Skincare Bagi Laki-Laki dan Gengsi yang Menyelimuti

MOJOK.COSiapa bilang skincare itu hanya diciptakan untuk kaum perempuan saja? Laki-laki juga butuh skincare, loh. Kan laki-laki juga punya kulit~

Kegandrungan kaum hawa akan produk kecantikan, akhirnya menjadikan perkembangan produk-produk ini sebagai sebuah tren revisi dari dosen pembimbing yang tidak ada habisnya. Begitu banyak brand internasional maupun brand lokal yang menawarkan berbagai jenis produk yang tidak hanya terfokus pada kosmetik, namun juga merambah pada perawatan kulit. Untuk memudahkan membedakan kedua hal ini, kita biasa menyebutnya sebagai skincare.

Meski lelaki juga sama-sama memiliki kulit seperti perempuan, namun hingga saat ini, masih banyak laki-laki yang menganggap bahwa skincare tercipta hanya diperuntukkan bagi kaum perempuan. Lantas, kesan yang muncul ketika lelaki rutin menggunakan skincare adalah: nggak ‘laki’.

Hadeeeh, begini, ya, Mas….

Esensi dari yang namanya skincare itu kan untuk perawatan kulit. Laki-laki juga punya kulit, kan? Bahkan menurut penelitian, laki-laki justru memiliki kulit yang lebih tebal sekitar 15-20 persen dari kulit perempuan. Terkait hal ini, akhirnya banyak bermunculan produk skincare yang diciptakan khusus untuk kaum adam. Ini artinya apa, Mas?

Artinya, hal ini menandakan bahwa laki-laki juga butuh untuk merawat kulitnya mulai dari ujung kaki sampai ujung kulon kepala. Bahkan karena laki-laki punya kulit yang lebih tebal, maka masalah kulit ini butuh perhatian khusus. Skincare juga bukan semata-mata untuk memperbaiki penampilan laki-laki saja, loh. Namun ia juga mampu untuk menjaga kesehatan kulit masing-masing. Lagipula, setiap orang kan pengin penampilannya terlihat ‘baik’ saat bertemu dengan orang lain. Lalu apa salahnya jika kita berinvestasi dengan melakukan perawatan pada kulit kita?

Tapi kan, tetap saja nggak ‘laki’ banget kalau sebelum beraktivitas, kami harus berlama-lama pakai produk skincare ini lah, itu lah. Jelas, itu nggak ada simpel-simpelnya!!!

Iya, saya paham kalau hamper semua lelaki tidak menyukai yang namanya keribetan. Saya juga nggak suka dibikin ribet, karena saya sukanya kemewahan. Namun, tentu saja hal ini tidak dapat dijadikan alasan untuk bersikap tidak peduli dengan kesehatan kulit kita sendiri. Yang dimaksud melakukan perawatan kulit pun, juga bukan berarti mengharuskan lelaki untuk menggunakan krim malam setiap sebelum tidur, menggunakan masker wajah sebanyak dua kali dalam seminggu, apalagi rutin bolak-balik perawatan di klinik kecantikan. Kalau kayak gini sih, selain ribet dan nggak hemat waktu, juga nggak hemat di kantong.

Namun, kita sudah dapat dikatakan merawat kulit, ketika kita telah menyempatkan diri untuk melakukan perawatan dasar. Seperti: mencuci muka dengan sabun muka minimal dua kali sehari, menggunakan sunscreen maupun pelembab sebelum beraktivitas di luar ruangan—terutama bagi yang memiliki kulit kering. Selain itu, tidak lupa gunakan pelengkap skincare seperti deodorant maupun parfum supaya penampilan semakin cihuy!

Contoh aktivitas perawatan yang sederhana tersebut, sebaiknya dijadikan sebagai rutinitas bagi kaum lelaki supaya mampu memperlihatkan penampilannya yang paling paripurna. Tenang saja, bagi kaum laki-laki aktivitas ini alih-alih disebut ‘dandan’, padanan kata yang lebih sesuai untuk menyebutnya adalah ‘grooming’. Dalam konteks ini, grooming berarti merawat diri. Jadi kalau ada yang ngejek kita lagi ‘dandan’, langsung sangkal saja. Katakan bahwa kita sedang : grooming.

Kembali pada kesan nggak ‘laki’ dengan aktivitas merawat diri ini, coba saja kita lihat beberapa public figure di Indonesia yang menggunakan produk skincare namun mengenai aktivitasnya tidak perlu dipertanyakan lagi ke’laki’annya.

Misalnya Marshall Sastra, lelaki yang gemar traveling berkeliling Indonesia ini, memiliki segudang aktivitas yang berkaitan dengan alam dan dikenal memiliki adrenalin serta jiwa petualang yang tinggi. Aktivitas yang kurang ‘laki’ apa coba? Meski begitu, nyatanya ia juga ditunjuk sebagai brand ambassador untuk salah satu klinik kecantikan terkenal yang ada di Indonesia.

Selain itu, ada pula Bambang Pamungkas ataupun Rio Dewanto. Sosok yang pertama adalah seorang atlet sepak bola, sedangkan sosok kedua adalah seorang aktor. Keduanya sering muncul di layar kaca dengan menjadi bintang iklan produk skincare khusus pria. Lantas, apakah ada yang kemudian meragukan ke’laki’annya?

Terus, artinya apa? Ya, wajar lah, itu kan cuma strategi marketing, doang~

Eits, tunggu dulu. Memang tidak salah kalau kita mengatakan hal ini merupakan salah satu strategi marketing semata. Tapi, mbok ya, kalau memandang segala sesuatu itu dari sisi yang lebih menyeluruh juga, dong, Mas. Toh yang mereka lakukan juga merupakah cara untuk mengajak kaum laki-laki supaya jangan sampai melupakan kesehatan kulit masing-masing namun tetap bisa menjalankan aktivitas sehari-hari.

Sebentar, tapi banyak loh perempuan yang bilang bahwa mereka suka dengan laki-laki yang apa adanya. Jadi nggak perlu lah laki-laki berusaha keras untuk melakukan perawatan.

Hahaha, banyak juga loh laki-laki yang bilang suka perempuan apa adanya. Tapi nyatanya?

Begini ya, Mas. Jika kamu terlahir sudah rupawan layaknya Chris Evans maupun Adam Levine, sih, nggak masalah. Sah-sah saja kalau kamu mau kayang atau jungkir balik 45 kali, haqqul yaqin, masih tetap banyak perempuan yang suka.

Maksud saya begini, betul ketampanan itu relatif dan selera setiap orang juga berbeda-beda. Namun naluri manusia pada dasarnya menyukai seseorang yang memberikan impresi awal baik, bersih, wangi, dan rapi. Jadi, meskipun kita nggak ganteng-ganteng amat, tapi penampilan kita sanggup bikin nyaman orang-orang di dekat kita dan betah ngobrol berlama-lama dengan kita.

Nah, untuk menciptakan impresi tersebut, akan butuh tenaga ekstra, jika kita tercipta dengan rupa yang biasa-biasa saja apalagi wajah kusam dan mudah kumus-kumus. Apalagi senang melakukan aktivitas berat—sehingga mudah bau badan. Maka, membiasakan diri untuk merawat diri adalah sebuah investasi untuk menjadikan orang-orang di sekitar kita nyaman dengan keberadaan kita—dan pengin dekat-dekat kita terus. Ingat, memiliki jaringan pertemanan yang luas juga rezeki, loh. Perkara jika nanti dapat jodoh dari pertemanan tersebut, ya anggap itu sebagai bonus.

Exit mobile version