Grebeg Syawal Tanpa Rayahan Gunungan, Sultan Bagikan Rengginang 
  • Cara Kirim Artikel
Mojok
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Terminal
  • Movi
  • Podcast
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Terminal
  • Movi
  • Podcast
Logo Mojok
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
  • Kilas
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Terminal
  • Movi
  • Podcast
Home Kilas

Grebeg Syawal Tanpa Rayahan Gunungan, Sultan Bagikan Rengginang 

Yvesta Ayu oleh Yvesta Ayu
3 Mei 2022
0
A A
grebeg syawal rengginang

Para abdi dalem Keraton Yogyakarta mengikuti prosesi Grebeg Syawal di Keraton Yogyakarta. (Yvesta Ayu/Mojok.co)

Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

MOJOK.CO – Garebeg (grebeg) Syawal Keraton Yogyakarta tahun ini tanpa gunungan yang diperebutkan masyarakat umum. Sebagai gantinya gunungan rengginan (rengginang) dibagikan kepada kerabat dan abdi dalem. Gunungan juga dibawa Masjid Gedhe, Pura Pakualaman dan Kepatihan Yogyakarta. 

Keraton Yogyakarta menyiapkan tujuh gunungan yang disiapkan dalam acara bernama Numplak Wajik seperti Gunungan Kakung, Gunungan Gepak, Gunungan Estridan Gunungan Pawuhan. 

Gunungan yang berisi uba rampe rengginang ini seringkali jadi rebutan warga yang ngalap berkah. Namun, seiring pandemi COVID-19 yang melanda dua tahun terakhir, Keraton Yogyakarta meniadakan gunungan dan menyederhanakan prosesi garebeg sebagai ungkapan rasa syukur dan sedekah dari raja kepada kerabat dan rakyatnya.

Alih-alih diperebutkan warga, uba rampe hanya dibagikan ke abdi dalem di lingkungan Keraton Yogyakarta sebagai wujud rasa syukur Sultan atas hadirnya Hari Raya Idul Fitri. Penyederhanaan prosesi garebeg juga kembali dilakukan pada peringatan Idul Fitri 1 Syawal 1443 Hijriyah, Selasa (03/05/2022). Keraton hanya membagikan 2.700 uba rampe rengginang bagi abdi dalem.

“Kita memberikan uba rampe rengginang sebagai bagian dari prosesi garebeg seperti tahun lalu hanya untuk abdi dalem,” papar Mantu Dalem Sri Sultan Hamengku Buwono X, KPH Purbodiningrat di Keraton Yogyakarta.

Baca Juga:

Empat Keraton di Jawa Rekonsiliasi Lewat Catur Sagatra

Penampakan Terkini Alun-alun Utara Jogja Setelah Jadi Lautan Pasir

Tradisi Sejak 500 Tahun Lalu, Warga Jepara Lakukan Ritual Perang Obor

Purbodiningrat menjelaskan, meski berupa uba rampe rengginang, pareden gunungan kecil tersebut sudah menjadi simbolisasi gunungan grebeg dari keraton. Sehingga upaya melestarikan tradisi grebeg tetap bisa dilaksanakan walaupun di masa pandemi.

Keraton sengaja meniadakan prosesi rayahan gunungan untuk mengantisipasi kerumunan masyarakat. Sebab meski tren kasus COVID-19 di DIY mulai melandai, potensi penularan virus masih bisa terjadi.

“Walapun tidak ada rayahan, esensinya tetap sama karena dulu sebetulnya gunungan [grebeg] tidak untuk diperebutkan, tapi diserahkan kepada kerabat dan abdi dalem. Namun perkembangan jaman, akhirnya diperebutkan [masyarakat],” jelasnya.


Ubarampe, lanjut Purbodiningrat dibuat dari beras ketan yang dikeringkan selama beberapa hari dan dirangkai dengan bambu di Bangsal Srimanganti, Keraton Yogyakarta. Setelah rangkaian selesai disiapkan, gerabah tempat ubarampe diletakkan dibusanani atau diberikan kain penutup bermotif bangun tulak.

“Uba rampe disiapkan dalam beberapa hari sebelum dibagikan,” jelasnya.

