Warteg Kharisma Bahari Siap Menjadi Legenda Baru di Jogja Menggantikan Warung Bu Spoed

Warteg Kharisma Bahari vs Warung Bu Spoed: Pertarungan Legenda Jogja MOJOK.CO

Ilustrasi Warteg Kharisma Bahari vs Warung Bu Spoed: Pertarungan Legenda Jogja. (Mojok.co/Ega Fansuri)

MOJOK.COApakah waralaba Warteg Kharisma Bahari cukup mumpuni untuk menggeser status legenda milik Warung Bu Spoed? Memang semampu itu?

Selama satu tahun ke belakang, saya mengamati ada sebuah pergerakan masif dari sebuah entitas bisnis. Namanya Warteg Kharisma Bahari dan mereka tumbuh dengan cepat di Jogja. Terakhir, salah satu franchise mereka baru saja buka di samping warung legendaris, yaitu Bu Spoed, yang beralamat di Jalan Ibu Ruswo No.32, Prawirodirjan, Kecamatan Gondomanan, Kota Jogja.

Pergerakan Warteg Kharisma Bahari di Jogja tentu sebuah langkah bisnis biasa. Semua entitas bisnis pasti ingin berkembang, tidak terkecuali bisnis warung makan. Perkembangannya bisa berupa membuka cabang dengan sistem milik sendiri atau franchise. Kalau sudah begitu, urusannya tinggal menentukan lokasi dan perizinan, bukan? Yah, gampangnya seperti itu.

Situasi menjadi sangat menarik ketika Warteg Kharisma Bahari membuka cabang di samping warung Bu Spoed. Setidaknya hal ini menarik untuk saya. Bagi saya, ini adalah sebuah pertarungan bisnis cukup yang seru untuk diamati. Mirip seperti pertarungan lokasi antara Indomaret vs Alfamart.

Warga Jogja menerima kehadiran Warteg Kharisma Bahari dengan baik

Sejauh pengamatan saya, Mojok sendiri sudah cukup banyak mengulas tema Warteg Kharisma Bahari di Jogja. Sementara itu, lewat pengamatan di lapangan, saya melihat kalau warga Jogja juga sudah menerima kehadiran brand warteg ini. Salah satunya adalah 2 teman yang langsung mencoba makan ketika Kharisma Bahari buka di Jalan Damai, Sleman.

Komentar mereka juga positif. Kebanyakan memuji banyaknya pilihan lauk dan kesegaran dari sayur yang disajikan. Maklum, di Sleman dan Kota Jogja sendiri kita bisa kesulitan mencari sayur sebagai lauk makan malam. Nah, Kharisma Bahari berhasil menjawab tantangan itu.

Selain itu, pengelola Warteg Kharisma Bahari sendiri menyimpan cita-cita untuk “memperpendek” jarak antara warteg satu dengan lainnya. 

Saat ini, pengelola Kharisma Bahari mengaku masih mengatur agar jarak antara satu outlet dengan yang lain ada di radius 1 kilometer. Nantinya, dia ingin memperpendek radius tersebut menjadi sekitar 500 meter. “Nanti kalau sudah semakin banyak akan sedikit kami dekatkan radiusnya,” ujarnya seperti dikutip Mojok.

Dan, kemunculan cabang Kharisma Bahari di samping Bu Spoed menjadi buktinya. Selain mendekatkan radius, situasi ini menjadi gambaran bahwa mereka “siap bersaing” dengan legenda Jogja. Pertanyaannya, apakah Kharisma Bahari memang bisa “mengalahkan” Bu Spoed?

Baca halaman selanjutnya: Apakah status legenda Warung Bu Spoed bisa digeser?

Warung Bu Spoed yang awet bertahan 

Bagaimana cara mengukur kadar legenda Bu Spoed? Mudah, tinggal sebutkan usia warung makan itu. Tahukah kamu bahwa warung legendaris itu sudah berusia 103 tahun? Iya, memang setua itu.

Warung Bu Spoed sendiri mempunyai ciri khas yang mirip seperti Warteg Kharisma Bahari. Keduanya sama-sama menyediakan beragam lauk dan sayur. Saat ini, Bu Spoed menyediakan 60 jenis sayur dan lauk. Sementara itu, Kharisma Bahari menyediakan sekitar 30 sayur dan lauk.

