MOJOK.CO – Bus Tunggal Dara, merupakan angkutan lokal andalan warga Solo, Wonogiri, dan sekitarnya. Bus yang jadi favorit para penumpang sepuh karena nyaman dan aman.
Perusahaan Otobus (PO) Tunggal Dara didirikan oleh Hj. Tinem Darmo Sutarno. Informasi seputar tahun berdiri tak begitu jelas. Ada yang bilang tahun 1968, ada pula yang mengatakan 1978.
Satu yang pasti, kehadiran bus ini sangat membantu mobilitas warga Wonogiri yang saat itu tengah menghadapi proyek pembangunan Waduk Gajah Mungkur di daerahnya sehingga membutuhkan angkutan transportasi umum.
Kala itu, bus ini hanya meladeni trayek Wonogiri-Solo dan sebaliknya saja. Seiring berjalannya waktu, peminat bus ini meningkat. Tinem kemudian menggandeng rekannya Sumaryoto Padmodiningrat untuk mengembangkan perusahaan.
Perjalanan bus Tunggal Dara dari masa ke masa
PO Tunggal Dara pun kian berkembang hingga pada 1978 perusahaan membuka rute AKAP hingga ke Jakarta. Selain itu, perusahaan ini juga mengeluarkan bus untuk pariwisata.
Sumaryoto pun didapuk menjadi pimpinan PO Gajah Mungkur, perusahaan saudara PO Tunggal Dara. Kala itu, PO Tunggal Dara memakai sasis bus dari Mercedes-Benz series OF 1113. Penggunaan sasis terebut bertahan hingga bertahun-tahun.
Tahun 80-90-an menjadi periode keemasaan PO Tunggal Dara. Buahnya, pada pertengahan 90-an, perusahaan ini menambah armada yang ikonik dengan spion tanduk keluaran karoseri Restu Ibu dengan model Montana (Setra). Mesin yang digunakan masih Mercedes Benz dengan OH Series.
Era reformasi merupakan masa yang sulit bagi perusahaan ini. Krisis ekonomi pada 1997-1998 membuat PO Tunggal Dara terbelah menjadi dua. Sejak saat itu, PO Tunggal Dara dan PO Gajah Mungkur berdiri sendiri-sendiri.
Sumaryoto kemudian maju menjadi seorang politikus. Tepatnya menjadi anggota DPR pada perode 1999-2004, 2004-2009, dan 2009-2014. Kendati demikian, ia masih tetap menjalankan bisnisnya.
Baca halaman selanjutnya…
PO Bus yang menggunakan karoseri sendiri
PO bus yang menggunakan karoseri sendiri
PO Tunggal Dara telah terbukti berhasil mempertahankan kualitas armadanya selama puluhan tahun. Hal ini tak bisa dilepaskan dari keputusan perusahaan memanfaatkan karoseri pribadi bernama Revolution dengan maksimal.
Karoseri tersebut menjadi bagian dari sistem peremajaan armada mereka. Sebuah upaya yang membuat perusahaan ini sulit untuk dikalahkan para pesaingnya. Pada 2015, PT Tunggal Dara Indonesia yang menaungi bus Tunggal Dara berhasil menyabet penghargaan Lifetime Achievement atas jasanya seumur hidup melayani masyarakat. Presiden Jokowi langsung yang memberikan penghargaan itu.
Hj. Tinem Darmo Sutarno wafat pada 28 Mei 2012 silam. Saat ini, pihak keluarga yang meneruskan bisnis rintisan beliau. PT Tunggal Dara Indonesia saat ini berkantor di Jl. Raya Ngadirojo, Wonogiri. Sedangkan Sumaryoto Padmodiningrat wafat pada 9 Maret 2022 di usianya yang ke 75 tahun.
Bus yang digemari kaum sepuh karena aman, jauh dari kata ugal-ugalan
Penumpang setia bus Tunggal Dara rata-rata pengguna setia sejak tahun 90-an atau bahkan sebelumnya. Umumnya berasal dari kalangan para pedagang atau perantau yang kini telah berusia sepuh. Faktor penting yang membuat mereka tak berpaling ialah ketenangan dalam perjalanan.
Sopir dan kru bus ini rata-rata berasal dari Jawa. Cara mengendarainya kalem, sewajarnya, tidak ugal-ugalan. Uniknya, kendati unitnya tergolong tua, namun saat melaju kabinnya senyap, tidak terdengar suara glodak-glodak. Suasana yang cocok untuk dipakai untuk beristirahat.
Penulis: Iradat Ungkai
Editor: Agung Purwandono
BACA JUGA PO Raya, Bus Primadona Warga Solo Raya yang Nyaman Pol Karena Memakai Kursi Pesawat
Cek berita dan artikel Mojok lainnya di Google News