Voormannen Elf’tal, Pertandingan Orang-orang Terkemuka - Mojok.co
  • Kirim Artikel
  • Terminal
Mojok
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Cerbung
  • Movi
  • Podcast
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Cerbung
  • Movi
  • Podcast
No Result
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
  • Kilas
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Cerbung
  • Movi
  • Podcast
Home Esai

Voormannen Elf’tal, Pertandingan Orang-orang Terkemuka

Bagus Sigit Setiawan oleh Bagus Sigit Setiawan
20 Agustus 2016
0
A A
Voormannen Elf’tal, Pertandingan Orang-orang Terkemuka

Voormannen Elf’tal, Pertandingan Orang-orang Terkemuka

Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

Jika kita bermaksud membicarakan sepak bola Indonesia, tentu nama Surabaya tidak bisa di anggap lalu.

Surabaya seperti sedikit kota lain di Indonesia: Semarang, Solo, Jogja, Malang, Jakarta, dan Bandung, merupakan kota dengan kesebelasan yang mencolok, juga memiliki sejarah panjang mengenai itu. Bahkan pendukung kesebelasan atau suporter dari kota-kota tersebut juga dianggap sebagai supporter penting.

Kita paham betul, di Surabaya ada Bonek, di Solo ada Pasoepati, Di Jakarta ada The Jack, di Bandung ada Bobotoh atau Viking, di Semarang ada Panser Biru, dan lain-lain, yang siap memenuhi tribun manapun ketika kesebelasan yang didukungnya merumput.

Namun, tahukah Anda, pada masa revolusi fisik dulu, Surabaya pernah memiliki kesebelasan ‘dagelan’ yang digagas oleh tokoh-tokoh pergerakan lintas etnis? Begini kisahnya.

Dikisahkan, pemerintah kolonial Belanda memiliki aturan khusus bagi warga yang masuk kategori Vreemde Oosterlingen atau yang sering kita artikan dengan ‘Timur Asing’. Warga Timur Asing terdiri dari etnis Tionghoa, Arab, India, dan lainnya yang merupakan ‘kasta’ kedua setelah bangsa Eropa, atau satu tingkat di atas pribumi warga asli Indonesia yang oleh pihak kolonial disebut dengan inlander, kelompok terendah dalam struktur masyarakat bentukan Kolonial.

Baca Juga:

Indonesia Kalah 0-1 Lawan Yordania pada Kualifikasi Piala Asia 2023

Piala Dunia, Ketakutan Romo Sindhu di Usianya yang ke-70

Merayakan Hari Kemenangan dengan Sepak Bola Api

Khusus untuk kelompok Vreemde Oosterlingen, berlaku peraturan yang cukup tegas dari pemerintah kolonial. Peraturan tersebut dikenal dengan nama; Wijkenstelsel dan Passenstelsel. Termasuk kebijakan-kebijakan untuk memuluskan upaya politik belah bambu mereka, divide et impera.

Wijkenstelsel merupakan peraturan yang menginstruksikan bahwa orang-orang timur asing harus bertempat tinggal pada wilayah tertentu sesuai dengan ras dan komunitasnya. Sedangkan Passenstelsel, merupakan peraturan surat jalan.

Maksudnya, jika orang-orang Timur Asing bermaksud keluar dari kampung tempat tinggalnya, maka harus lebih dulu ambil izin kepada pihak kolonial untuk mendapatkan surat jalan.

Untuk memecah sekat yang ditimbulkan dari kebijakan rasialis Wijkenstelsel dan Passenstelsel tersebut, tokoh-tokoh pergerakan saat itu terus saja melakukan kontak lintas etnis. Bertemu, berunding, dan sebagainya.

Nah, dari salah satu perundingan itu, lahirlah Soerabajasche Indonesische Voetbal Bond (SIVB), sebuah klub sepakbola yang didirikan untuk menandingi klub sepakbola bentukan Belanda saat itu, yang diberi nama Soerabajasche Voetbal Bond (SVB).

Para anggotanya terdiri dari orang-orang Belanda dan beberapa etnis Tionghoa yang tergabung dalam aktivis Chung Hua Hui, sebuah organisasi masyarakat Tionghoa yang pro-Belanda.

