mendekati Jokowi.
Apakah bisa? Insya Alloh bisa. Asalkan jangan Fadli Zon atau Fahri Hamzah yang jadi wakilnya. Hehehe.