Kronologi Dosen UII yang Hilang hingga Terdeteksi di Boston AS

dosen uii mojok.co

Dosen UII yang hilang (Dok. Polda DIY)

MOJOK.CODosen Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta Ahmad Munasir Rafie Pratama hilang kontak dalam perjalanan pulang dari Oslo, Norwegia ke Jakarta, Indonesia. Kabar terbaru, ia terdeteksi masuk Amerika Serikat melalui Bandara Boston. 

Tim Pusat Krisis UII masih terus melacak keberadaan Ahmad Munasir Rafie Pratama (AMRP), salah satu dosen UII yang dikabarkan menghilang. Sebelumnya, berdasarkan penggalian jejak digital, dapat dipastikan AMRP sudah meninggalkan Oslo, Norwegia dan berada di Istanbul, Turki.

AMRP bersama tiga dosen UII lainnya mengikuti aktivitas mobilitas global di University of South-Eastern Norway (USN). Kunjungan UII ke USN dalam rangka mempererat kerja sama kedua universitas, dengan dukungan pendanaan dari Uni Eropa, melalui skema Erasmus+. Berikut ini kronologi pencarian AMRP yang telah Mojok rangkum.

Sepekan di Norwegia

AMRP dan tim berada di Norwegia selama kurang lebih sepekan, mulai tanggal 5 Februari 2023 hingga 12 Februari 2023. Setelahnya mereka meninggalkan Norwegia melalui bandara Oslo. Salah satu dari tim yang beranggotakan empat orang itu adalah Rektor UII Prof. Fathul Wahid. Ia terakhir kali berjumpa dengan AMRP pada 11 Februari 2023 malam di Oslo, Norwegia.

Kepulangan tim dosen UII memang tidak bersamaan, mereka terbagi dalam tiga penerbangan yang berbeda. Diketahui AMRP sendirian dalam penerbangan kembali ke Indonesia melalui Istanbul, Turki. Menurut rencana yang tersampaikan secara lisan, rute perjalanannya adalah Oslo-Istanbul-Riyadh-Istanbul-Jakarta. AMRP tidak berbagi informasi penerbangan secara detail kepada kolega UII maupun istrinya.

Perjalanan pulang AMRP perlu melalui Riyadh karena sebagian tiket dibayar oleh panitia konferensi di Arab Saudi yang mengharuskan rute tersebut. Asal tahu saja, sebelum melakukan kegiatan di Oslo, AMRP sempat memberikan pidato kunci pada konferensi internasional yang digelar di Riyadh pada 23-25 Januari 2023.

12 Februari 2023, terakhir berkabar dengan istri

AMRP mengirimkan pesan terakhir kepada istrinya pada 12 Februari 2023 siang sebelum menaiki pesawat ke Istanbul berbunyi “menunggu boarding”. Itu pesan terakhir yang diterima istrinya. Sejak saat itu AMRP tidak pernah menghubungi.

13 Februari 2023, terlacak aktivitas daring di Turki

Terdapat jejak aktivitas daring di Turki pada 13 Februari 2023 sekitar pukul 03.00 dan 08.00 waktu setempat. Dari pelacakan aktivitas daring ini diketahui bahwa AMRP sudah meninggalkan Oslo, Norwegia dan sudah berada di Istanbul, Turki.

Pada 12 Februari 2023, AMRP sempat terhubung internet melalui koneksi Virtual Private Network eduVPN yang mengarah ke kampus UII. Lokasi aksesnya di sekitar Istanbul, pada pukul 19.00-23.00 waktu setempat. Lalu pada 13 Februari 2023 pukul 03.57, AMRP melakukan aktivitas sign out Google Drive.

“Informasi yang kami terima dari KBRI Oslo menegaskan temuan jejak digital ini. Pihak Kepolisian di Oslo memastikan bahwa catatan pihak imigrasi di bandara Oslo menunjukkan bahwa AMRP sudah tidak berada di wilayah Schengen pada 12 Februari 2023,” jelas Rektor UII Prof. Fathul Wahid dalam keterangan resminya, Sabtu (18/2/2023).

Akan tetapi hingga saat ini belum dapat dipastikan apakah AMRP sudah meninggalkan Istanbul dan menuju Riyadh. Informasi status boarding masih ditunggu dari Turkish Airline. Ketiadaan nomor referensi pemesanan tiket membuat pelacakan tidak mudah dilakukan.

16 Februari 2023 seharusnya sudah sampai Jakarta, Indonesia.

Menurut informasi lisan yang diberikan AMRP dan dikuatkan dengan pesan WhatsApp istrinya, AMRP seharusnya mendarat di Jakarta pada 16 Februari 2023 pukul 18.00 WIB. Namun, adik AMRP yang menunggu di pintu kedatangan tidak mendapati kakaknya. Setelah melakukan konfirmasi ke Angkasa Pura, nama AMRP tidak ada dalam manifes penerbangan tersebut.

Pencarian terus dilakukan

UII terus melacak dengan berbagai cara dan berkoordinasi dengan banyak pihak. UII akan terus komunikasi dengan KBRI di Oslo dan KJRI Istanbul yang sudah berkoordinasi dengan otoritas setempat.

“Selain itu, kami juga mengajukan permohonan perlindungan AMRP melalui Pelayanan dan Perlindungan WNI di Luar Negeri, Kementerian Luar Negeri RI, dan mengirimkan surat kepada Sekretaris NCB-Interpol Indonesia untuk menerbitkan Yellow Notice untuk pencarian orang hilang.”ungkap UII. Keluarga besar UII pun memohon doa dari seluruh pihak agar keberadaan AMRP segera diketahui, dalam kondisi sehat dan baik.

Terdeteksi berada di Amerika Serikat

Kabar terbaru, upaya untuk menemukan keberadaan AMRP mulai mendapati titik terang. Berdasarkan informasi yang diterima oleh keluarga melalui UII dari Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI), AMRP terdeteksi masuk Amerika Serikat melalui Bandara Boston pada 13 Februari 2023.

Temuan ini didasarkan pada data dari United States Customs and Border Protection (US CBP). Namun, lokasi keberadaan AMRP di Boston tidak diketahui secara pasti. UII juga belum mengetahui misi atau alasan mengapa AMRP menuju Boston sekembalinya dari Oslo melalui Istanbul, dan tidak langsung ke Indonesia.

“Sampai saat ini, AMRP belum bisa dihubungi,” ungkap Prof. Fathul Wahid, Minggu (19/2/2023).

“UII dan keluarga berharap AMRP segera menghubungi untuk mengabarkan lokasi dan keadaannya. UII juga berharap setelah misi di Boston selesai, AMRP dapat kembali ke Indonesia dalam keadaan sehat dan baik. Jika dibutuhkan bantuan pendampingan atau penjemputan, UII akan berkoordinasi dengan Kemlu RI dan/atau KJRI New York,” pungkasnya.

Penulis: Kenia Intan
Editor: Purnawan Setyo Adi

BACA JUGA Gelar Profesor Kehormatan UGM Lagi Ramai Dibahas, Bagaimana Aturan Sebenarnya?

 

Exit mobile version