Ketika Oppa Kesayanganmu Terseret Kasus Pedofil: yang Perlu Dipetik dari Skandal Kim Soo Hyun

Kim Soo Hyun, Skandal Pedofil Menjadi Sisi Gelap Korea Selatan MOJOK.CO

Ilustrasi Kim Soo Hyun, Skandal Pedofil Menjadi Sisi Gelap Korea Selatan. (Mojok.co/Ega Fansuri)

MOJOK.COKim Soo Hyun, tertuduh pedofil yang menyebabkan Kim Sae Ron bunuh diri, sekali lagi menunjukkan gelapnya industri hiburan Korea Selatan.

Gimana rasanya kalau Oppa kesayanganmu terjerat skandal pedofil yang bikin kamu mual-mual?

Industri hiburan Korea Selatan sedang heboh oleh berita Kim Soo Hyun. Bagaimana tidak, aktor termahal dengan wajah kalem dan citra green flag itu ternyata pedofil. Tak main-main. Dia dan agensi yang dia dirikan (Gold Medalist) telah menyebabkan Kim Sae Ron (25) bunuh diri.

Membaca keterangan pihak keluarga dan bukti-bukti yang sudah beredar, Kim Soo Hyun (27) pernah berpacaran dengan Kim Sae Ron yang saat itu masih berusia 15 tahun. Memacari anak di bawah umur adalah tindakan ilegal dan tidak bermoral.

Kesempurnaan Kim Soo Hyun dan skandal pedofil

Public figure, di mana saja, pasti akan selalu menjadi bahan pemberitaan dan sorotan. Tapi memang, seperti ada sesuatu yang membuat skandal aktor Korea semakin panas, melebihi skandal di negara lain. Padahal, ya sama-sama skandal dan dosa, seperti skandal Kim Soo Hyun ini. 

Pertama, image aktor seperti Kim Soo Hyun ini nyaris selalu sempurna. Lewat drama, film, musik, bahkan reality show, dia ini membangun image yang sangat sempurna. 

Antara image sebagai cowok tsundere yang cool dan mempesona, sampai hijau-neon alias green-flag. Pokoknya, mereka sempurna, mungkin untuk memuaskan ekspektasi para fans dan menaikkan citra di mata publik.

Kedua, pengaruh agensi. Image sempurna tentu tidak muncul begitu saja. Ada peran agensi di sana. Banyak agensi hiburan di Korsel yang memiliki kontrol penuh terhadap kehidupan para aktris maupun aktornya. 

Misalnya dari tingkah laku, tutur kata, media sosial, hingga apa yang dimakan dan siapa yang ditemui Kim Soo Hyun. Semua itu berada dalam kontrol agensi. 

Oleh sebab itu, tak heran kalau banyak orang menganggap bisnis agensi di Korea Selatan hampir sama seperti bisnis eksploitasi manusia. Agensi ini memeras manusia demi mencetak uang sebanyak mungkin. Bagi agensi, aktor, aktris, maupun idola hanyalah komoditas.

Tiga, ekosistem industri hiburan Korea tidak sehat. Sudah menjadi rahasia umum bahwa industri hiburan Korea Selatan tidak sehijau dan seglamor produk-produk yang dihasilkan. 

Di sana ranum mekar kasus kekerasan seksual, eksploitasi, narkoba, sampai perdagangan manusia. Banyaknya kasus bunuh diri, seperti di kasus pedofil Kim Soo Hyun ini adalah bukti bahwa industri hiburan Korea Selatan tidak semegah yang dipromosikan. Tapi berkat semua itu, industri hiburan Korsel sukses membangun citra prince charming yang flawless.

Dengan image aktor sesempurna itu, tak heran jika skandal selalu meledak. Banyak fans kesulitan menerima kenyataan ketika idola seperti Kim Soo Hyun jatuh dari “singgasana kesempurnaan” yang sudah dibangun sedemikian baik oleh banyak pihak. 

