MOJOK.CO – Izin ormas FPI masih belum keluar dari Kemendagri. Agar tetap rileks, kami tawarkan pilihan lagu yang bisa dinikmati oleh Laskar FPI sembari menunggu.
Tanggal 17 Agustus mendatang, FPI akan merayakan ulang tahun ke-21. Entah dirayakan secara simbolis dengan tiup lilin atau potong tumpeng, saya belum tahu pasti.
Cuma saya khawatir, jika meniup lilin dianggap budaya Nasrani dan Yahudi, sedangkan potong tumpeng dianggap bid’ah karena tidak ada dalilnya, maka saya agak bingung opsi perayaan mana yang bisa saya usulkan.
Tetapi, dengan cara apa pun, pertambahan usia harus tetap dirayakan melalui suka cita, Terlebih angka 21 yang benar-benar keramat. Sebab usia ini merupakan masa transisi dari masa kanak menuju dewasa, setidaknya menurut Elizabeth B. Hurlock dalam Developmental Psychology: A Life-Span Approach.
Umpama FPI adalah seorang manusia, masa-masa nakal dan beringas pada usia belasan di tahun-tahun kemarin itu wajar belaka. Usia belasan sedang gagap mencari identitas atau sesekali caper di depan publik dan gebetan. Tahun ini, bisa saja FPI jadi lebih dewasa dalam bersikap dan lebih elegan dalam bertindak.
Masalahnya, jalan menuju ulang tahun ke-21 tak semudah itu. Jurang sudah membentang di depan mata sebelum perayaan benar-benar didengungkan. Surat Keterangan Terdaftar (SKT) 01-00-00/010/D.III.4/VI/2014 yang dikantongi ormas ini hanya berlaku sampai tanggal 20 Juni 2019 kemarin.
Meski perpanjangan izin sedang diusahakan dengan cara seksama dan dalam tempo sesingkat-singkatnya, ada kemungkinan upaya itu tidak terwujud.
Jumat lalu, saat wawancara bersama The Associated Press, Jokowi memberi isyarat yang kurang aduhai bahwa, “Larangan itu mungkin, jika pemerintah meninjau dari sudut pandang keamanan dan ideologi menunjukkan bahwa mereka (FPI) tidak sejalan dengan bangsa.”
Jauh-jauh sebelum kemungkinan nasib buruk FPI meluncur dari mulut Pak Jokowi, publik telah recok beradu tanda tangan melalui situs petisi daring. Dan hasil sementara, kehendak memberhentikan para laskar unggul sangat jauh.
Saat tulisan ini dibuat, petisi berjudul “Stop Izin FPI” yang digagas oleh Ira Bisyir telah ditandatangani oleh 485.670 orang, sedangkan di ring seberang, dengan jargon “Dukung FPI tetap eksis” baru terkumpul 198.764 tanda tangan. Ini masih quick count, tentu jumlah keduanya masih bisa bertambah.
Untuk meramaikan konstelasi, saya sarankan Anda segera menentukan pilihan, dengan cara membuka situsnya dan tanda tangan langsung. Jangan nitip, ini bukan presensi kuliah.
Pada masa-masa genting seperti ini, saya berusaha menyajikan pilihan lagu yang bisa dinikmati oleh Laskar FPI. Mungkin tidak membantu banyak, tapi musik selalu mencuri ruang sempit di hati kita, ia adalah tempat rehat kala penat dan jeda penting di saat genting. Anggap saja ini kado ulang tahun dari saya, meski tanpa tiup lilin atau potong tumpeng.
Hadapi Dengan Senyuman – Dewa 19
Jika M. Aan Mansyur menulis kawan adalah lawan yang tersenyum kepadamu dalam bait puisinya, maka jelas belaka itu dimaksudkan untuk Dewa 19 dan Laskar FPI.
Bagaimana tidak? Saat album Laskar Cinta (2004) meroket di pasar permusikan Indonesia, “kompetitor” tidak hadir dari grup musisi lain tapi dari FPI. Ormas ini protes dengan logo cover album Laskar Cinta yang dianggap FPI mirip-mirip kayak lafal Allah.
