Dalam dunia kontestasi politik, saling sindir tentu saja menjadi hal yang sudah biasa. Namun, menjadi menarik ketika saling sindir tersebut melibatkan dua pejabat yang notebene berada dalam lingkup kubu yang berbeda.
Nah, itulah yang terjadi pada Anies Baswedan dan Djarot Saiful Hidayat. Dua sosok yang sama-sama pernah (dan sedang) memimpin Jakarta tersebut terlibat saling sindir yang cukup seru dan layak untuk disimak.
Saling sindir antara Anies dan Djarot tersebut bermula saat Djarot memberikan komentar atau pesan untuk Anies Baswedan.
“Selamat bekerja dan jangan lama-lama jomblo,” begitu pesan Djarot pada Anies yang ia sampeikan kepada para Wartawan di auditorium Pusat Perfilman H Usmar Ismail beberapa waktu yang lalu.
Maksud kalimat “Jangan lama-lama jomblo” yang dikatakan oleh Djarot adalah soal jabatan Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI yang sampai sekarang belum juga punya Wakil Gubernur sejak Sandiaga Uno tidak lagi menjabat sebagai Wakil Gubernur karena maju sebagai Calon Wakil Presiden mendampingi Prabowo di Pilpres 2019 mendatang.
Tak dinyana, Anies ternyata menanggapi pesan Djarot tersebut dengan tanggapan yang boleh dibilang cukup frontal.
Ia menyuruh Djarot ngaca, karena menilai, Djarot jauh lebih lama menjabat sebagai Gubernur tanpa didampingi oleh Wakil Gubernur.
“Udah berapa lama saya nggak ada wagub?” Kata Anies Baswedan, “Pak Djarot berapa lama nggak ada wagub? Berkaca dulu sebelum komentar.”
Nah lho. Jadi nggak santai dan selow lagi kan.
Djarot sendiri mengatakan bahwa dirinya menjomblo tanpa Wagub selama enam bulan. Hal tersebut karena memang sesuai aturan, di mana sisa masa jabatannya saat ia menggantikan Ahok hanya enam bulan, sedangkan aturan yang berlaku, pengisian jabatan wakil gubernur hanya bisa dilakukan jika sisa masa jabatan lebih dari 18 bulan. Itulah kenapa selama enam bulan sisa masa jabatannya, Ahok menjabat tanpa didampingi oleh seorang wakil.
Ah, urusan jomblo memang dari dulu sangat sensitif. Baik jomblo secara literal, maupun jomblo sebagai sebuah metafora.