Sekstorsi Gegerkan Tangerang Selatan: Ketika Seorang Ibu Dipaksa Membuat Video Porno dengan Mencabuli Anak Sendiri

Sekstorsi Gegerkan Tangerang Selatan: Ketika Seorang Ibu Dipaksa Membuat Video Porno dengan Mencabuli Anak Sendiri MOJOK.CO

Ilustrasi Sekstorsi Gegerkan Tangerang Selatan: Ketika Seorang Ibu Dipaksa Membuat Video Porno dengan Mencabuli Anak Sendiri. (Mojok.co/Ega Fansuri)

MOJOK.COSekstorsi terjadi dan gegerkan Tangerang Selatan, ketika seorang ibu dipaksa membuat video porno dengan mencabuli anak sendiri.

Pelakunya bisa siapa saja. Dari orang yang dikenal di Facebook hingga stranger berwajah ramah di Tinder. Sekstorsi terjadi di Tangerang Selatan, ketika seorang ibu dipaksa membuat video porno dengan mencabuli anak sendiri. Siapa sangka kejadian seperti ini adalah kenyataan.

Era digital hadir dengan janji surga teknologi. Tapi siapa sangka, di balik layar monitor, terdapat ancaman yang menyeramkan daripada pop-up iklan yang tiba-tiba muncul saat nonton drama Korea. Salah satu jurus terbaru dalam dunia kejahatan siber bernama sekstorsi. Ini adalah sebuah “seni pemerasan” yang melibatkan libido, kepercayaan, dan naifnya netizen.

Bayangkan ini. Seorang ibu muda berinisial R (22 tahun), dari Pondok Aren, Tangerang Selatan, terjebak dalam drama horor digital. Adegan panas dirinya dengan sang anak laki-laki (5 tahun) beredar di dunia maya. 

Setelah video porno itu viral, R menyerahkan diri ke polisi. Mungkin dia berpikir bahwa penjara lebih baik daripada ancaman siber yang mengintai di balik setiap notifikasi. Polres Tangerang Selatan segera menetapkannya sebagai tersangka dengan jerat pasal berlapis.

Ada UU ITE, UU Pornografi, dan UU Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman 12 tahun di sana. Pertanyaannya, sesadis itukah sang ibu hingga melakukan inses dengan buah hatinya? Ternyata, bukan, bukan sesadis itu, tapi sesadis itu ancaman siber bisa mengendalikan hidup seseorang.

Anatomi kejahatan siber yang terjadi di Tangerang Selatan

Di era digital ini, semua orang sibuk menunjukkan sisi terbaik mereka di media sosial. Baik itu foto selfie dengan filter yang menyamarkan kantong mata atau pameran liburan yang sebenarnya diambil di depan green screen. Namun, di balik keindahan dunia maya, terdapat sekstorsi, seni pemerasan yang memanfaatkan kelemahan manusia terhadap iming-iming uang dan ancaman reputasi. 

Para penjahat ini mendekati korbannya dengan modus yang licik. Mereka menggunakan identitas palsu dan bersembunyi di balik profil menarik. Korbannya merasa seperti menemukan cinta sejati (atau sekadar teman curhat). 

Setelah kepercayaan terbangun, mereka memanipulasi korban untuk berbagi gambar atau video porno eksplisit. Kadang, para pelaku meretas perangkat korban, mengambil materi tanpa sepengetahuan mereka, dan voila! Mereka punya cukup amunisi untuk mulai permainan kotor mereka.

Baca halaman selanjutnya: Trauma sekstorsi merusak semua aspek kehidupan.

Video porno yang memberi derita lebih dari sekadar trauma emosional

Dampak sekstorsi tidak hanya menghancurkan emosional dan psikologis, tetapi juga finansial korban. Kasus tragis Amanda Todd di Kanada menunjukkan betapa seriusnya dampak sekstorsi hingga mendorong korban untuk mengakhiri hidupnya. 

Di Indonesia, contoh kisah serupa menimpa R di Tangerang Selatan tadi. Seseorang dari Facebook menghubungi dirinya. Namanya akunnya Icha Shakila yang menawarkan Rp15 juta untuk foto tanpa busana. 

Iming-iming itu membawa R masuk dalam pusaran kejahatan siber yang tak terelakkan. Uang yang dijanjikan tak kunjung didapat. Tapi, setelah foto pertama dikirim, permintaan semakin meningkat disertai ancaman menyebarluaskannya di dunia maya. Icha akhirnya memaksa R untuk membuat video porno dengan anaknya sendiri. 

Tekanan ekonomi dan ancaman yang tak kunjung henti membuatnya tak berdaya. Pada akhirnya, R membuat video porno yang menggegerkan Tangerang Selatan dan Indonesia.

Panduan singkat bagi netizen

Skenario kejahatan siber ini mirip dengan sinetron murah, hanya saja lebih menyakitkan karena nyata. Di Amerika Serikat, seorang remaja bernama Jared James Abrahams menggunakan modus sekstorsi untuk meretas dan memeras beberapa korban, termasuk Miss Teen USA 2013, Cassidy Wolf. 

Di Inggris, sindikat kriminal dari Filipina menyamar sebagai wanita muda menarik untuk menjerat korban pria. Kemudian dia mengancam menyebarkan gambar atau video porno eksplisit mereka kecuali korban mereka membayar sejumlah uang.

Di Indonesia, komplotan “jagal babi” asal Cina yang ditangkap di Batam menjalankan modus love scamming. Mereka memeras korban dengan rekaman video call seksual. Hasilnya? Keuntungan fantastis Rp20,9 miliar dalam setahun.

Tips menghadapi sekstorsi

Untuk menghindari ancaman sekstorsi, netizen perlu waspada. Kombes Reinhard Hutagaol dari Dittipidsiber Bareskrim Polri menyarankan melalui Siber TV di kanal YouTube. Kombes menyarankan agar kita mengabaikan segala permintaan pelaku sekstorsi dan segera melaporkannya ke polisi. 

Jangan pernah melayani ajakan percakapan dengan pelaku. Jika sudah telanjur menjadi target, informasikan kepada teman-teman serta tutup akun media sosial. Penting juga untuk membuat broadcast bahwa gambar atau video porno yang tersebar bukan asli atau seseorang mengambilnya tanpa izin.

Lewat kesadaran dan tindakan kolektif, kita bisa menghadapi ancaman sekstorsi. Terutama untuk melindungi diri dari jerat pemerasan seksual di dunia maya via video porno seperti yang terjadi di Tangerang Selatan. 

Ingat, ini bukan sekadar ancaman individual, tetapi fenomena yang memerlukan perhatian serius dari semua pihak. Khususnya untuk menciptakan lingkungan online yang lebih aman dan nyaman.

Penulis: Asep K Nurzaman

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA Miss Hebihime dan Bisnis Konten Porno Rumahan yang Melenakan dan analisis menarik lainnya di rubrik ESAI.

Exit mobile version