MOJOK.CO – Seminggu yang lalu, 1.967 CPNS mengundurkan diri setelah lulus seleksi. Apa yang sebenarnya terjadi di balik fenomena ini?
Belum lama ini, bahkan belum ada 1 minggu, dunia kepegawaian Indonesia tersentak. Pasalnya, ada 1.967 Calon Pegawai Negeri Sipil mengundurkan diri. Mereka mundur setelah lulus seleksi nasional. Siapa yang tidak kaget melihat angka tersebut.
Jelas, 1.967 itu angka yang besar. Apalagi mengingat setiap tahunnya, ratusan ribu orang berlomba untuk mendapatkan kursi CPNS. Mereka bersaing dengan harapan mengamankan masa depan. Wajar, karena masih banyak orang yang yakin ini profesi yang stabil dan masih prestisius.
Pertanyaannya, mengapa begitu banyak CPNS memilih mundur sebelum sempat memulai tugas? Apa yang sesungguhnya terjadi?
Antara mimpi dan kenyataan
BKN RI, lewat kanal YouTube resmi mereka, sempat menyampaikan alasan 1.967 CPNS mengundurkan diri. Katanya, ketidaksesuaian ekspektasi dengan realita menjadi alasan utama.
Jadi, saat proses seleksi, banyak peserta yang terbuai oleh gambaran tentang “hidup mapan sebagai PNS”. Para pencari kerja ini belum atau tidak benar-benar memahami dinamika kerja yang akan mereka hadapi.
Saat akhirnya lolos dan mendapatkan Surat Keputusan (SK) Penempatan, sebagian besar dari mereka merasa “terkejut”. Mereka terkejut setelah melihat beban kerja yang tinggi, tuntutan administrasi, hingga penempatan di daerah terpencil yang jauh dari keluarga.
Ada yang ditempatkan di pelosok dengan akses terbatas dan jauh dari pusat kota. Kondisi ini membuat para CPNS ini sulit bertemu keluarga. Mereka juga harus menghadapi tantangan kehidupan baru yang sebelumnya tidak mereka perhitungkan. Setidaknya itu yang saya tahu.
Bayangan CPNS tentang beban kerja vs gaji awal
Tak hanya soal lokasi, gaji awal juga menjadi salah satu pertimbangan utama yang memicu pengunduran diri. Sebagai CPNS, mereka menerima gaji 80% dari gaji pokok PNS.
Pembaca perlu mengetahui bahwa di beberapa daerah, angka gaji ini belum bisa mencukupi kebutuhan harian. Apalagi jika harus membiayai akomodasi tambahan karena lokasi kerja yang jauh dari tempat tinggal asal.
Realita ini menjadi tamparan keras. Terutama bagi mereka yang sebelumnya sudah bekerja di sektor swasta dengan penghasilan lebih tinggi. Hal ini juga menyentak mereka yang memiliki alternatif karier lain yang lebih menjanjikan dari sisi finansial.
Baca halaman selanjutnya: Seribu lebih CPNS mengundurkan diri. Kenapa, ya?
Perubahan prioritas CPNS dan tawaran karier lain
Proses rekrutmen CPNS, yang bisa memakan waktu berbulan-bulan, membuat dinamika kehidupan para pelamar berubah drastis. Selama masa tunggu pengumuman, banyak di antara mereka yang mendapat tawaran kerja lain. Baik di perusahaan swasta, lembaga internasional, atau bahkan membuka usaha sendiri.
Ketika akhirnya mendapat panggilan untuk proses pemberkasan, mereka menghadapi pilihan sulit. Antara tetap melanjutkan jalur CPNS dengan segala konsekuensinya atau melanjutkan perjalanan karier yang sudah mulai mereka bangun di luar jalur pemerintahan.
Bagi sebagian besar dari 1.967 orang itu, keputusan berat ini akhirnya bermuara pada pilihan untuk mengundurkan diri. Mereka pilih mengejar jalur karier yang lebih sesuai dengan minat, potensi, dan gaya hidup.
Tekanan sosial dan keputusan yang bukan dari hati
Fenomena lain yang menarik adalah adanya peserta yang mendaftar CPNS bukan atas keinginan pribadi. Mereka “menjajal keberuntungan” karena dorongan keluarga, tekanan sosial, atau sekadar ikut-ikutan teman. Di sebagian masyarakat kita, PNS adalah simbol keberhasilan sosial, stabilitas, dan jaminan masa tua.
Namun, setelah melewati berbagai tahapan seleksi yang panjang dan melelahkan, mereka mulai bertanya pada diri sendiri. “Apakah ini benar-benar jalan hidup yang saya inginkan?”
Bagi mereka yang akhirnya jujur pada diri sendiri, keputusan untuk mundur, meskipun berat, adalah bentuk keberanian. Mereka memilih jalan hidup yang lebih autentik.
Sanksi dan evaluasi dari pemerintah
Tentu saja, pengunduran diri ini tidak tanpa konsekuensi. BKN RI menegaskan bahwa sesuai regulasi, CPNS yang mundur akan kena sanksi larangan mengikuti seleksi selama satu periode rekrutmen berikutnya.
Selain itu, pemerintah juga berkomitmen untuk melakukan evaluasi terhadap sistem rekrutmen CPNS. Tujuannya supaya proses seleksi tidak hanya mempertimbangkan kemampuan akademik atau teknis, tetapi kesiapan mental dan komitmen jangka panjang.
Ada rencana untuk memperkuat sosialisasi tentang tugas, tantangan, hingga kemungkinan penempatan kerja sebelum pendaftaran dibuka. Jadi nanti peserta benar-benar paham dan siap dengan pilihan mereka.
Belajar dari fenomena 1.976 CPNS mundur: Karier sebagai pilihan hati
Lebih dari sekadar statistik, fenomena 1.967 CPNS mundur ini menyampaikan pesan yang jauh lebih dalam. Bahwa karier bukan hanya tentang mencari pekerjaan yang aman atau prestisius di mata orang lain. Karier adalah menemukan jalan yang selaras dengan panggilan hati, passion, dan nilai-nilai hidup seseorang.
Menjadi PNS adalah pilihan mulia. Ini adalah bentuk pengabdian untuk negara dan masyarakat. Namun, seperti semua pilihan hidup lainnya, ia membutuhkan kesiapan mental, ketulusan, dan komitmen jangka panjang.
Dunia kerja yang terus berubah. Profesi baru terus bermunculan dan peluang kerja menjadi lebih dinamis. Pergeseran ini membuat generasi muda Indonesia kini berhadapan dengan tantangan untuk memilih. Mereka harus memilih yang “baik di atas kertas” dan “benar untuk diri mereka sendiri”.
Dan mungkin, di situlah letak makna sejati dari perjalanan membangun karier.
Penulis: Ofanto
Editor: Yamadipati Seno
BACA JUGA CPNS Solo Nelangsa Menanti Pengangkatan: Terlanjur Resign, Tabungan Menipis buat Kebutuhan dan Menanggung Ibu dan catatan menarik lainnya di rubrik ESAI.
