Mark Twain, Punk, Bakwan - Mojok.co
  • Kirim Artikel
  • Terminal
Mojok
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Cerbung
  • Movi
  • Podcast
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Cerbung
  • Movi
  • Podcast
No Result
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
  • Kilas
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Cerbung
  • Movi
  • Podcast
Home Esai

Mark Twain, Punk, Bakwan

Sabda Armandio oleh Sabda Armandio
27 Oktober 2016
0
A A
Mark Twain, Punk, Bakwan

Mark Twain, Punk, Bakwan

Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

Mark Twain, penulis yang amat berbakat bikin orang tertawa, pada 1880 menerbitkan A Tramp Aboard, sebuah autobiografi tentang perjalanannya bersama temannya Harris (aslinya bernama Joseph Twichell).

Keahlian guyonnya membuat saya berkesimpulan: siapa pun yang kepingin bikin buku jalan-jalan, hendaknya meniru buku ini. Dari buku ini pula kita mengerti kenapa Mark Twain bisa menemukan hal lucu dari sudut mana saja. Selain minatnya terhadap bahasa, itu juga karena dia punya banyak teman.

Saya juga punya banyak teman. Bakwan atau risol yang hendak saya makan, misalnya, biasanya saya namai dulu. Namanya harus bagus dan punya makna yang dalam, boleh dari bahasa Ibrani atau Sunda. Ada banyak situs yang dengan baik hati merangkum nama-nama indah dari berbagai bahasa plus artinya. Dengan memiliki nama, seperti halnya boneka beruang atau anjing peliharaan, gorengan-gorengan itu resmi menjadi teman saya.

Meski singkat, pertemanan kami cukup intens. Setelah saya kunyah pelan-pelan, lalu saya telan, selesai sudah peran mereka sebagai teman. Saya akan selalu mengenang mereka: Cindy, Athena, Jatmiko, Johan, Yumeko, Barbara, Tjasmito, Rudi, Kurniawan.

Hingga suatu hari saya bertemu beliau, yang akhirnya mengubah persepsi saya mengenai “teman”.

Baca Juga:

Bala-bala Gengster dari Bandung, Gorengan Jumbo Pengantar Tidur

Hari-Hari Seragam PNS Kementerian Keuangan

Es Goreng Rasa Mellow van Yogyakarta

Mulanya kami hanya bertemu di media sosial. Beliau berjualan buku bekas secara online. Beliau, seperti mereka yang saya temui di media sosial, hadir dengan meminjam fisik Gojira, komputer saya. Kadang beliau meminjam tubuh Wawan Airlangga, ponsel pintar saya. Saat itu saya masih merasa aman berkomunikasi dengan beliau, sebab kami hanya saling balas twit atau tanggap-menanggap komentar di status Facebook.

Sampai saya memutuskan untuk membeli dagangan beliau.

Dua hari kemudian buku itu datang bersama sebuah zine fotokopian. Beli buku berbonus zine, usaha yang bagus untuk membuat saya terkesan. Zine beliau berisi kumpulan cerita pendek dari orang-orang yang beliau temui di media sosial; orang-orang yang juga punya blog dan secara rutin memperbaharui kontennya.

Zine itu juga memuat ilustrasi dan dihiasi sampul yang, yah, menyiratkan pemberontakan. Kaleng susu pun akan terlihat memiliki jiwa pemberontak jika dipasangi logo Black Flag.

Setelah kedatangan kiriman itu, kami mengobrol lewat aplikasi obrolan. Begini kira-kira obrolannya (B untuk Beliau, S untuk Saya).

B: Rabu 18.47
“mzdio”

B: Rabu 18.48
“hhe”

S: Rabu 18.49
“ya, da apa mz?”

B: Kamis 13.43
“gpp”

B: Kamis 13.44
“hhe”

B: Kamis 17.28
“ada ga?”

S: Kamis 17.29
“ada apa ni?”

B: Kamis 17.30
“itu”

Percakapan tidak pernah berlanjut hingga dua atau tiga hari ke depan. Lalu beliau akan melanjutkan percakapan tanpa maksud yang penting dengan pola serupa. Menakjubkan.

Setelah akhirnya percakapan kami berkembang, saya jadi tahu beberapa hal tentang beliau: suka menggambar, tinggal di sekitar Pamulang, dan… cuma segitu yang saya tahu. Singkatnya, kami memutuskan untuk berkolaborasi. Saya punya cerita dan beliau bisa menggambar, kenapa kami tidak membuat komik? Dan ide ini tentu membuat kami harus bertemu.

Siang yang membikin deg-degan itu tiba. Saya tidak tahu apa yang beliau pikirkan sebelum bertemu saya, tetapi saya tahu apa yang saya pikirkan tentang beliau: bakwan.

Di luar dugaan, ternyata beliau, secara fisik, manusia sungguhan. Bukan bakwan. Semula saya kira saya hanya bisa berteman dengan gorengan dan semua akun yang saya temui di jejaring sosial adalah bakwan. Sementara ini sungguhan. Bukan apa-apa, ini semacam mekanisme pertahanan diri, lumrah dimiliki manusia.

Jika Mark Twain adalah orang paling lucu di Amerika, beliau ini orang paling rendah hati yang pernah saya kenal.

Suara beliau amat kecil dan dengan kebiasaan menghilangkan objek dan keterangan dalam kalimat, yang semula saya kira hanya berlaku dalam chat untuk menghemat karakter tapi ternyata juga diterapkan dalam percakapan sehari-hari, membuat potensi beliau melukai lawan bicaranya akibat salah ucap hanya 0,1%. Sekaligus mencerminkan pembangkangan dengan cara yang santun.

Beginilah seharusnya punk.