Efek domino dan fanatisme fans

Di Korea Selatan, efek skandal jauh lebih ekstrem dari yang terjadi di Indonesia. Di Indo, artis yang terkena skandal justru malah makin terkenal. Namanya akan muncul di mana-mana, diundang di banyak podcast, banyak exposure, dan makin banyak endorse

Sedangkan di Korea, ada cancel culture, seperti di kasus pedofil Kim Soo Hyun, yang berpotensi membuat seorang artis tidak akan pernah bisa lagi muncul di dunia hiburan. Karier mereka bisa langsung hancur seketika.

Tapi ada juga fans-fans fanatik yang tetap getol membela. Tidak peduli bukti-bukti kejahatannya sudah jelas, korban sampai depresi atau bahkan bunuh diri. Eh, banyak juga yang masih membela idola mereka. 

Image sempurna para aktor bermasalah seperti Kim Soo Hyun ini telanjur terpatri di kepala para fans. Jadi, skandal seburuk apa pun tidak bisa menghapusnya. Bukti senyata apa pun tidak bisa menghapus rasa cinta yang sudah mengakar. 

Korban skandal pedofil Kim Soo Hyun

Dari banyaknya kasus skandal yang melibatkan artis Korea, kita sering salah melihat siapa yang menjadi Korban. Banyak fans menganggap orang yang terkena skandal adalah korban. 

Iya, korban dari ganasnya pemberitaan media Korsel dan para reporternya. Ini tidak salah. Misalnya, kasus Lee Sung Kyun yang berakhir bunuh diri adalah korban dari ganasnya pemberitaan media Korea. Tapi, banyak juga skandal yang menghadirkan “korban lain”. Seperti skandal pedofil Kim Soo Hyun ini.

Menurut saya, orang yang patut disebut “korban” adalah orang yang paling dirugikan dari suatu kasus. Jadi, “Oppa” yang terkena skandal bukankah korban. Korban sebenarnya adalah seseorang yang paling dirugikan dari tindakan yang “Oppa” ini lakukan. 

Dalam kasus Kim Soo Hyun, jelas korbannya adalah Kim Sae Ron. Karena Kim Sae Ron sampai memutuskan bunuh diri tepat di hari ulang tahunnya. Parahnya, Kim Soo Hyun sebagai mantan pacar sekaligus bos agensi yang pernah menaungi Kim Sae Ron, tidak hadir di pemakaman. 

Jadi, siapa yang sebenarnya mau kita bela?

Pelajaran yang bisa kita ambil

Kita harus tahu, industri hiburan itu penuh kepalsuan. Jangankan industri hiburan, medsos saja penuh pencitraan. Manusia selalu ingin menampilkan sisi terbaik mereka. 

Mereka ingin disanjung, dipuji, dikagumi, diakui, dan dielu-elukan. Itu sudah sifat alami manusia sebagai makhluk yang paling suka mengejar eksistensi. Apalagi aktor Korea yang pekerjaannya memang berakting dan membangun citra.

Sebagai penikmat drama Korea, saya menyadari memang sulit melepaskan bayang-bayang pesona aktor yang dramanya baru kita tonton. Apalagi kalau dia tampan. 

Mereka begitu sempurna di layar kaca. Benar-benar sempurna, tanpa celah, tanpa kekurangan, tanpa noda. Tapi kita juga harus menyadari, yang sebenarnya kita kagumi itu adalah talentanya dalam berakting. Yang membuat kita jatuh cinta dan seakan tergila-gila adalah kualitas akting mereka, bukan murni “orangnya” seperti dalam kasus Kim Soo Hyun.

Jadi, jangan sampai rasa cinta kita pada idola membuat kita kehilangan moral dan akal sehat. Memacari gadis di bawah umur seperti Kim Soo Hyun dan memanfaatkannya untuk kepentingan pribadi adalah kejahatan. 

Melontarkan candaan seksis yang mengarah pada perilaku pedofilia juga tidak bermoral. Apalagi kalau sampai menyalahgunakan kekuasaan dan popularitas untuk melukai orang lain, adalah tindakan yang bejat. 

Kamu boleh jatuh cinta sama karakter di drama, tapi jangan lupa kalau itu cuma fiksi.

Penulis: Elya Ra Fanani

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA Sisi Gelap Korea Selatan: Ketika Makeup Tebal Tak Mampu Menutupi Kebusukan dan catatan menarik lainnya di rubrik ESAI

Exit mobile version