MOJOK.CO – Ramai-ramai soal foto perempuan Indonesia berhijab tahun 1700 kok ditanggapi dengan bully-an? Kalian nggak tahu, ya, kalau itu bisa jadi beneran?
Sebagai mahasiswa Sejarah dan Peradaban Islam, saya selalu tertarik terhadap isu-isu berbau sejarah, apalagi kalau ada embel-embel Islamnya. Rasanya fatal sekali kalau saya melewatkannya. Terlebih, kalau perkara sejarah tersebut adalah sesuatu yang sangat menakjubkan dan bisa bikin para sejarawan yang sudah almarhum bangkit dari kubur karena enggan ketinggalan info.
Baru-baru ini beredar viral sebuah foto berwarna hitam-putih yang menunjukkan potret seorang perempuan berhijab. Pengunggah awal foto itu adalah akun Twitter @bundaathira.
Konon, menurut akun tersebut, itu adalah foto perempuan Indonesia berhijab pada tahun 1700 dan tersimpan rapi di Perpustakaan Leiden! Tentu, dada saya berdebar-debar membacanya. Ini penemuan sejarah yang sangat luar biasa.
Bayangkan, ribuan sejarawan dan ribuan buku sejarah menjadi seketika keliatan nggak berguna. Sebab, mereka nggak pernah tau info sepenting ini. Saya jadi bertanya-tanya, apa aja sih yang dikerjain para sejarawan selama ini, kok bisa-bisanya mereka dikalahkan oleh seorang pengguna Twitter?
Pak Anhar Gonggong dan Pak Bonnie Triyana ke mana aja, nih? Terus Mas Muhammad Iqbal, sejarawan kiwari cum penulis Mojok, juga gimana, sih? Masa belajar sejarah bertahun-tahun, baca buku tebal-tebal, dan kunjungan ke situs-situs, tapi nggak pernah tau info segenting ini? Itu, kan, keterlaluan namanya!
Saya juga kecewa dengan dosen-dosen saya, kenapa bisa-bisanya mereka tidak tahu menahu soal data sejarah yang sangat amat luar biasa penting ini dan menyampaikannya pada kami, para mahasiswa?
Memang, sih, foto itu kemudian jadi bahan perdebatan netizen. Ada yang membuli habis-habisan si pengunggah foto karena menganggapnya hoaks belaka. Namun, ada pula yang percaya dan sangat bangga dengan terkuaknya sejarah baru tersebut. Sampai tulisan ini pertama kali saya mulai, ada lebih dari 3.000 orang yang menyukai twit foto perempuan Indonesia berhijab tahun 1700 itu—meski kini sudah dihapus sama sekali. Tapi yang jelas, ini menunjukkan betapa tingginya minat orang-orang terhadap kegoblokan fakta sejarah.
Para perisak itu rata-rata berargumen bahwasanya foto itu jelas bohongnya karena, yah, mana mungkin sudah ada foto tahun 1700? Lah wong Joseph Nicephore Niepce, orang pertama yang menghasilkan foto lewat penggunaan kamera, baru melakukannya pada tahun 1816, kok!
Saya kira para perisak itu kelewat terburu-buru. Seharusnya mereka mendahulukan tabayyun, husnuzhan, dan banyak belajar lagi. Jangan langsung merisak dan meledek seolah mereka paling tahu soal sejarah, lah.
Dalam kajian sejarah, ada empat langkah yang mesti ditempuh, yaitu heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Heuristik atau pengumpulan data adalah langkah pertama yang mesti dilakukan ketika meneliti sejarah.
Nah, sebelum mencaci-maki macam-macam dan menertawai si pengunggah foto, ada baiknya para netizen mengklarifikasi dulu kepada akun @bundaathira soal metode pengumpulan data yang beliau lakukan.
Barangkali, beliau menemukan data ini dari hasil tanya-tanya kepada makhluk di semesta paralel, di mana di semesta tersebut pada tahun 1700 memang sudah ditemukan teknologi kamera. Atau, bukan tidak mungkin beliau bertemu seorang alien mahapintar pada suatu hari yang memberinya selembar foto bersejarah tersebut. Siapa tahu, kan?
Kalau betul demikian, tentu saja beliau tidak berhak dirisak. Sebaliknya, kita mesti mengalungkan kembang tujuh rupa ke lehernya. Beliau juga patut Pak Jokowi undang ke Istana Negara dan, kalau perlu, diangkat menjadi Duta Sejarah.
Bagaimanapun, beliau telah menemukan metode penelitian sejarah termutakhir. Beliau menunjukkan bahwa sumber sejarah bukan hanya berupa dokumen, situs, atau hasil wawancara para saksi sejarah, melainkan bisa juga berbentuk info dari makhluk di semesta paralel dan alien.
Dengan penemuan anyar ini, kita harus meminta kepada Michael H. Hart yang sudah sepuh itu untuk merevisi judul buku terkenalnya menjadi The 100+1: A Ranking of the Most Influential Persons in History. Nama Lulu Basmah alias @bundaathira pun jelas sangat layak masuk dalam daftar buku fenomenal tersebut.
Jadi, sudah teranglah perkaranya. Orang-orang yang meragukan keaslian foto tahun 1700 tersebut, apalagi sampai membuli si pengunggah foto perempuan Indonesia berhijab itu, tentu hanya orang-orang yang anti Islam saja. Mereka begitu itu, ya, karena tidak mau menerima fakta sejarah yang dengan telak memperlihatkan bahwa kejayaan Islam ini telah eksis di bumi Nusantara sejak lama.
Kalian juga harus tahu, ya, syariat hijab itu memang sudah ada sejak seribu tahun silam, kok. Jadi, nggak perlu heran-heran banget, lah, kalau ada foto perempuan Indonesia berhijab pada tahun 1700. Apa sih yang nggak mungkin bagi orang-orang yang beriman tapi tanpa ilmu? Foto Kartini berhijab dan Candi Borobudur buatan Nabi Sulaiman aja banyak yang percaya.
Terus, kalian juga jangan malah menyalahkan orang-orang semacam @bundaathira, dong. Niat beliau baik belaka, kok; hanya ingin menyebarluaskan sejarah-sejarah soal Islam yang banyak disembunyikan oleh orang-orang anti-Islam. Perkara data yang beliau dapat adalah hasil curi dengar dari makhluk semesta paralel dan alien, itu kan lain hal. Yang penting, niatnya sudah baik!
Memangnya kalian, bisanya cuma membuli dan menghina, tapi nggak pernah berbuat apa-apa untuk kepentingan nusa bangsa dan agama? Kalau belum mampu menyumbang jasa apa-apa, mendingan diem aja, deh!
Daripada melulu merisak beliau dan mengatainya telah membodoh-bodohi umat Islam dengan menyebarluaskan foto hoaks, lebih baik kalian ambil wudu, salat, lalu doakan dalam sujud agar beliau masuk surga firdaus karena telah memberitahu umat fakta sejarah yang amat dahsyat ini.
Orang-orang seperti @bundaathira inilah yang bikin saya kadang minder sebagai mahasiswa Jurusan Sejarah. Saya jadi berpikir untuk berhenti kuliah saja, lalu fokus main Twitter, bikin tab baru untuk gugling dengan kata kunci “foto berempuan Indonesia berhijab zaman dulu”, mengunduh salah satu gambar, mengunggahnya menjadi twit sambil menulis caption:
“Subhanallah, inilah fakta sejarah yang ditutup-tutupi! Ternyata perempuan Nusantara sudah berhijab sejak tahun 500 SM. Masyaallah. Viralkan!!!!!1!!!1!!!!!”