MOJOK.CO – Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengaku mencak-mencak alias sangat marah kala tahu Presiden Jokowi rancang proyek pembangunan Bandara Internasional Bali Utara di Buleleng, Bali.
Pengakuan itu ia sampaikan saat dirinya memberi arahan dalam kunjungan ke Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur, Bali, Senin (16/1/2023) lalu.
“Waktu mau dibangun (bandara baru) lagi di Buleleng, saya kan bilang keluarga besar saya itu di sana mau dibikin lapangan terbang, ngamuk saya,” ujarnya, seperti dikutip Tempo, Kamis (19/1/2023)
“Saya panggil Pak Koster [Gubernur Bali], ‘enak aja’ aku bilang, hanya untuk nguntungin pariwisata, enggak,” kata Megawati saat memberikan pengarahan dalam kunjungan ke Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur, Senin 16 Januari 2023.
Bahkan, presiden ke-5 RI ini juga mengungkapkan bahwa dirinya tak setuju terkait proyek itu. Ia menilai, pembangunan bandara tersebut tidak strategis dan hanya buang-buang duit.
“Kebayang enggak? Buang buang duit melulu (Bandara Bali Utara) mau dijadikan Hub. Pokoknya saya bilang (enggak),” katanya.
Seperti dilaporkan Detik, pada tahun 2022, pemerintah juga telah mencoret 8 proyek Proyek Strategis Nasional (PSN). Salah satu proyek yang didepak tersebut adalah Bandara Bali Utara.
Bandara Bali Utara
Bandar Udara Internasional Bali Utara, atau dalam bahasa Inggris disebut North Bali International Airport, terletak di Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng. Sebagian besar lokasi bandara ini akan berada di atas laut, dengan pemandangan dari udara yang terlihat seperti bentuk penyu.
Bandara Bali Utara sendiri diinisiasi oleh Gubernur Bali periode 2008–2018, I Made Mangku Pastika, sejak 2015 silam.
Dikutip dari laman resmi, bibupanjisakti.co.id, bentuk penyu dipilih sebagai desain bangunan terminal penumpang karena dianggap mampu mewakili karakter masyarakat Bali.
Cangkang penyu, dijadikan desain atap karena terlihat eksotik dan ikonik. Sementara keempat kakinya menjadi penyangga sangat kuat, yang memiliki simbol kontur bangunan yang kokoh nan dinamis.
Umur penyu yang panjang dalam filosofi Bali memiliki arti “dari awal hingga akhir”. Dengan demikian, BIBU pun berharap Bandara Bali Utara dapat menjadi bandar udara yang lestari secara fungsional dan langgeng keberadaannya.
Lebih lanjut, seekor penyu juga dianggap menyimbolkan bumi kita sendiri: “mengapung, tetapi tak mudah tenggelam”.
Detail pembangunan
Rencananya, Bandara Bali Utara dibuat untuk mampu melayani 50 juta penumpang. Luas bandara Bali Utara sekitar 600 Ha, 8 mdpl, dilengkapi dengan 2 landasan pacu paralel, taxiway paralel, gedung terminal penumpang modern, terminal penerbangan umum, terminal kargo dan tentunya ATC Control Tower.
Dengan landasan pacu sepanjang 3.600 m, bandara ini akan mampu melayani Boeing 777–300. Bandara Bali Utara sendiri juga diproyeksikan untuk melayani penerbangan Low-Cost Carrier (LCC).
Sementara untuk proyek pembangunannya, PT BIBU telah menggandeng China Construction First Group Corp. Ltd (CCFG), yang merupakan anak usaha salah satu BUMN terbesar di Negeri Tirai Bambu, China State Construction Engineering Corp. Ltd (CSCEC). Perusahaan asal China ini dikenal mumpuni dalam pembiayaan dan pembangunan di bidang konstruksi.
Sementara untuk kontraktor lokal, pihak PT BIBU sudah menggandeng tiga BUMN Karya terbesar di Indonesia yaitu PT Pembangunan Perumahan, PT Waskita Karya dan PT WIKA.
Investasi pembangunan Bandara Internasional Bali Utara akan menelan sekitar Rp17 triliun dan akan menciptakan lapangan kerja sebesar 200 ribu orang serta menghidupkan UMKM asal Bali dan sekitarnya. Dalam pengembangannya, bandara ini juga nantinya akan dilengkapi dengan pembangunan Aerotropolis.
Untuk menyiapkan Aerotropolis, pihak PT BIBU Panji Sakti sudah menggandeng sejumlah perusahaan yang antara lain bergerak di bidang metaverse, finansial, properti, logistik, telekomunikasi, energi, digital data center, MICE, dan sebagainya.
Penulis: Ahmad Effendi
Editor: Purnawan Setyo Adi