Secara terpisah, Sekda DIY, Baskara Aji mewakili Aparatur Sipil Negara (ASN) yang menerima uba rampe rengginang dari Keraton untuk Kepatihan di Pendapa Wiyata Praja, Kompleks Kepatihan. Ubarampe gunungan diserahkan Utusan Dalem Keraton yakni KRT Widyacandra Ismayaningrat dan KRT Wiraguna.

Penerimaan pareden gunungan tersebut menjadi satu pertanda yang menggambarkan tentang kebersatuan antara Keraton Yogyakarta dengan Pemerintah Daerah (DIY) dan masyarakat. Melalui pareden tersebut, semua pihak bekerjasama membangun, memakmurkan dan menyejahterakan masyarakat DIY.

“Sehingga masyarakat dan pemerintah kabupaten/kota dapat melengkapi satu sama lain,” jelasnya.

Paniradya Pati Kaistimewan Aris Eko Nugroho, menambahkan pembagian ubarampe gunungan adalah bagian dari keistimewaan Yogyakarta. Dalam Undang-undang Keistimewaan (UUK) Nomor 13 Tahun 2012 tercatat ada 5 unsur keistimewaan salah satunya melembagakan peran Kasultanan Yogyakarta.

“Pembagian pareden pada ASN di Kepatihan, harapannya bisa berlangsung terus menerus karena ini perlu kita pelihara dan kembangkan. Jangan sampai anak muda lupa sejarah, ini bagian dari warna keistimewaan,” paparnya.

Ditiadakan dua tahun, ngebekten kembali digelar

Selain Grebeg Syawal, Idul Fitri 1443 H menjadi momen keraton untuk kembali menggelar prosesi ngabekten atau tradisi sungkeman di keraton. Ngabekten kali ini sangat istimewa karena selama dua tahun terakhir ditiadakan akibat COVID-19.

Namun, prosesi ngabekten tetap saja dibatasi tahun ini untuk mengantisipasi penularan virus. Tidak ada sungkem secara langsung kepada Ngarsa Dalem (Sri Sultan HB X) karena puteri, kerabat dan tamu harus berjarak sekitar satu meter dari Sultan.

“Sebelum ngabekten, semuanya harus dites antigen dulu,” ujar Purbodiningrat.

Ngabekten kali ini juga digelar dalam dua tahap selama dua hari. Ngabekten Kakung diikuti 80 orang yang terdiri dari bupati dan walikota dan para wakilnya termasuk para kanjeng pada Selasa (03/05/2022). Sedangkan Ngabekten Putri dilaksanakan Rabu (04/05) dari pagi hingga siang hari.

Kegiatan juga diikuti para Penghageng, Wakil Penghageng, Carik (Sekretaris), dan Hartakan (bendahara). Selain itu masing-masing tepas serta beberapa perwakilan Sentana (kerabat) Kakung.


“Untuk Ngabekten Kakung digelar pada Selasa ini setelah pembagian ubarampe gunungan hingga sore hari,” ujarnya.

Ada yang berbeda dalam ngabekten tahun ini dari beberapa tahun  sebelumnya. Kalau dalam kondisi biasa, tata cara ngabekten yang dilakukan di keraton dilakukan dengan ngaras jengku (mencium lutut Ngarsa Dalem-red) sebagai bentuk tanda bakti dan penghormatan.

Prosesi ini tidak diikuti kerabat dalem yang berusia lebih tua dari Ngarsa Dalem, termasuk KGPAA Pakualam X. Sungkem pangabekten hanya dilakukan dengan Sembah Karna, atau mengangkat kedua telapak tangan segaris lurus dengan daun telinga.

“Namun karena kondisi pandemi, prosesi ngabekten kali ini dilakukan dengan lampah dodok dan menghaturkan sembah kepada Ngarsa Dalem,” jelasnya.

 

Reporter: Yvesta Ayu
Editor: Agung Purwandono

BACA JUGA  Rayakan Lebaran, Jokowi Ajak Prabowo Makan Opor Sambil Ngobrol Santai dan kabar terbaru lainnya di KILAS.

Tags: grebeggunungankeraton YogyakartaKilasrengginang
Yvesta Ayu

Yvesta Ayu

Jurnalis lepas, tinggal di Jogja.

