MOJOK.CO – Jalur Wonosobo–Banjarnegara–Purwokerto, menyimpan persaingan antarperusahaan bus. Salah satu rivalitas yang legendaris adalah antara PO Cebong Jaya dengan PO Teguh.
Siapa yang tak kenal dengan dua perusahaan bus tersebut. Warga tiga kota ngapak tentu familiar sekali dengan keduanya. Angkutan yang kerap menolong mereka kala hendak bepergian; dari mulai bersekolah, belanja ke pasar, mengunjungi saudara, dan lain sebagainya.
Keduanya sudah puluhan tahun melintasi jalur ngapak. Pangsa pasar yang sama secara tidak langsung membentuk rivalitas di antara keduanya. Meski demikian, PO Cebong Jaya dan PO Teguh memiliki sejarah berbeda.
PO Cebong Jaya
PO bus ini berdiri berkat tangan dingin pasangan suami istri Amin Suwarno dan Sukarni. Awalnya mereka hanya pedagang pasar yang memiliki sebuah mobil bak terbuka Mitsubishi Colt T120. Suatu ketika, mereka mencoba peruntungan dengan membuka jasa pengiriman ke berbagai kota.
Bisnis itu terlihat menjanjikan. Akhirnya mereka membeli sebuah mikrobus pada 1982. Di sinilah PO Cebong Jaya bermula. Meski nyaris bangkrut 1997, kini mereka merajai jalanan hingga membuka banyak lini bisnis lain.
PO Teguh
Tak beda jauh dengan rivalnya, PO Teguh berdiri di era 1980-an. PO bus ini didirikan oleh pria bernama Kris. Beliau dulunya merupakan pemilik PO Aman Cilacap sebelum terpuruk dan dibeli orang.
PO Teguh melayani perjalanan bus menggunakan armada berukuran 3/4. Bus ini cukup dinantikan banyak penumpang karena kenyamanannya. Kesuksesan PO Teguh melahirkan lini bisnis baru. Sang pemilik akhirnya membuat PO Teguh Muda yang fokus menyediakan layanan bus pariwisata, jasa pengiriman, dan lain-lain.