Di Jalur Parungpanjang, Kecelakaan Jadi Fenomena Sehari-hari

kecelakaan parungpanjang truk pasir demo siswa guru sman 1 parungpanjang

kecelakaan parungpanjang truk pasir demo siswa guru sman 1 parungpanjang

MOJOK.CODemo siswa dan guru SMA N 1 Parungpanjang ungkap derita puluhan tahun warga Parungpanjang. Truk pasir sering sebabkan kecelakaan yang makan korban jiwa.

Kejadian siswa berdemo bukan hal lumrah di Indonesia. Apalagi kalau demonya mengikutsertakan guru. Jika itu sampai terjadi, artinya sedang ada sesuatu luar biasa.

Di Kecamatan Parungpanjang, Kabupaten Bogor, sesuatu yang luar biasa itu adalah lalu lalangnya truk tronton pembawa pasir tambang yang sering menyebabkan kecelakaan dengan korban jiwa.

Demonstrasi itu dilakukan guru dan siswa-siswa SMA N 1 Parungpanjang Rabu lalu (6/11). Mereka berjalan kaki dari sekolah ke kantor kecamatan untuk memprotes truk tronton pengangkut pasir tambang yang pada 1 Oktober 2019 melindas salah seorang siswa kelas XII SMA tersebut. Akibatnya, kaki korban LF yang terlindas truk harus diamputasi.

Demo kali ini adalah salah satu dari sekian kekesalan warga pada lalu lintas truk tambang yang sering mencelakakan warga. Bahkan rata-rata kecelakaan yang melibatkan truk mengakibatkan korban meninggal dunia. Misalnya beberapa kecelakaan di Parungpanjang yang terarsip di Internet karena diliput media berikut:

15 September 2017: pesepeda motor terlindas truk pasir, 1 orang tewas.
17 Oktober 2018: pesepeda motor terlindas truk, 1 orang tewas.
21 Oktober 2018: penyeberang jalan terlindas truk, 1 orang tewas.
14 Juli 2019: truk tambang yang remnya blong mengakibatkan kecelakaan beruntun, tak ada korban tewas.
15 Juli 2019: truk pasir remnya blong mengakibatkan kecelakaan beruntun.
21 September 2019: pengendara motor terlindas truk, 1 orang tewas
1 Oktober 2019: LF, siswa SMA N 1 Parungpanjang, terlindas truk. Kaki korban diamputasi.

Selama puluhan tahun, jalanan di Parungpanjang sudah rutin menjadi jalur truk tronton pembawa pasir tambang. Lokasi penambangan pasir ada di Kecamatan Parungpanjang, Gunung Sindur, dan Rumpin. Aktivitas truk bikin kesal warga karena menyebabkan jalanan berlubang karena tonase tinggi dan sehari-hari mereka harus menghirup debu.

“Kalau Kota Bogor disebut kota hujan, di sini kota debu,” kata Suhanda, warga Parungpanjang, dikutip Jawa Pos September tahun lalu.

Tidak cuma itu. Truk yang lalu lalangnya nggak tentu waktu, termasuk di jam-jam anak sekolah dan pekerja pergi-pulang, membuat kecelakaan menjadi makanan sehari-hari di Parungpanjang.

Seberapa mengerikannya situasi Parungpanjang yang apokaliptik bisa Anda baca dalam artikel ini. Pembukaannya aja udah bikin mulas.

Sebuah petisi online pernah dibuat untuk meminta agar per 2019, Parungpanjang bisa bebas truk tronton.

“Penampakan / rutinitas yang terlihat di jalan raya M. Toha sampai caringin, truck tronton bertonase yang setiap hari kurang lebih 4000unit mengerung2 melintas di parung panjang,” demikian buka petisi tersebut.

“Hal ini sangat berdampak buruk bagi kami warga sekitar yang terkena debu, hingga banyak yang terkena ISPA, kecelakaan yang mengakibatkan korban jiwa dikarenakan jalan yg rusak berlobang  dan juga supir tembak dibawah umur, permasalahan di parung panjang ini sangat komplek karena mayoritas penduduknya bekerja sebagai supir tronton dan kuli ganjur !!!”

Karena warga juga sudah sering protes, dari memblok jalan sampai demo ke kantor Bupati Bogor, pemerintah mau tak mau harus merespons. November 2018, misalnya, Pemkab Bogor dan Pemprov Jawa Barat berjanji bikin jalur khusus truk tambang di tahun 2020.

September tahun lalu Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil juga berjanji ngelarin masalah ini segera dengan cara diskusi. “Tapi yang pasti nanti semua perusahaan tambang akan dipanggil ke Bandung dan diskusi selama tujuh hari,” katanya.

Di bulan yang sama ia juga meninjau langsung Kecamatan Parungpanjang untuk membuktikan keluhan warga. Belum sampai lokasi, Kang Emil sudah langsung tahu penderitaan warga: Mobilnya terjebak macet di antara truk-truk tambang.

Janji politisi lain dilayangkan Bupati Bogor Ade Yasin pada 31 Desember 2018. Waktu itu dia bilang akan menyiapkan solusi. Sementara yang bisa dilakukan Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar adalah minta warga bersabar sampai solusinya benar-benar jadi.

“Untuk masyarakat mohon bersabar, tidak melakukan tindakan-tindakan yang merugikan, anarkis,” kata Zaki pada 12 Desember 2018.

Sabar sih sabar, tapi hampir setahun berlalu, korban jiwa masih terus jatuh. Kalau kayak gini, siapa saja yang masih ngomong “Jangan demo dong, diselesaikan baik-baik kan bisa” mending segera pindah ke Parungpanjang.

(prm)

BACA JUGA Memahami Anggaran Janggal Pemprov DKI: Pasir, Cat, dan Tiner untuk Siswa Jakarta atau kabar terbaru di rubrik KILAS lainnya.

Exit mobile version