Artikel Terkait

catur sagatra mojok.co

Empat Keraton di Jawa Rekonsiliasi Lewat Catur Sagatra

23 Juli 2022
alun-alun utara mojok.co

Penampakan Terkini Alun-alun Utara Jogja Setelah Jadi Lautan Pasir

20 Juli 2022
Tradisi Sejak 500 Tahun Lalu, Warga Jepara Lakukan Ritual Perang Obor MOJOK.CO

Tradisi Sejak 500 Tahun Lalu, Warga Jepara Lakukan Ritual Perang Obor

21 Juni 2022
presiden jerman mojok.co

Kunjungi Keraton Yogyakarta dan JNM, Presiden Jerman Sampaikan Isu Warisan Budaya dan Sampah Piyungan

18 Juni 2022
krisis pangan ancam dunia

Ancaman Krisis Pangan Bisa Mendorong Perpindahan Masyarakat Global

16 Juni 2022
Pengamat politik UGM, Mada Sukmajati, Jokowi

Reshuffle Ketujuh Kalinya, Pengamat Politik Sebut Jokowi Amankan IKN

16 Juni 2022
Pos Selanjutnya
toleransi antarumat beragama di kotabaru

Toleransi Antarumat Beragama di Kotabaru Tak Sekadar Menyediakan Lahan Parkir

Komentar post

Terpopuler Sepekan

grebeg syawal rengginang

Grebeg Syawal Tanpa Rayahan Gunungan, Sultan Bagikan Rengginang 

3 Mei 2022
Kereta Cepat Jakarta Bandung Sumber Petaka Masa Depan: Indonesia Dicaplok, Cina Menang Banyak MOJOK.CO

Kereta Cepat Jakarta Bandung Sumber Petaka Masa Depan: Indonesia Dicaplok, Cina Menang Banyak

8 Agustus 2022
Asrama mahasiswa Sumatra Selatan, Pondok Mesudji dalam sengketa di pengadilan. Mahasiswa menilai ada campur tangan mafia tanah.

Mahasiswa Sumsel di Asrama Pondok Mesudji Jogja Terancam Pergi karena Mafia Tanah

11 Agustus 2022
Lampu merah terlama di Jogja. (Ilustrasi Ega Fansuri/Mojok.co)

Menghitung Lampu Merah Terlama di Jogja, Apakah Simpang Empat Pingit Tetap Juara?

9 Agustus 2022
Kisah Bagaimana Gus Dur “Membela” Karya Salman Rushdie MOJOK.CO

Kisah Bagaimana Gus Dur “Membela” Karya Salman Rushdie

14 Agustus 2022
Kereta Cepat Jakarta Bandung: Ketika Jokowi dan Indonesia (Hampir) Tak Punya Daya Tawar MOJOK.CO

Kereta Cepat Jakarta Bandung: Ketika Jokowi dan Indonesia (Hampir) Tak Punya Daya Tawar

15 Agustus 2022
pola pengasuhan anak mojok.co

Psikolog UGM Jelaskan Tipe Pola Asuh yang Bisa Berdampak pada Hasil Akademik Anak

5 Agustus 2022

Terbaru

lpsk tentang istri ferdy sambo mojok.co

Terkesan Lamban, LPSK Temui Kejanggalan pada Permintaan Perlindungan Istri Ferdy Sambo

16 Agustus 2022
REKOMENDASI OLSHOP THRIFTING MURAH DAN TERPERCAYA! | Remok

REKOMENDASI OLSHOP THRIFTING MURAH DAN TERPERCAYA! | Remok

16 Agustus 2022
Karyawan Alfamart mencabut laporan

Sepakat Berdamai, Karyawan Alfamart Cabut Laporan Dugaan Intimidasi

16 Agustus 2022
bakteri e-coli ada di sumur di Jogja

Sumur di Jogja Mengandung Bakteri E-Coli, Masyarakat Diimbau Olah Air dengan Benar

16 Agustus 2022
narapidana di lp wirogunan mojok.co

1.099 Warga Binaan Peroleh Remisi, Wajah LP Wirogunan Kini Lebih Humanis

16 Agustus 2022

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
DMCA.com Protection Status

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Cerbung
  • Movi
  • Podcast
  • Mau Kirim Artikel?
  • Kunjungi Terminal

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In