Jadi Alternatif Bahan Pangan, Pemerintah Mau Kembangkan Sorgum

ksp mojok.co

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko berdialog dengan para pakar di bidang teknologi pangan mengenai budi daya sorgum di Gedung Bina Graha, Jakarta, Jumat (10/6). (ANTARA/HO-Kantor Staf Presiden)

MOJOK.COKepala Staf Kepresidenan, Moeldoko, menggandeng para pakar teknologi dan pangan untuk mengembangkan tanaman sorgum. Tanaman ini digadang-gadang menjadi masa depan pangan di Indonesia.

Jumat (10/6/2022), Moeldoko mengundang para pakar tersebut ke Gedung Bina Graha, Kompleks Istana Kepresidenan. Agendanya membahas prospek tanaman sorgum. Mulai dari riset, budi daya dan pengolahan berskala industri.

“Ini merupakan bentuk keseriusan pemerintah untuk menghidupkan kembali tanaman biji-bijian ‘bandel’ ini sebagai salah satu alternatif bahan pangan di Indonesia,” kata Moeldoko melalui keterangan tertulis Kantor Staf Presiden (KSP).

Selama ini, budi daya tanaman sorgum terpusat di Waingapu, Nusa Tenggara Timur (NTT). Hal ini merupakan keunikan tersendiri mengingat Waingapu pernah mengalami kegagalan saat ditanami berbagai komoditas seperti jagung, kacang hijau, dan bawang merah.

Di sana tanaman sorgum dapat tumbuh subur dan dipanen secara berkala. Potensinya sebagai alternatif bahan pangan masa depan pun dianggap menjanjikan.

“Ada hasil penelitian yang bisa meningkatkan usia produktivitas sorgum dari biasanya dipanen setelah 90 hari menjadi bisa dipanen setelah 70 hari, bahkan hasil panen yang biasanya 3 ton per hektare dengan teknologi bisa dikembangkan menjadi 7-8 ton per hektare,” papar Moeldoko.

Senada dengan keterangan yang disampaikan Moeldoko, para pakar juga sepakat dengan optimalisasi sorgum sebagai bahan pangan. Tanaman ini dinilai bisa menjadi solusi dari masalah pangan bagi masyarakat miskin, kelestarian lingkungan, dan ancaman krisis pangan.

Salah satu jalan yang sudah dilakukan oleh para pakar adalah dengan mengembangkan varietas benih sorgum unggulan. Di bawah bendera Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Institut Riset Tenaga Nuklir telah mencetak varietas Pahat (Pangan Sehat), Samurai 1, dan Samurai 2. Hasil riset ini sudah banyak diuji coba oleh petani di Afrika.

Tanaman Sorgum juga dinilai cocok dengan iklim di Indonesia, khususnya Indonesia bagian timur. Karena dapat hidup di lahan marginal dan kritis. Dengan memaksimalkan budi daya sorgum, diharapkan pemerintah dapat memanfaatkan lahan kritis yang berjumlah cukup banyak di Indonesia.

Tak hanya itu, keunggulan sorgum juga terletak pada manfaatnya. Seluruh bagian tanaman ini dapat dimanfaatkan. Mulai dari biji sorgum diolah sebagai tepung, hingga batang sorgum yang dapat diproses menjadi gula cair, gula kristal, dan bioethanol.

Sisa panen dan pengolahan meliputi daun, akar, dan batang juga dapat dibuat menjadi pupuk dan pakan ternak. Oleh karena itu, sorgum juga dijuluki sebagai tanaman zero waste.

“Kami memang sudah sejak lama ingin mengembangkan ini. Jadi niat Pak Moeldoko mengundang kami untuk membicarakan budi daya sorgum menjadi momen yang pas. Semoga program pemerintah ini bersinergi dengan kita, maka kita siap untuk membantu program yang sudah berjalan saat ini,” kata akademisi bidang bioteknologi dari Universitas Indonesia (UI), Dr. Ir. Kaseno.

Penulis: Shinta Sigit Agustiani
Editor: Purnawan Setyo Adi

BACA JUGA Objek Wisata di Gunungkidul Dibuka 100 Persen dan kabar terbaru lainnya di KILAS.

 

Exit mobile version