MOJOK.CO – Di jalur ngapak pantura, Rumah Makan Kedung Roso Brebes sudah melegenda. Tempat para sopir bus ‘balap’ melepas lelah dan lapar seusai membelah jalanan.
Rumah Makan Kedung Roso terletak di jalur Cirebon–Brebes. Tepatnya di Jl. Cendrawasih No.607, Sawah, Ladang, Krakahan, Kec. Tanjung, Kabupaten Brebes. Lokasinya terbilang strategis yakni di sebelah jalur pantura dan berada sekitar 500 meter sebelum pertemuan jalur pantura dengan jalan keluar tol. Maka tak heran restoran ini tak pernah sepi pengunjung.
Restoran ini terbilang legendaris. Banyak bus yang memilih keluar dari gerbang Tol Kanci dan singgah di sini untuk sekadar istirahat dan makan. Momen ramainya terjadi di malam hari. Untungnya, RM Kedung Roso 24 jam.
Tempat persinggahan para sopir bus balap
Beberapa bus yang kerap singgah hingga menjadi mitra Rumah Makan Kedung Roso Brebes antara lain PO Putra Remaja, PO Ramayana, PO Rosalia Indah, PO Lorena, dan PO bus besar lainnya. Bus-bus yang identik dengan kecepatan. Itulah alasan mengapa para busmania menjuluki restoran ini sebagai tempat peristirahatan para pembalap.
RM Kedung Roso menawarkan fasilitas yang nyaman untuk pengunjung. Tempat makannya terbilang cukup luas dan tertata rapi, toiletnya bersih, dan ada masjidnya. Jika toilet di rumah makan penuh, penumpang bisa menggunakan toilet masjid yang jumlahnya banyak.
Perihal parkir, para sopir bus biasa menyandarkan armada mereka di halaman belakang. Halaman yang sangat lapang untuk menjejerkan puluhan bus. Halaman depan restoran biasanya digunakan sebagai tempat parkir pengunjung yang menggunakan kendaraan pribadi.
Menu sate kambing menjadi primadona
Pilihan menu di sini juga terbilang komplet dengan ciri khas masakan rumahan. Jadi, cocok untuk semua kalangan. Aneka jenis sayur tersedia dan bisa diambil bebas. Penumpang biasanya mengombinasikan menu nasi ayam sayur dengan orek tempe atau tahu.
Meski demikian, ada satu menu andalan yang jadi primadona para penumpang bus. Tidak lain ialah sate kambing. Menu ini mendapat pujian karena kelezatannya yang tiada tara.
Sistem pembayarannya terbagi menjadi dua: kupon dan bayar sendiri. Untuk menu nasi ayam plus sayur, biasanya menggunakan sistem bayar kupon yang tarifnya sudah sepaket dengan tiket bus. Sedangkan untuk menu spesial sate kambing, penumpang mesti membayar sendiri karena tidak masuk dalam hitungan tiket.
Bukan hanya penumpang bus yang biasa makan di sini. Dulu pengguna kendaraan pribadi banyak juga yang singgah. Namun, kini jumlahnya telah berkurang lantaran banyak yang memilih melanjutkan perjalanan Tol Kanci–Pejagan. Singkatnya, tidak sempat mampir.
Untungnya, masih ada pelanggan setia. Yakni para sopir dan penumpang bus yang butuh asupan perut dan istirahat agar tidak tumbang terkena angin malam.
Penulis: Iradat Ungkai
Editor: Purnawan Setyo Adi