Sepakbola saat itu juga sudah menjadi tontonan bergengsi bagi warga Surabaya dan sekitarnya. Sehingga bisa dipastikan setiap ada turnamen sepak bola, masyarakat akan berkumpul, tumplek blek memenuhi lapangan.

Pada mulanya ide pendirian organisasi sepak bola SIVB ini berasal dari kawan-kawan Tionghoa kota Surabaya yang tergabung dalam Partai Tionghoa Indonesia, seperti Koen Hian dan Boen Liang. Maksud baik ini kemudian di sambut oleh tokoh-tokoh etnis lain. Sehingga anggotanya lintas etnis, Tionghua, Arab, Jawa, Ambon dan lain-lain.

Pertandingan yang diselenggarakan oleh SIVB adalah antara Partai Tionghoa Indonesia (PTI) melawan Persatuan Bangsa Indonesia (PBI) PBI–sebuah organisasi massa di kota Surabaya yang didirikan oleh Dr. Soetomo.

Sepak bola ‘olok-olok’ tersebut diikuti antara lain oleh Liem Koen Hian, Boen Liang, Alamoedi, A.R. Baswedan (Pendiri Partai Arab Indonesia, PAI), Sijaranamual, Kwee Thiam Tjing, dan lain-lain dari pihak PBI. Sedangkan dari pihak PTI, ada nama  Radjamin Nasoetion, Roeslan Wongsokoesoemo, Gondo, Tjindarboemi, Soedirman, Pamoedji. Pertandingan dilakukan di lapangan Koblen.

Pertandingan itu terbilang sukses, karena berhasil menyedot ribuan penonton dari berbagai kalangan, termasuk dari kalangan Eropa sendiri. Dan selepas pertandingan, penonton disuguhi acara pasar malam di tempat yang sama. Pasar malam tersebut juga diadakan untuk menyaingi acara tahunan orang-orang Belanda di kota Surabaya, yaitu pameran yang diadakan di Jaarmarkt yang digelar pada waktu yang sama.

Karena pertandingan tersebut hanya pertandingan olok-olok, maka selama pertandingan berlangsung para penonton disuguhi tontonan yang lucu dan membuat terpingkal-pingkal, sebagaimana dilukiskan oleh Kwee Thiam Tjing berikut:

“Itu kumpulan perut gendut yang lari tidak karuan arahnya, yang dengan napas kempas-kempis masih tidak mampu menggiring bola yang menggelinding berlahan di depannya, yang tiga kali tendangan mesti dua kali luput darinya, malah ada yang sekali tendang luput bolanya, sebaliknya badannya yang gemuk bundar “kantep” di bokongnya. Di pihak kami yang ikut main ada Koen Hian, Boen Liang, Alamoedi, Baswedan, Sijaranamual (Joenoes) dengan dibantu oleh pemain-pemain lain.

Pertandingan yang sangat tidak serius tersebut berhasil menggalang solidaritas sesama anak bangsa, tanpa memandang latar belakang etnis, untuk melawan orang-orang Eropa di kota tersebut secara halus. Ribuan penduduk Bumiputra, orang-orang Arab, dan orang-orang Tionghoa berkumpul di lapangan Koblen untuk menonton pertandingan bola dagelan tersebut, dilanjutkan dengan menonton pasar malam yang berlangsung selama beberapa hari.”

Kwee Thiam Tjing secara olok-olok pula menyebut pertandingan bola tersebut sebagai “voormannen elf’tal”: “pertandingan kesebelasan orang-orang terkemuka”.

Sebenarnya masih banyak lagi cerita serupa, pejuang lintas etnis yang turut membantu perjuangan kemerdekaan. Seperti pasukan sekutu dari India, yang kerana kesamaan ideologi, kepercayaan, dan kekarepan, mereka disersi kemudian bergabung dengan barisan pejuang Indonesia.

Juga kemurahan hati saudagar Tionghua di Rengasdenglok yang sudi menerima pemuda pergerakan yang mencuri seniornya dari Jakarta, untuk merumuskan proklamasi kemerdekaan. Atau yang mungkin paling kita ingat, salah satu Petinggi Dai Nippon yang memfasilitasi pembacaan naskah proklamasi di serambi rumahnya.

Nah, ndilalah kersaning Allah, baru saja tepat di hari kemerdekaan, gabungan atlet lintas-etnis Ganda campuran Indonesia; Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir juga menang tanding bulu tangkis tingkat dunia, meraih medali emas Olimpiade Rio 2016, mengharumkan nama bangsa.

