MOJOK.CO – Banyak orang yang mengidentikkan Jalan Pasar Kembang atau Sarkem sebagai kawasan hiburan malam dan prostitusi semata. Padahal sebetulnya di kawasan ini banyak hal yang menarik untuk ditelusuri.
Beberapa waktu lalu ada pengguna TikTok yang membagikan perjalanannya ke salah satu gang di Sarkem. Sontak, kolom komentar video yang ditonton ratusan ribu kali itu banjir komentar yang mengaitkan dengan hiburan malam dan kenakalan.
Padahal, gang yang mereka kunjungi itu adalah gang dua yang notabene tidak ada tempat prostitusi maupun karaoke. Di sana hanya losmen-losmen untuk wisatawan lokal dan mancanegara serta sederet tempat kuliner dan kafe.
Perlu diketahui, Sarkem merupakan area di selatan Stasiun Tugu yang secara administratif masuk ke Kampung Sosrowijayan, Kelurahan Sosromenduran, Kota Yogyakarta. Kampung Sosrowijayan ini terbagi menjadi dua yakni Sosrowijayan Wetan dan Kulon. Area padat penduduk ini memang punya satu titik lokalisasi di area barat. Namun, di luar itu, banyak potensi wisata menarik untuk diketahui.
Mojok sempat berjumpa dengan seorang Ketua RW di Sosrowijayan Wetan bernama Edi Subagyo pada Kamis (21/7). Ia berkeluh kesah kalau banyak yang mengidentikan kampungnya sebagai kawasan lokalisasi. Padahal berdasarkan pemaparan Edi dan juga penelurusan kami ke sejumlah gang, di sana tak semuanya berhubungan dengan kegiatan yang negatif. Berikut ini fakta tentang Sarkem yang Mojok dapatkan di sana.
#1 Tidak semua gang di Sarkem jadi tempat lokalisasi
Di sepanjang Jalan Pasar Kembang setidaknya ada tiga gang utama untuk masuk ke Kampung Sosrowijayan. Dan di dalamnya terdapat percabangan gang yang lebih kompleks lagi. Kawasan lokalisasi berada di gang utama ketiga. Letak gang tiga ini di ujung barat deretan gang yang bisa diakses dari sisi utara.
Ketika hendak masuk ke gang tiga, pengunjung dikenakan biaya sebesar Rp2500. Berbeda dengan gang lain yang tidak dikenakan biaya sama sekali. Lokalisasi ini mulai aktif ketika malam hingga dini hari. Di luar waktu itu, aktivitas di sana layaknya kampung biasa. Bahkan ada Taman Kanak-kanak yang masih aktif beroperasi.
“Anak-anak dari gang lain, juga banyak yang belajar di sana,” jelas Edi.
#2 Orang yang menawarkan losmen di depan gang
Di setiap pintu gang, biasanya ada orang yang duduk dan menawarkan jasa penginapan pada orang yang melintas.
Di depan gang satu dan dua, ada pria yang menunggu di sana sekadar menawarkan untuk mengantar ke penginapan yang tersedia. Sebab di dalam gang tersebut, ada puluhan penginapan dengan tarif dan fasilitas yang berbeda-beda. Jasa mereka cukup membantu wisatawan lokal dan mancanegara yang membutuhkan tempat bermalam.
Kalau di gang 3, orang spesifik menawarkan yang hubungannya menikmati hiburan. Termasuk ‘teman tidur’.
Baca halaman selanjutnya…
#3 Sarkem dulunya kampung turis
#3 Sarkem dulunya kampung turis
Dalam sejarahnya, gang satu dan dua ini merupakan kampung internasional yang biasa wisatawan mancanegara kunjungi. Kini yang populer sebagai tempat nongkrong turis asing adalah Prawirotaman. Pada masanya Sosrowijayan dahulu pernah berjaya.
Setiap malam di beberapa kafe gang dua juga masih mudah menjumpai turis asing yang sedang bercengkrama. Namun, jumlahnya tidak sebanyak di era 90-an.
#4 Motor dituntun
Mojok berkunjung ke ketiga gang. Salah satu yang kebiasaan yang sangat terlihat adalah, di ketiga gang ini, orang-orang menuntun semua motor.
Di gang kecil ini, mesin kendaraan roda dua tidak boleh menyala. Satu dua motor yang melintas dituntun. Para warga duduk di depan rumahnya, menyapa ramah pejalan kaki yang melintas. Selain penginapan, di sana ada deretan tempat kuliner, warung sembako, masjid, penjahit, dan banyak hal lainnya.
#5 Nama pasar kembang
Pada masanya, di selatan Stasiun Tugu memang banyak lapak penjual bunga. Kini mereka sudah berpindah ke Jalan Ahmad Jazuli kawasan Kotabaru. Meski begitu, nama Pasar Kembang tetap melekat di Sosrowijayan hingga sekarang. Nama yang kerap lekat dengan hiburan malam.
Reporter: Hammam Izzudin
Editor: Purnawan Setyo Adi
BACA JUGA Sarkem Jogja Experience: Malam Panjang Bersama LC di Tempat Prostitusi