Film Inang Perkenalkan Kesialan Mitos Rebo Wekasan pada Generasi Z

film inang tentang mitos rebo wekasan mojok.co

Film Inang. (IG @filminang)

MOJOK.CO – Dunia perfilman Indonesia kembali dimeriahkan dengan film baru berjudul “Inang”. Film karya sutradara Fajar Nugros ini dibintangi Naysila Mirdad dan Dimas Anggara bercerita tentang mitos Rebo Wekasan. Inang, yang sudah tayang di bioskop, disebut berbeda dari film bergenre thriller horor lainnya yang banyak menghiasi layar bioskop Indonesia.

Film Inang yang hingga kini sudah ditonton lebih dari 700 ribu orang selama sepekan terakhir. Film ini tidak menjual jump scare adegan berdarah-darah dan hantu. Namun justru membawa pesan kekuatan perempuan di tengah mitos Rebo Wekasan.

Rebo Wekasan merupakan Rabu terakhir di bulan Sapar dalam kalender Jawa. Dalam beberapa kepercayaan, akan ada banyak petaka yang terjadi sehingga disebut dengan hari sial.

Bukan tanpa alasan Nugros memilih mitos tersebut sebagai background filmnya. Mitos Jawa tentang kesialan yang tak banyak lagi diketahui generasi Z itu coba dikenalkan kembali oleh sutradara asal Yogyakarta tersebut.

“Saya dulu masih mengalami dawuh (perintah-red) Sultan (Sri Sultan HB X-Raja Keraton Yogyakarta) untuk nyayur (memasak-red) lodeh untuk menolak bala. Nah saya ingin respon, apakah anak-anak sekarang milenial dan gen Z masih percaya hal-hal seperti itu,” papar Fajar dalam diskusi film Inang di Alun-alun Utara, Sabtu (22/10/2022) malam.

Inang menceritakan kisah Wulan yang diperankan Naysila Mirdad, perempuan hamil yang harus berjuang melawan kekuatan jahat yang ingin mengambil alih kehidupan bayinya dalam mitos Rebo Wekasan. Fajar sengaja memilih cerita Inang atau ibu dan perempuan sebagai inti cerita untuk memperlihatkan sejauh lingkungan memperlakukan mereka.

Fajar mempertanyakan apakah perempuan di kota-kota besar sudah mendapatkan keberpihakan atau kesetaraan. Sebab dalam banyak tayangan film horor, sosok perempuan sering digambarkan tak berdaya dan mendapatkan keadilan saat hidup dan baru balas dendam saat mereka sudah mati.

“Namun di film ini, wulan yang mencoba memberontak dan melakukan perlawanan saat dia masih hidup dengan kekuataannya, bukan saat sudah meninggal. Naysila cocok untuk membintangi film inang ini karena sudah punya pengalaman yang teraniaya,” tandasnya.

Sementara Naysila Mirdad mengaku antusias bisa membintangi film Inang. Film horor yang menjadi pengalaman pertamanya tersebut membuatnya belajar banyak hal. Apalagi Nay-sapaan Naysila adalah orang yang penakut seperti halnya Dimas Anggara yang berperan sebagai Bergas dalam film tersebut.

“Seru banget sih, tapi kami di lokasi sama-sama penakut semua termasuk Dimas (dimas anggara-red) dan [fajar] Nugros juga. Ini genre yang baru untukku. Ya kami bareng-bareng terus di set. Seru sih,” ungkapnya.

Naysila menambahkan, dalam film ini dia bisa belajar mengumpat. Hal yang tak pernah dilakukannya di banyak sinetron yang dibintanginya.

Berperan sebagai perempuan yang tengah mengandung, Nay pun harus belajar banyak hal. Termasuk gestur dan cara jalan perempuan hamil.

“Di film ini akhirnya belajar ngomong [umpatan],” paparnya.

Hal senada disampaikan Dimas yang mengaku memiliki pengalaman baru bermain film horor. Dia merasa mendapatkan pengalaman menyeramkan meski bermain di film tersebut.

“Kalau horor-horor, saya mencoba menghindari [meski bermain di film horor], takutnya kepikiran,” imbuhnya.

Reporter: Yvesta Ayu
Editor: Purnawan Setyo Adi

BACA JUGA Perfect Strangers dan Malapetaka karena Handphone

Exit mobile version