Kenapa Harus Mutusin Sepihak?

Kenapa Harus Mutusin Sepihak?

Kenapa Harus Mutusin Sepihak?

Pagi-pagi baca di timeline Twitter bikin aku kaget berat: Mojok.co mutusin aku sepihak! APA-APAAN INIII!!!

Oke, saya mulai ya catatan singkat ini, yang saya tuliskan dengan sedikit emosi. Lha wong Mojok doyannya menggelitik sanubari tersembunyi dengan tulisan-tulisannya, jadi saya sebagai pembaca berhak dong menulis dengan sedikit bumbu baper ….

Pertama, saya naksir Mojok karena namanya. Kok mirip dengan kelakuan saya yang suka duduk manis di pojokan ruang sambil menyeruput kopi dan nonton manusia lalu lalang beserta interaksinya. Kadang Mojok membingungkan (karena perbendaharaan bahasa Jawa saya superminim). Kadang bikin dahi mengernyit kalau sedang kumat nyinyirnya. Tapi, lebih seringnya cekikikan sendiri sampai ketumpahan kopi panas.

Kedua, saya ini kan orang awam, isu-isu berbau politik atau terlalu berat kadang sulit dicerna, apalagi IQ saya pas-pasan, sekadar berguna buat lulus Ebtanas dengan nilai seadanya. Konduktor saya ya warung kopi. Masalahnya, sebagai perempuan pemalas mandi, saya sering diomelin suami kalau nongkrong di warung kopi belakang untuk nimbrung ngobrol. Akhirnya ya Mojok jadi warung kopi virtual saya. Kalau bahasa bangsa Barat sana, soul food. Kalau bahasa saya, “remah peyek: biar kecil, sudah dingin pula, tapi tetap jadi rebutan.”

Ketiga, ketika hati saya sudah terpaut, ketika Twitter semakin menajam dan tak lagi hanya diisi foto-foto makanan nikmat hasil berburu di Pasar Santa tulisan-tulisan di Mojok selalu saya sambangi satu per satu hampir setiap hari. Peluk hangat saya untuk para penulis yang sudah berbagi sudut pandangnya. Saya menyukai gaya penuturan yang karismatik—yang ala Kabayan kalau di akar budaya saya.

Keempat, saya jatuh cinta. Gayung bersambut setiap ada tulisan baru yang muncul di timeline Twitter. Hiburan sekaligus renungan. Saya memang begitu anaknya, gimana dong ….

Kelima, lalu datanglah 28 Februari: saya diputuskan sepihak oleh Mojok lewat Twitter. Sama seperti pacar-pacar Mojok lainnya yang patah hati, bahkan tulisan ini pun masih dibuat dengan kumparan emosi yang tidak jelas. Lha, orang lagi gemes-gemesnya, tahu-tahu diselepet kolor disuruh pulang. KZL BAT.

Keenam, dalam keadaan kecewa, saya tiba-tiba curiga. Jangan-jangan di balik semua ini, Puthut EA sebenarnya diam-diam sudah menandatangani kontrak presenter Jejak Petualang sinetron stripping bareng Aliando Syarief.

Dan sebagaimana mantan yang tak berdaya meski nggak terima, saya tak bisa apa-apa. Ya sudahlah … mau gimana lagi. Harapan saya, suatu hari nanti Mojok kembali ke haribaan pacar-pacarnya yang sedang pada tahap baper ini. Tolong nanti kalau kembali, bawa serta juga keluarga dan penghulu, jadi minimal, ada harapan bahwa usia hubungan kita bisa semakin lebih dalam dan panjang.

Tapi tetap, Mojok ngehek. Sebel aku.

Exit mobile version