Di sini kita tidak perlu memperdebatkan soal rasa. Sudah pasti enak semua, menurut selera masing-masing. Namun, ada 1 aspek yang membuat Warung Bu Spoed ini mampu bertahan, yaitu kelangkaan menu tertentu.

Seperti yang kita tahu, Warung Bu Spoed itu kecil dan saat ini orang hanya bisa takeaway. Lantaran tempatnya yang kecil, nggak semua menu sayur dan lauk selalu ada. Padahal, masakan jenis tertentu itu selalu dicari. Selain sayur, ada juga menu tahu dan tempe bacem. Misalnya, warung buka pukul 08.00 pagi. Nah, pada pukul 08.55, tahu dan tempe bacem mereka sudah habis saking larisnya.

Setelah itu, pengelola Bu Spoed tidak lagi memasak menu yang sama. Jika pelanggan sangat kepingin, ya harus menunggu esok hari. Jadi, intinya, kesegaran Warung Bu Spoed selalu terjaga dan itu tadi: langka. Enak, harga terjangkau, selalu segar, dan status langka membuat siapa saja pasti penasaran.

Hal ini berbeda dengan Warteg Kharisma Bahari yang memasak lagi menu yang habis. Bukan lantas ini jelek, cuma mengurangi “status langka” yang membuat pelanggan penasaran. Namun, di sisi lain, Kharisma Bahari ada selama 24 jam. Sementara itu, Bu Spoed tutup kalau habis. Sejatinya, Bu Spoed tutup pukul 15.00. Namun, selepas makan siang, sayur dan lauk bisa saja sudah habis.

Tantangan yang akan mereka hadapi

Tantangan bagi Warteg Kharisma Bahari adalah diri mereka sendiri. Maksudnya, jika cabang Kharisma Bahari bertambah banyak, maka pelanggan akan terbagi. Akhirnya, yang akan menentukan adalah konsistensi rasa dan lokasi. Apalagi saat ini di Jabodetabek, jenama Kharisma Bahari mulai mengalami penurunan. Hal itu bisa saja terjadi di Jogja apabila muncul pesaing yang lebih menjanjikan.

Selain itu, perubahan tren juga bisa menjadi pembeda. Saat ini, warteg mungkin lebih populer ketimbang nasi padang. Namun, saat ini, harga nasi padang dianggap lebih murah ketimbang warteg. Sebuah kondisi yang bisa saja membuat warga Jogja menjaga jarak dengan Warteg Kharisma Bahari karena UMR di sini belum beranjak dari status “memprihatinkan”. Jangan sepelekan printilan kecil ini, ya.

Untuk Warung Bu Spoed, tantangannya adalah regenerasi. Kalau tidak salah, saat ini, pengelola warung tersebut adalah generasi keempat. Sejauh ini, regenerasi berjalan dengan baik berkat proses yang ketat. Misalnya dalam soal menjaga rasa dan kebersihan bahan makanan. Kebiasaan tersebut berhasil menurun ke generasi baru. Nah, mereka perlu menjaga konsistensi ini.

Warung Bu Spoed sendiri memiliki “keuntungan” di sini. Jika mampu menjaga konsistensi, meski waralaba warteg lain ikut merambah Jogja, Bu Spoed tidak akan kehilangan pelanggan. Lagipula, mereka tidak mengejar “sekadar cuan”. Hal itu terwujud dari jumlah menu yang hadir. Kalau sudah habis, ya cukup. Hal ini membentuk ikatan batin. Bahwa Bu Spoed selalu memberikan yang terbaik.

Kalau sudah begitu, saya harus merevisi judul tulisan ini. Mungkin judul ini lebih relevan, yaitu: “Warteg Kharisma Bahari Siap Menjadi Legenda Baru di Jogja Menggantikan Warung Bu Spoed, tapi Belum Tentu Berhasil”.

Penulis: Moddie Alvianto W.

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA Kisah Warteg Pertama di Jogja yang Merekam Kebiasaan Makan Mahasiswa dan kisah menarik lainnya di rubrik ESAI.

Exit mobile version