Beginilah cara menjatuhkan pemerintahan yang efektif. Beginilah menghadapi gubernur sableng. Kalau beliau berhadapan dengan Harto di tahun 1987, niscaya Harto segera menyerahkan jabatan presiden kepada beliau. Menyerah tanpa syarat.

Belakangan beliau banyak membantu teman-temannya membuat ilustrasi buku. Ilustrasi beliau bisa ditemukan dalam kumpulan cerpen Bakat Menggonggong karya Dea Anugrah, pensiunan wota yang tahun depan akan mendapat gelar Putra Daerah Terbaik Bangka (semangat, Dea!), juga di sampul novel Kiat Sukses Hancur Lebur-nya Kak Martin Suryajaya yang pandai, dan lainnya.

Suatu hari Paman Yu, pria flamboyan yang berpura-pura menjadi Yusi Avianto Pareanom yang kumcernya sering dipakai Man Dhani untuk menggiring cewek-cewek ke dalam pelukannya, menanyakan nomor rekening kepada beliau untuk keperluan membayar honor pembuatan sampul novel Kiat Sukses Hancur Lebur. Beliau memberi nomor dan nama pemilik rekening.

“Ini ‘S’-nya apa?” tanya Paman Yu.
“Nanti juga tahu sendiri. Hhe,” jawab beliau.

Bayangkan sebuah daratan yang dilanda tuarang bertahun-tahun, lalu bayangkan sebongkah awan kumulonimbus berbentuk kawanan domba sedang pesta bujang tersesat di atasnya, menumpahkan air. Byur.

“Adapun nama Mas Teg yang asli adalah Teguh Sabit…. Ntap!”

Pesan dari Paman Yu di bulan Juli 2016 itu menambah sedikit pengetahuan saya tentang beliau. Bahkan penyelam profesional pun tak akan sanggup mengira-ngira kedalaman beliau. Minimal kini saya sudah bisa menyebutkan nama lengkap beliau sehingga saya tidak merasa bersalah mengaku-aku sebagai teman beliau.

Terakhir diperbarui pada 10 Maret 2021 oleh

Tags: #PekanTemanbakwanfeaturedmark twain
Sabda Armandio

Sabda Armandio

Artikel Terkait

Pak Ade Toha jualan bala-bala mojok.co

Bala-bala Gengster dari Bandung, Gorengan Jumbo Pengantar Tidur

17 Januari 2022
Hari-Hari Seragam PNS Kementerian Keuangan

Hari-Hari Seragam PNS Kementerian Keuangan

16 Mei 2017
Es Goreng Rasa Mellow van Yogyakarta

Es Goreng Rasa Mellow van Yogyakarta

15 Mei 2017
Membubarkan NU Lebih Mudah daripada Membubarkan HTI

Membubarkan NU Lebih Mudah daripada Membubarkan HTI

15 Mei 2017
Misteri Sarung Cap Kaki Empat

Mixtape untuk Ahok

14 Mei 2017
Tahu Apa Kamu tentang Apa yang Bikin Cewek Bahagia?

Mojok Adalah Diri Saya yang Lain

26 Maret 2017
Pos Selanjutnya
Menjadi Absurd Bersama Mahasiswa Entrepreneur Legendaris: Rusli Hariyanto

Menjadi Absurd Bersama Mahasiswa Entrepreneur Legendaris

Komentar post

Terpopuler Sepekan

Mark Twain, Punk, Bakwan

Mark Twain, Punk, Bakwan

27 Oktober 2016
Garuda Pancasila, Sudharnoto

9 Fakta Pencipta Lagu Garuda Pancasila yang Tersingkir dari Sejarah

26 Juni 2022
Lokasi 18 SPBU di Jogja untuk uji coba MyPertamina

Lokasi 18 SPBU di Jogja yang Jadi Tempat Uji Coba MyPertamina untuk Roda Empat

30 Juni 2022
kecurangan SBMPTN

Polisi Amankan 15 Pelaku Kecurangan SBMPTN di UPN Veteran Yogyakarta

28 Juni 2022
baskara aji mojok.co

Soal Jam Malam, Sultan Minta Menyeluruh di Jogja

24 Juni 2022
Pertamina dan aplikasi MyPertamina yang bikin ribet rakyat kecil! MOJOK.CO

MyPertamina dan Logika Aneh Pertamina: Nggak Peka Kehidupan Rakyat Kecil!

29 Juni 2022
Kasman Singodimedjo tagih janji ke Sukarno sial Piagam jakarta

Kasman Singodimedjo, Menagih Janji 7 Kata Piagam Jakarta pada Sukarno

26 Juni 2022

Terbaru

money heist korea mojok.co

3 Pemeran Money Heist Korea Ceritakan Tantangan dan Momen Paling Berkesan Saat Produksi

1 Juli 2022
Tjipto Mangoenkoesoemo [Bag.2]: Anti Raja dan Anti Kolonial

Tjipto Mangoenkoesoemo [Bag.2]: Anti Raja dan Anti Kolonial

1 Juli 2022
laman mypertamina eror mojok.co

Laman MyPertamina Eror, Sejumlah Warga Jogja Batal Daftar Pembelian BBM Subsidi

1 Juli 2022
provinsi baru mojok.co

Tiga Provinsi Baru di Papua Disetujui DPR, Persiapan Mulai Dijalankan  

1 Juli 2022
roy suryo mojok.co

Roy Suryo Diperiksa 3 Jam di Polda Metro, Bantah Akun Twitternya Disita

1 Juli 2022

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
DMCA.com Protection Status

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Cerbung
  • Movi
  • Podcast
  • Mau Kirim Artikel?
  • Kunjungi Terminal

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In