Jika kalian hidup pada masa-masa itu, sudah barang tentu menyaksikan baku bacot antara keduanya, kan? Kalau belum lahir, ya tinggal googling.
Seluruh lagu pada album tersebut diciptakan dari tangan dingin kak Ahmad Dhani, termasuk juga lagu ini. Garis pandang politik membuat Dhani dengan FPI jadi akrab pada akhirnya.
Rasanya lagu Hadapi Dengan Senyuman terlampau cepat digubah pada masa-masa itu—entah karena Ahmad Dhani terlampau visioner atau bagaimana, sebab jika dirilis saat FPI dalam keadaan terdesak begini, para Laskar akan merasa “cant related” dengan pasrah sekaligus mengatur strategi yang lebih mantap, mengalah untuk menang….is terutama bagian lirik:
Relakanlah saja ini
Bahwa semua yang terbaik
Terbaik untuk kita semua
Menyerahlah untuk menang
Merah – Efek Rumah Kaca
Salah satu lagu andalan di Album Sinestesia (2015), terdiri dari tiga fragmen yaitu Ilmu Politik, Lara di Mana Mana, dan Ada Ada Saja. Selain terdiri dari jumlah yang “nyunnah” banget (baca: tiga) lagu ini bisa menjadi semacam pengantar ringkas bagi FPI kelak, mencapai titik kedewasaan paripurna.
Tentu saja demikian, diawali dengan Ilmu Politik dengan lirik yang bernas sebab menyinggung laku tak acuh masyarakat kita terhadap keadaan politik, dan ini sangat kontra dengan sikap FPI yang selalu urun rembug dalam setiap hal politis.
Lalu masuk pada bagian Lara di Mana Mana, yang bisa membawa kesadaran komunal bahwa rasa sakit bisa tumbuh di mana saja, termasuk di garis perjuangan membela agama Allah.
Dan, Ada Ada saja bisa membawa perenungan bahwa tingkah mereka selama ini aya aya wae! Lihat penggalan lirik ini misalnya;
Ada-ada saja, sifat kawan kita
Dipelihara dan budidaya
Macam-macam saja, kelakuan kita
Semoga masih bisa bahagia
Dua Ratus Dua Belas (212) – Jason Ranti
Terdengar pesimis tetapi tetap nakal, salah satu lagu yang bisa membawa kehendak mengencingi dunia kian menggebu-gebu. Pemberontakan terasa sangat personal pada beberapa bagian—terutama di judul lagunya.
Saat militansi masa mulai remuk redam, Dua Ratus Dua Belas (212) adalah pemicu semangat juang yang saya rasa cukup ampuh. Lagu ini bisa didengar lewat album Sekilas Info. Berikut penggalan liriknya:
Ada sesuatu yang ingin kulanggar
Entah peraturan, entah ketetapan
Ah, persetan dengan keadaan
Kucuri kesempatan dalam kesempitan
Semoga halal, kuyakin halal
Aku tak perlu fatwa mereka
Mana yang suci, mana yang dosa?
Pulang – Float
FPI tanpa Habieb Rizieq, ibarat Barcelona tanpa Messi atau sayur tanpa garam. Ya gitu deh, hambar.
Disadari atau tidak, diakui atau tidak, pengaruh besar Imam Besar yang belum pulang-pulang turut membuat FPI kelimpungan. Ketiadaan pemimpin sebagai kepala sudah barang tentu punya akibat yang cukup fatal dalam eksekusi organisasi, meski bisa mengatur strategi dan taktik lewat WA ya tetap saja kurang mantap pol.
Dan lalu..
Air mata tak mungkin lagi kini
Bicara tentang rasa
Bawa aku pulang, rindu!
Segera!
Bad – Young Lex feat Awkarin
Tak perlu panjang lebar. Intinya: Kalian semua suci aku penuh dosa!