Tentu kita bangga, senang, sebab itu penting kiranya kisah-kisah heroik lintas etnis ini perlu untuk terus diulang-ceritakan, mengingat gejala sikap rasialis yang mulai marak belakangan ini, upaya-upaya menyudutkan satu etnis untuk mengunggulkan etnis lain, atau mengorbankan satu etnis untuk menjadi kambing hitam atas segala-gala petaka.

Terakhir diperbarui pada 18 Juni 2017 oleh

Tags: etnisfeaturedkemerdekaanSepak Bolationghoa
Bagus Sigit Setiawan

Bagus Sigit Setiawan

Artikel Terkait

Tim nasional indonesia pra piala asia 2023

Indonesia Kalah 0-1 Lawan Yordania pada Kualifikasi Piala Asia 2023

12 Juni 2022
Romo Sindhunata

Piala Dunia, Ketakutan Romo Sindhu di Usianya yang ke-70

17 Mei 2022
sepak bola api

Merayakan Hari Kemenangan dengan Sepak Bola Api

3 Mei 2022
Mengapa Pemain Klub Indonesia Rata-Rata Hanya Dikontrak per Musim?

Mengapa Pemain Klub Indonesia Rata-Rata Hanya Dikontrak per Musim?

8 April 2022
Sinci Gus Dur mojok.co

Sinci Gus Dur di Altar Pecinan Semarang, Papan Arwah untuk Bapak Tionghoa

31 Januari 2022
Bagaimana Kita Diperdaya dengan Hoaks Dijajah Belanda selama 350 Tahun

Bagaimana Kita Diperdaya dengan Hoaks Dijajah Belanda selama 350 Tahun

22 Januari 2022
Pos Selanjutnya
Obrolan Seputar Isu Kenaikan Harga Rokok menjadi 50 Ribu

Obrolan Seputar Isu Kenaikan Harga Rokok menjadi 50 Ribu

Komentar post

Terpopuler Sepekan

Voormannen Elf’tal, Pertandingan Orang-orang Terkemuka

Voormannen Elf’tal, Pertandingan Orang-orang Terkemuka

20 Agustus 2016
Garuda Pancasila, Sudharnoto

9 Fakta Pencipta Lagu Garuda Pancasila yang Tersingkir dari Sejarah

26 Juni 2022
Lokasi 18 SPBU di Jogja untuk uji coba MyPertamina

Lokasi 18 SPBU di Jogja yang Jadi Tempat Uji Coba MyPertamina untuk Roda Empat

30 Juni 2022
kecurangan SBMPTN

Polisi Amankan 15 Pelaku Kecurangan SBMPTN di UPN Veteran Yogyakarta

28 Juni 2022
baskara aji mojok.co

Soal Jam Malam, Sultan Minta Menyeluruh di Jogja

24 Juni 2022
Pertamina dan aplikasi MyPertamina yang bikin ribet rakyat kecil! MOJOK.CO

MyPertamina dan Logika Aneh Pertamina: Nggak Peka Kehidupan Rakyat Kecil!

29 Juni 2022
Kasman Singodimedjo tagih janji ke Sukarno sial Piagam jakarta

Kasman Singodimedjo, Menagih Janji 7 Kata Piagam Jakarta pada Sukarno

26 Juni 2022

Terbaru

sai sapi jogja mojok.co

Sei Sapi, Saat Daging Asap NTT Beradaptasi dengan Lidah Jogja

2 Juli 2022
tyrell malacia mojok.co

Tyrell Malacia Resmi ke MU, Target Selanjutnya Lisandro Martinez

2 Juli 2022
adam deni mojok.co

Ahmad Sahroni Laporkan Lagi Adam Deni ke Polisi, Kali Ini Terkait Teror dan Fitnah

2 Juli 2022
prambanan jazz 2022

Asyiknya Nonton Konser Sambil Duduk di Prambanan Jazz 2022

2 Juli 2022
money heist korea mojok.co

3 Pemeran Money Heist Korea Ceritakan Tantangan dan Momen Paling Berkesan Saat Produksi

1 Juli 2022

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
DMCA.com Protection Status

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Cerbung
  • Movi
  • Podcast
  • Mau Kirim Artikel?
  • Kunjungi Terminal

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In