Hakim Binsar Gultom, Tes Keperawanan, dan Urusan Kemaluan Lainnya

Dalam dunia perhakiman, tentu sudah tak terhitung hakim yang melontarkan pernyataan kontroversial yang bikin geram banyak orang. Mulai dari hakim Parlas Nababan yang dulu pernah bilang “membakar hutan tidak merusak lingkungan karena bisa ditanami lagi”, sampai hakim Daming Sunusi yang pernah berujar “yang diperkosa dengan yang memperkosa ini sama-sama menikmati”.

Baru-baru ini, muncul lagi nama hakim yang bikin heboh dan bikin geram banyak orang. Yak, tul, Hakim Binsar Gultom.

Hakim Binsar Gultom ini bikin heboh dan menjadi bahan pembicaraan di masyarakat karena mengemukakan usulan tes keperawanan kepada para perempuan yang akan menikah. Usulan tes keperawanan tersebut tertuang dalam buku Binsar yang berjudul Pandangan Kritis Seorang Hakim.

Hal yang paling penting dilakukan, kata Binsar, bila perlu sebelum pernikahan harus diatur persyaratan yang tegas, yakni mereka masih dalam kondisi kudus, suci, artinya masih perawan atau tidak.

“Untuk itu, harus ada tes keperawanan,” katanya di halaman 194.

Belakangan diketahui, Hakim Binsar ini ternyata tak hanya mengusulkan tes keperawanan, tapi juga tes keperjakaan. Wahai, betapa adil sejak dalam pikiran pak hakim yang satu ini.

Hakim Binsar yakin betul, dunia kedokteran yang semakin maju harusnya bisa menciptakan teknologi untuk mengetahui seorang lelaki masih perjaka atau tidak.

“Sekarang dokter atau ahli kandungan, (masak) tidak bisa mendeteksi seorang pria sudah tidak perjaka? Itu harus bisa, zaman canggih,” tegas Pak hakim Binsar.

Tak cukup sampai di situ, Pak Hakim Binsar ini juga yakin dunia kedokteran bisa menguji apakah keperjakaan seorang lelaki hilang karena berhubungan badan dengan perempuan lain atau karena onani.

Nah lho, nah lho.

Hayo, siapa yang kemarin posting meme “Ya Alloh, sisakanlah perawan untuk kami”? Sudah siap tes “keperjakaan tangan”, belum? Jangan lupa, besok lagi, kalau mau onani, pakai sarung tangan, biar sidik jarinya tidak terlacak.

Yah, Indonesia ini memang negara yang huebat. Di negara lain, hakim sebatas mengurusi persoalan hukum, sedangkan di sini, hakim bisa mengurusi kemaluan, bahkan urusan coli. Kurang huebat bagaimana, coba?

tes keperawanan

Exit mobile version