Jika Dikecewakan Gerindra, PKS Lebih Memilih Abstain Ketimbang Berpindah Mendukung Jokowi

Belum adanya kepastian soal siapa cawapres yang bakal dipilih oleh Prabowo benar-benar membuat PKS was-was. Maklum saja, itu artinya, masih terbuka lebar kemungkinan cawapres Prabowo bukan dari unsur PKS.

Seperti diketahui, PKS sudah membangun koalisi yang cukup lama dengan Gerindra. Pihak Gerindra juga sudah berkali-kali menjanjikan bahwa cawapres pendamping Prabowo adalah dari unsur PKS. Namun nyatanya, sampai sekarang, Gerindra masih terus membuka opsi-opsi pertimbangan yang lain, termasuk mempertimbangkan nama-nama di luar PKS seperti Ustad Abdul Somad, Anies baswedan, sampai Agus Harimurti Yudhoyono.

Kondisi tersebut membuat banyak pihak mulai memberikan masukan-masukan untuk PKS, salah satunya adalah masukan agar PKS berpindah haluan mendukung Jokowi jika kelak ternyata dikecewakan oleh Gerindra.

Berpindah haluan mendukung Jokowi dianggap sebagai opsi “pelampiasan” dan “balas dendam” yang paling memungkinkan.

Namun ternyata, PKS memang partai yang teguh pendirian. PKS mengaku tidak akan mendukung Jokowi. Kalau memang kelak PKS dikecewakan oleh Prabowo atau Gerindra, PKS lebih memilih untuk abstain, bukan berpindah haluan mendukung Jokowi. Dahsyat betul.

“Itu salah satu opsi (abstain) yang mungkin diambil kalau memang situasinya tidak memungkinkan, tapi itu tergantung pembahasan pimpinan DPP dan Majelis Syuro. Kira-kira sikap resmi PKS itu seperti apa ketika ada nama lain yang diusulkan,” kata Direktur Pencapresan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Suhud Alynudin.

Opsi mendukung Jokowi pun menjadi opsi yang tak mungkin terealisasi, sebab PKS memang tak membuka pilihan untuk berkoalisi dengan kubu Capres petahana Jokowi.

“Garis kebijakan PKS tidak membuka opsi koalisi dengan Pak Jokowi,” jelas Suhud.

Wah, sayang sekali, padahal PKS dan Jokowi punya rekam jejak yang sangat baik kalau bekerja-sama.

Di tahun 2010, misalnya, PKS ikut memenangkan pasangan Jokowi dan FX Hadi Rudyatmo menjadi walikota dan wakil walikota Surakarta, tak tanggung-tanggung, kala itu, pasangan Jokowi-Hadi menang telak 90 persen. Saat itu, Hidayat Nur Wahid turun menjadi juru kampanye untuk kemenangan Jokowi.

Gimana nih, PKS, yakin nih di Pilpres 2019 nanti tetap milih abstain? Yakin nggak mau mengulang kesuksesan masa lalu? Hehehe. (A/M)

pks

Exit mobile version